Saat Kemarahan KH Hasyim Asy'ari Nyaris Bikin Bangkrut Pabrik Gula Belanda, Kisah Karomah Wali

Lori pengangkut tebu terguling, santri mengambil tebu, Mandor tebu marah besar dan memaki santri, KH Hasyim Asy'ari marah besar dannyaris buat pabrik tebu bangkrut.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Nov 2024, 11:30 WIB
Hadhratussyaikh KH Hasyim Asy'ari (NU Online)

Liputan6.com, Jakarta - Di masa penjajahan Belanda, banyak kisah keberanian dan karomah para ulama yang tak hanya melawan penjajahan, tetapi juga memberikan pelajaran berharga bagi generasi berikutnya.

Salah satu kisah yang terkenal adalah tentang KH Hasyim Asy'ari, seorang ulama besar yang dihormati oleh umat Islam di Indonesia. Kisah ini menunjukkan bagaimana karomahnya membuat pabrik gula milik Belanda bangkrut.

Pada waktu itu, pabrik gula Cukir, yang terletak di Jawa Timur, adalah salah satu pabrik gula terbesar di wilayah tersebut. Pabrik ini sangat bergantung pada pengangkutan tebu yang dilakukan oleh lori-lori yang melalui jalur kereta api yang sering dilalui kereta komersil.

Setiap kali lori-lori itu tiba, tebu-tebu yang diangkut akan segera digiling di mesin pabrik untuk diolah menjadi gula.

Namun, suatu hari, sebuah kejadian tak terduga terjadi. Lori yang mengangkut tebu siap giling terguling di jalur kereta, membuat tumpukan tebu berhamburan ke tanah.

Kejadian ini langsung menarik perhatian sejumlah santri yang kebetulan berada di sekitar tempat tersebut. Mereka segera mengambil tebu yang berhamburan, berharap bisa mendapatkan bagian dari hasil tersebut.

Tindakannya yang dianggap melanggar aturan itu kemudian menarik perhatian mandor Belanda yang bekerja di pabrik Cukir. Mandor tersebut datang dengan marah dan memukuli para santri yang sedang mengambil tebu.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Ketika KH Hasyim Asy'ari Marah

ilustrasi pengangkutan tebu (AFP Photo/Prakash Singh)

Berita tentang perlakuan kasar itu segera sampai ke telinga KH Hasyim Asy'ari, yang saat itu sangat dikenal sebagai sosok yang tegas dalam memperjuangkan hak-hak rakyat.

Mendengar kabar tersebut, KH Hasyim Asy'ari sangat marah. Sebagai seorang ulama yang dihormati, ia merasa bahwa tindakan Belanda yang semena-mena terhadap santri tidak bisa dibiarkan begitu saja. Dengan berani, KH Hasyim memutuskan untuk mendatangi pabrik Cukir, tempat kejadian tersebut berlangsung.

Setibanya di pabrik, KH Hasyim Asy'ari langsung menuju mesin penggilingan tebu yang menjadi pusat aktivitas pabrik. Pabrik Cukir dikenal sebagai pabrik gula terbesar di Jawa Timur pada masa itu, dengan mesin-mesin canggih yang digunakan untuk menggiling tebu menjadi gula. Namun, siapa sangka, kehadiran KH Hasyim akan membuat segalanya berubah.

Dengan penuh khidmat, KH Hasyim Asy'ari mengeluarkan kunyahan susur atau kinang dari mulutnya. Tanpa basa-basi, kunyahan itu ia masukkan ke dalam mesin penggiling tebu yang sedang beroperasi. Ajaibnya, mesin penggilingan itu tiba-tiba berhenti berfungsi.

Tidak ada yang bisa menjelaskan secara rasional bagaimana hal itu bisa terjadi, namun faktanya mesin tersebut padam dan tidak bisa beroperasi lagi.

Keberhasilan KH Hasyim Asy'ari membuat mesin pabrik itu berhenti berfungsi tidak hanya membuat para pekerja terkejut, tetapi juga memberikan dampak besar terhadap pabrik tersebut. Tanpa mesin yang berfungsi, pabrik Cukir tidak bisa menjalankan operasionalnya. Dalam beberapa hari, pabrik itu terpaksa berhenti beroperasi, menyebabkan kerugian besar bagi pemiliknya, yang saat itu adalah pihak Belanda.

Selama tiga hari berturut-turut, pabrik gula terbesar itu tidak bisa menggiling tebu. Akibatnya, pabrik mengalami kerugian yang sangat besar, karena tidak ada produk yang dihasilkan. Selama waktu itu, para teknisi pabrik yang berusaha memperbaiki mesin yang rusak juga tidak berhasil, meskipun telah mencoba berbagai cara.

Sementara itu, pihak pabrik yang sudah kebingungan memutuskan untuk mendatangi KH Hasyim Asy'ari. Mereka datang dengan rasa malu dan meminta maaf atas perlakuan kasar terhadap santri yang telah terjadi sebelumnya. Setelah merasa dihormati dan meminta maaf, pihak pabrik akhirnya meminta bantuan KH Hasyim untuk memperbaiki mesin yang rusak.


Akhirnya Tak Ada yang Berani dengan Santri KH Hasyim Asy'ari

Pendiri NU sekaligus Rais Akbar, Hadratus Syekh KH Hasyim Asy'ari. (Foto: Istimewa via NU Online)

Setelah menerima permintaan maaf dan bantuan dari pihak pabrik, KH Hasyim Asy'ari memutuskan untuk melepaskan karomahnya dan memperbaiki mesin tersebut. Dalam waktu singkat, mesin itu kembali berfungsi seperti semula. Pihak pabrik pun merasa sangat berterima kasih atas bantuan yang diberikan oleh KH Hasyim.

Namun, kejadian tersebut memberikan pelajaran penting bagi pihak Belanda. Setelah insiden itu, mereka tidak lagi menghalangi santri untuk mengambil tebu secara gratis. Mereka menyadari bahwa kekuatan spiritual KH Hasyim Asy'ari sangat besar dan tidak bisa dipandang sebelah mata.

Kisah ini menyebar cepat di kalangan masyarakat, dan banyak orang yang terkesan dengan ketegasan dan karomah KH Hasyim Asy'ari. Cerita tentang bagaimana seorang ulama mampu membuat pabrik besar bangkrut hanya dengan tindakan simbolisnya menjadi bukti nyata kekuatan doa dan karomah dari seorang yang ikhlas berjuang untuk kebenaran.

Banyak orang yang merasa terinspirasi oleh kejadian tersebut dan menganggapnya sebagai tanda bahwa keadilan akan selalu menang, meskipun dalam bentuk yang tidak terduga. KH Hasyim Asy'ari telah menunjukkan kepada dunia bahwa seorang ulama tidak hanya memiliki ilmu agama yang tinggi, tetapi juga memiliki kekuatan yang bisa merubah nasib banyak orang.

Kisah ini juga mengajarkan kita tentang pentingnya keberanian untuk berdiri melawan ketidakadilan, meskipun itu datang dari kekuatan besar seperti penjajahan Belanda. KH Hasyim Asy'ari tidak takut untuk melawan, dan karomah yang dimilikinya menjadi sarana untuk menegakkan kebenaran.

Kisah karomah ini juga menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya untuk tidak takut untuk melawan ketidakadilan. Dengan tekad yang kuat, keberanian, dan doa yang tulus, kita bisa mengubah keadaan yang tampaknya tidak bisa diubah. Pesan ini tetap relevan sampai hari ini.

Banyak orang yang masih mengingat dan menghormati KH Hasyim Asy'ari sebagai sosok yang tidak hanya memimpin umat Islam, tetapi juga sebagai seorang pejuang yang berani menghadapi penjajahan. Karomahnya yang luar biasa menunjukkan bahwa kekuatan spiritual memiliki peran penting dalam perjuangan kemerdekaan.

Kisah ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa dalam hidup, terkadang kita perlu bertindak dengan kebijaksanaan dan ketegasan. Tidak semua masalah dapat diselesaikan dengan cara konvensional, dan terkadang kekuatan spiritual adalah jawaban yang kita butuhkan.

Tayangan ini memberikan wawasan mendalam tentang keberanian KH Hasyim Asy'ari dan pengaruhnya terhadap perjuangan bangsa Indonesia.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya