Mengenal Beseprah, Tradisi Sarapan Bersama ala Masyarakat Kutai

Umumnya, beseprah dilakukan oleh keluarga besar, perkumpulan tetangga, komunitas, bahkan rakyat kabupaten pada hari-hari istimewa.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 29 Nov 2024, 05:00 WIB
Rangkaian upacara adat Erau di Kutai Kartanegara Kalimantan Timur. (Liputan6.com/Abelda Gunawan)

Liputan6.com, Samarinda - Masyarakat Kutai di Kalimantan Timur memiliki tradisi sarapan unik bernama beseprah. Tradisi ini berbentuk sarapan bersama sebagai ajang sosialisasi dan memperkuat ikatan harmonis antar sesama.

Mengutip dari indonesiakaya.com, istilah beseprah berasal dari bahasa Kutai yang berarti makan bersama-sama. Sesuai namanya, tradisi ini adalah kegiatan makan bersama yang dilakukan sambil duduk bersila di atas tikar.

Umumnya, beseprah dilakukan oleh keluarga besar, perkumpulan tetangga, komunitas, bahkan rakyat kabupaten pada hari-hari istimewa. Beseprah biasanya dilakukan saat ada acara pernikahan, kelahiran, kunjungan tamu penting, serta upacara erau.

Beseprah memang berhubungan erat dengan upacara erau. Tradisi ini bahkan telah dilaksanakan secara turun-temurun sejak abad ke-12 Masehi, tepatnya saat Aji Batara Agung Dewa Sakti diangkat menjadi sultan pertama Kutai Kartanegara Ing Martadipura.

Sultan Kutai melaksanakan beseprah sebagai cara berinteraksi dan menjamu rakyat. Sultan akan menggelar jamuan makan dan mengundang semua rakyat untuk makan bersama dengan saling berdampingan.

Tradisi ini diharapkan dapat menjalin hubungan erat antara sultan dan rakyat. Meski merupakan tradisi makan bersama, tetapi sebenarnya beseprah bukan hanya tentang makanan. Beseprah juga memuat nilai tentang berbagi cerita, kesulitan yang dihadapi, saling mendengarkan, memberi solusi, serta menguatkan.

Persiapan beseprah dilakukan sebelum matahari terbit agar setiap makanan sudah siap saat waktu sarapan tiba. Pihak yang menyiapkan makanan didasarkan pada seberapa besar skala beseprah yang akan dilaksanakan, termasuk disesuaikan dengan jumlah undangan yang akan hadir.


Bahu-membahu

Tak jarang, keluarga dan tetangga bahu-membahu menyiapkan sajian, termasuk saat upacara erau. Sajian yang disediakan pun beragam, mulai dari nasi kebuli, nasi kuning, nasi putih lengkap dengan sambal, gence ruan (ikan gabus goreng dengan sambal), semur, bubur, hingga ubi goreng.

Selain itu, ada juga aneka kue khas Kutai, seperti serabai, putu labu, roti gembong, untuk-untuk, dan ragam buah-buahan. Seluruh makanan disajikan dalam piring-piring, tampah, atau digelar di atas daun pisang yang disusun di atas seperah.

Seperah adalah kain putih yang digunakan untuk alas makanan. Beseprah biasanya hanya digelar selama 1,5 hingga 2 jam.

Sementara itu, beseprah dalam upacara erau biasanya digelar di sepanjang jalan di depan Museum Mulawarman, Jalan Tepian Pandan, Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Beseprah disajikan di atas kain seperah sepanjang satu kilometer yang dibentangkan di atas terpal biru. Biasanya, seluruh pejabat dan masyarakat akan saling membaur.

Melalui tradisi ini, masyarakat diberi kesempatan untuk saling berinteraksi dan mengenal sosok pemimpin secara langsung. Beseprah juga menjadi ajang untuk melestarikan warisan kuliner tradisional Kutai.

 

Penulis: Resla

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya