Megawati Komentari Kekalahan Andika-Hendi di Pilkada Jateng: Kalau Jujur Harusnya Gak Kalah

Kekalahan Andika-Hendi di Pilkada Jateng memicu kritik Megawati terhadap praktik etika dan moral dalam demokrasi.

oleh Shani Ramadhan Rasyid diperbarui 28 Nov 2024, 10:13 WIB
Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyampaikan sikap resmi partainya terkait hasil penghitungan sementara Pilkada 2024. (Foto: Dokumentasi PDIP).

Liputan6.com, Jakarta Hasil hitung cepat Pilkada Jawa Tengah 2024 menjadi sorotan publik. Pasangan Andika Perkasa dan Hendrar Prihadi (Hendi) yang diusung PDI-P, kalah dari Ahmad Luthfi dan Taj Yasin dengan perolehan suara 40,70 persen berbanding 59,30 persen. Kekalahan ini mengejutkan mengingat Jawa Tengah dikenal sebagai basis kuat PDI-P.

Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri, angkat bicara. Dalam pernyataannya, ia mengkritik keras praktik tidak etis yang diduga dilakukan untuk memengaruhi hasil pilkada. Megawati menyoroti mobilisasi alat negara dan manipulasi kekuasaan sebagai penyebab utama.

Menurut Megawati, kekalahan di 'Kandang Banteng' ini merupakan indikasi serius bahwa demokrasi sedang terancam. Ia menyerukan perlawanan terhadap tindakan yang mencederai moral dan etika dalam pemilu.


Kekalahan Mengejutkan di 'Kandang Banteng'

Hasil quick count dari Litbang Kompas menunjukkan pasangan Andika-Hendi kalah telak dengan 40,70 persen suara. Sebanyak 100 persen sampel dari 400 TPS menunjukkan dominasi pasangan lawan, Ahmad Luthfi-Taj Yasin, dengan 59,30 persen suara.

Megawati menyebut kekalahan ini mengejutkan. "Jawa Tengah bukan hanya 'Kandang Banteng', tetapi juga basis persemaian nasionalisme dan patriotisme," ujarnya.


Mobilisasi Alat Negara di Pilkada

Megawati mengungkapkan adanya dugaan penggunaan alat negara secara masif, termasuk mutasi pejabat dan intervensi aparat. "Saya mendapatkan laporan tentang penggunaan penjabat kepala daerah hingga aparat kepolisian untuk tujuan elektoral," katanya.

Ia menegaskan bahwa praktik semacam ini mencederai asas demokrasi yang jujur dan adil. Megawati meminta agar semua pihak menyadari bahayanya tindakan ini.


Kritik Megawati terhadap Etika dan Moral

Ketua Umum PDI-P ini tidak segan menyinggung aspek etika dan moral yang menurutnya telah terabaikan. Ia menyebut tindakan mobilisasi kekuasaan sebagai pembungkaman suara rakyat.

"Apa yang terjadi saat ini sudah di luar batas etika, moral, dan hati nurani," ujar Megawati. Ia meminta kader PDI-P untuk tetap berjuang demi keadilan.


Dampak terhadap Demokrasi

Megawati menyatakan bahwa jika praktik seperti ini dibiarkan, demokrasi Indonesia berada dalam ancaman besar. Ia menyoroti bahwa pilkada seharusnya menjadi momentum peningkatan peradaban politik.

Ia juga menekankan bahwa demokrasi tidak boleh dijadikan alat kekuasaan semata. "PDI Perjuangan tidak akan lelah berjuang melawan bentuk intimidasi kekuasaan," tambahnya.


Seruan Megawati untuk Perubahan

Dalam pidatonya, Megawati menyerukan semua simpatisan dan masyarakat untuk tidak takut menyuarakan kebenaran. "Jangan pernah takut untuk menyuarakan kebenaran," ujarnya.

Ia berharap pilkada dapat kembali ke jalurnya sebagai sarana demokrasi yang beretika. "Pilkada harus mencerminkan moralitas dan hati nurani bangsa," tutup Megawati.


Apa penyebab kekalahan Andika-Hendi di Pilkada Jateng 2024?

Kekalahan ini diduga terkait dengan mobilisasi alat negara yang masif dan praktik tidak etis dalam pilkada.


Bagaimana tanggapan Megawati atas kekalahan ini?

Megawati mengkritik keras penggunaan alat negara yang mencederai moral dan etika demokrasi.


Apakah hasil quick count bersifat final?

Hasil quick count bukan hasil resmi. Rekapitulasi suara resmi dilakukan KPU hingga 16 Desember 2024.    

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya