Liputan6.com, Jakarta - Nama frugal living jadi salah satu diksi yang mulai tenar belakangan ini, terutama dalam menanggapi rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) jadi 12 persen. Lantas, apa arti frugal living?
Gaya hidup frugal living jadi perbincangan yang cukup ramai di media sosial maupun dalam obrolan-obrolan pekerja. Ini merupakan gaya hidup yang menekankan pengelolaan keuangan secara bijak dan hemat. Konsep ini berfokus pada penggunaan sumber daya secara efisien, termasuk uang, waktu, dan energi.
Advertisement
Mengutip berbagai sumber, orang yang menerapkan frugal living berusaha memaksimalkan nilai dari setiap pengeluaran mereka. Namun, frugal living bukan menjalani hidup yang terlalu irit atau pelit. Sebaliknya, gaya hidup ini mendorong seseorang untuk membuat keputusan finansial yang cerdas dan bertanggung jawab.
Tujuannya tak lain untuk mencapai stabilitas keuangan jangka panjang sambil tetap menikmati hal-hal yang benar-benar penting dalam hidup. Beberapa prinsip yang dijalankan dalam frugal living diantaranya, pertama, membedakan antara kebutuhan dan keinginan.
Kedua, Menghindari pemborosan dan konsumsi berlebihan. Ketiga, Mencari alternatif yang lebih hemat namun tetap berkualitas. Keempat, Memanfaatkan sumber daya yang ada secara kreatif. Kelima, Menabung dan berinvestasi untuk masa depan.
Ada beberapa perbedaan mendasar antara frugal livint dengan gaya hidup minimalis atau ngirit. Jika pada gaya hidup frugal living menekankan pengelolaan keuangan yang bijak dan efisien. Tujuan utamanya adalah menghemat uang dan memaksimalkan nilai dari setiap pengeluaran.
Sementara itu, gaya hidup minimalis lebih menekankan pada penyederhanaan hidup secara keseluruhan, termasuk mengurangi kepemilikan barang fisik dan memprioritaskan pengalaman daripada materi.
Frugal living juga tidak serta merta mengurangi jumlah barang yang dimiliki. Tapi, akan cenderung memaksimalkan penggunaannya atau mencari barang dengan harga murah. Sementara, gaya hidup minimalis berupaya untuk mengurangi jumlah barang dan esensial.
Bijak Beli Barang
Kemudian, gaya hidup frugal living juga tidak terlalu membatasi konsumsinya. Namun, sedikit memilih untuk lebih selektif dalam membeli barang baru. Pelaku frugal living akan mencari penawaran terbaik dan mempertimbangkan nilai jangka panjang dari setiap pembelian.
Sementara itu, hidup minimalis cenderung mengurangi konsumsi secara keseluruhan, fokus pada pengurangan kebutuhan dan keinginan untuk memiliki barang-barang baru.
Dalam menghadapi rencana kenaikan PPN jadi 12 persen mulai Januari 2025, pengaruh paling besar diketahui lewat aspek konsumsi. Ini pula yang menjadi tantangan dalam pelaksanaan frugal living nantinya.
Advertisement