Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau sering disebut Wall Street bergerak positif pada perdagangan hari Selasa. Indeks acuan S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average (DJIA) melonjak ke level tertinggi baru.
Wall Street mengalami lonjakan karena investor mengabaikan ancaman tarif baru dari Presiden terpilih Donald Trump.
Advertisement
Mengutip CNBC, Rabu (27/11/2024),Indeks saham unggulan DJIA naik 123,74 poin atau 0,28% dan ditutup pada 44.860,31, berbalik arah setelah turun lebih dari 300 poin pada level terendah sesi.
Indeks S&P 500 naik 0,57% menjadi 6.021,63. Baik Dow maupun S&P 500 mencatat rekor intraday dan penutupan baru.
Sedangkan indeks Nasdaq Composite melonjak 0,63% menjadi 19.174,30.
Pada Senin malam, Trump menyerukan tarif 25% untuk produk dari Meksiko dan Kanada, serta pungutan tambahan 10% untuk barang-barang China. Ia telah mengatakan akan mengenakan tarif hingga 20% pada semua impor, dan bea tambahan setidaknya 60% pada produk dari China.
Mitra pengelola Harris Financial Jamie Cox mengatakan, pelaku pasar tampaknya mengabaikan pengumuman tersebut. Mereka memperkirakan pajak tersebut tidak akan benar-benar terlaksana, atau sudah diperhitungkan oleh para pelaku pasar.
“Pasar menjadi jauh lebih nyaman dengan prospek tarif ini yang lebih banyak berupa gertakan dan taktik negosiasi daripada implementasi aktual,” kata Cox.
“Pada dasarnya, banyak orang berpikir bahwa retorikanya jauh lebih kuat daripada tarif yang akan diberlakukan.” tambah dia.
Saham Terdampak
Produsen mobil Ford dan General Motors masing-masing turun sekitar 2,6% dan 9%. Perusahaan alkohol Constellation Brands, yang dikenal sebagian dengan bir Meksiko Corona dan Modelo, turun lebih dari 3%.
Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum Pardo mengindikasikan pada hari Selasa bahwa setiap tarif baru di negaranya akan dibalas dengan tarif balasan atas ekspor dari AS ke Meksiko.
Indeks iShares MSCI Mexico ETF (EWW) yang berisi sekeranjang saham yang terkait dengan tetangga selatan Amerika, turun lebih dari 2%.
Pergerakan ini terjadi setelah pengumuman pilihan Trump untuk menteri keuangan, eksekutif dana lindung nilai Scott Bessent, membantu memperkuat keyakinan bahwa reli pascapemilu kembali berjalan lancar.
Rapat The Fed
Investor juga menganalisis risalah rapat Federal Reserve yang dirilis Selasa sore. Bank sentral mengatakan pihaknya mengantisipasi penurunan suku bunga di masa mendatang, tetapi hanya mengharapkannya "secara bertahap."
"Dalam membahas prospek kebijakan moneter, para peserta mengantisipasi bahwa jika data keluar sesuai dengan yang diharapkan, dengan inflasi terus bergerak turun secara berkelanjutan hingga 2 persen dan ekonomi tetap mendekati tingkat kesempatan kerja maksimum, kemungkinan besar akan tepat untuk bergerak secara bertahap menuju sikap kebijakan yang lebih netral dari waktu ke waktu," demikian pernyataan risalah tersebut.
Pasar AS sepi pada hari Kamis karena libur Thanksgiving dan akan tutup lebih awal pada hari Jumat. Volume perdagangan diperkirakan akan tetap sepi.
Advertisement