Liputan6.com, Jakarta - AirAsia dituduh menggunakan mural viral di Penang, Malaysia, sebagai corak pada salah satu pesawatnya tanpa izin senimannya. Ia adalah Ernest Zacharevic, seorang warga negara Lithuania yang tinggal di Penang dan berada di balik karya seni "Anak-Anak di Atas Sepeda."
Seniman itu mengunggah foto pesawat AirAsia yang dimaksud dalam unggahan Instagram Story pada Jumat,22 November 2024, lapor The Straits Times, dikutip dari Mothership, Rabu (27/11/2024). Zacharevic menulis, "Saya rasa kita perlu bicara." Ia menandai akun Instagram AirAsia dan CEO maskapai tersebut, Tony Fernandes.
Advertisement
Berbicara pada outlet tersebut, Zacharevic menyampaikan bahwa ia pertama kali mengetahui penggunaan karya seninya oleh AirAsia melalui sebuah unggahan Instagram Story temannya. Ketika ia melihat pesawat yang dimaksud pada Jumat di Bandara Internasional Penang, ia mengambil foto dan mengunggahnya di Instagram.
Namun, ini tampaknya bukan pertama kali AirAsia menggunakan karya seni Zacharevic tanpa mendekatinya dan meminta izin. Menurut sang seniman, ia telah menghubungi maskapai tersebut sebelumnya, tapi "tidak ada hasil positif."
Meski demikian, ia menyatakan bahwa ia tidak akan menuntut secara hukum untuk melindungi hak-haknya, setidaknya saat ini. Sebaliknya, ia berencana menyelesaikan masalah ini dengan AirAsia secara langsung terlebih dahulu, ungkap Zacharevic.
"Anak-Anak di Atas Sepeda" adalah salah satu mural yang dilukis Zacharevic di sepanjang jalan di Penang pada 2012. Itu bertujuan menangkap gaya hidup yang indah, menurut The Strait Times.
Restorasi Mural
Di antara mural-mural ini, empat di antaranya dipugar pada Oktober 2024. Keempatnya adalah "Anak-Anak di Atas Sepeda," "Anak Laki-Laki di Atas Kursi," "Anak Laki-Laki di Atas Sepeda," dan "Bocah Laki-Laki dengan Dinosaurus Peliharaan."
Pekerjaan restorasi, yang sebagian didokumentasikan di Instagram Zacharevic, termasuk membarui warna mural dan membersihkan dinding tempat mural tersebut. Proses pemugaran mural juga mendorong Zacharevic untuk meluncurkan karya seninya sebagai cetakan edisi terbatas untuk pertama kalinya dalam 12 tahun.
Di unggahan Instagram pada 24 Oktober 2024, Zacharevic menulis, "Selama lebih dari satu dekade, saya menahan diri untuk tidak mengubah seni jalanan Penang saya jadi edisi tertentu atau barang dagangan. Mural-mural ini memiliki tempat khusus di hati saya, dan saya merasa mural-mural ini harus dilihat secara langsung, secara tidak sengaja ditemukan di jalan-jalan sempit George Town — seperti yang saya alami 12 tahun lalu."
Namun, selama restorasi baru-baru ini, ia menyadari betapa kota itu telah berubah. Itu telah "menghilangkan apa yang awalnya dimaksudkan oleh karya seni ini."
Advertisement
Mural Ikonis
"Melihat betapa sulitnya restorasi itu, saya memutuskan mengabadikan mural-mural itu sebagaimana adanya saat ini, menangkap bagaimana saya melihatnya sekarang sebelum waktu memudarkannya lagi," ungkap Zacharevic.
Seniman itu juga bertemu kembali dengan anak-anak yang ditampilkan dalam karya seni ikonisnya, yang kini telah dewasa, lapor Says. Mural "Anak-Anak di Atas Sepeda," yang pertama kali dilukis pada 2012 selama Festival George Town, dengan cepat jadi simbol seni jalanan Penang dan tetap jadi salah satu tempat yang paling banyak difoto di kota tersebut.
Mural ini dengan indah menangkap kegembiraan dan kebebasan masa kanak-kanak, yang beresonansi dengan penduduk lokal dan wisatawan. Zacharevic juga bertemu dengan anak yang ditampilkan dalam mural "Boy on a Motorcycle" miliknya, yang juga pertama kali ditampilkan di George Town Festival 12 tahun lalu.
Mural tersebut menggambarkan seorang anak laki-laki yang duduk di atas sepeda motor tua asli. Itu dipasang di dinding dan menyatu dengan karya seni.
Menciptakan Nilai Ekonomi
Ketua komite pariwisata dan ekonomi kreatif setempat, Wong Hon Wai, mengatakan bahwa mural-mural tersebut telah jadi landmark dan menarik wisatawan dari seluruh dunia. "Karya seni tersebut telah berkontribusi pada pengakuan Penang sebagai pusat warisan kolonial dan seni jalanan kontemporer," kata dia, lapor The Star.
"Namun, seiring berjalannya waktu, mural-mural tersebut secara alamiah telah lapuk, dan banyak penduduk serta pengunjung menyatakan kekhawatiran atas kerusakan yang terjadi secara bertahap. Menanggapi kekhawatiran penduduk setempat, kami menghubungi Zacharevic."
"Setelah berdiskusi, kami sangat senang telah mencapai kesepakatan untuk merestorasi mural-mural tersebut," ia menambahkan. Wong bercerita, masih banyak wisatawan yang mengantre untuk berfoto di depan mural di sepanjang Jalan Armenia.
"Ada tanggapan dari pemilik bisnis di daerah itu bahwa muralnya merupakan salah satu daya tarik utama di sana. Mural itu menarik banyak orang dan mereka berbelanja di toko-toko di daerah itu karena mural itu, dan ini telah menciptakan nilai ekonomi bagi lingkungan sekitar," ungkap dia.
Zacharevic mengatakan, perbaikan kecil-kecilan sudah dilakukan pada 2019, tapi restorasi kali ini lebih menyeluruh. "Tidak ada perubahan pada karya seni, namun alat peraga yang mendukung mural diperbarui. Keseluruhan proyek selesai sekitar seminggu," ujarnya pada Rabu, 25 September 2024.
Advertisement