Psikolog Ungkap Terapi untuk Bantu Sembuh dari Kecanduan Judi Online

Menurut psikolog klinis Ratih Ibrahim, salah satu terapi untuk mengatasi kecanduan judi online atau judol yakni termasuk terapi perilaku kognitif (Cognitive Behavioural Therapy/CBT).

oleh Tim Health diperbarui 28 Nov 2024, 09:36 WIB
(ilustrasi judi online by AI)

Liputan6.com, Jakarta - Ada beberapa terapi yang dapat diterapkan guna mengatasi kecanduan judi online. Hal ini disampaikan psikolog klinis Ratih Ibrahim.

Menurut Ratih, salah satu terapi untuk mengatasi kecanduan judi online atau judol yakni termasuk terapi perilaku kognitif (Cognitive Behavioural Therapy/CBT).

"CBT itu kita masuk kepada cara berpikirnya, yang kemudian di-challenge oleh kita, jadi yang dari kebiasaan yang negatif kita ubah, dikondisikan," kata Ratih di Jakarta, Selasa, dilansir ANTARA.

Melalui terapi tersebut, pikiran dan pola hidup individu yang kecanduan judol akan diubah.

"Jadi, bagaimana dia terkunci kepada pikiran bahwa judi akan membuat dia kaya, itu diubah, terus pola hidupnya juga diubah," jelas Ratih, yang juga direktur Personal Growth.

Kebanyakan korban judi online, ungkap Ratih, merasa penasaran untuk menang. Rasa penasaran tersebut membuat pikiran mereka hanya terikat pada keuntungan yang bisa didapat jika menang.

Menurutnya, pola pikir demikian perlu diubah agar pasien mengenali bahwa kecanduan terhadap judi online bisa membaut mereka terjerumus ke dalam lingkaran setan dan utang.

Terpai motivational interviewing, kata Ratih, juga dapat diterapkan untuk membantu penyembuhan kecanduan terhadap judi online.

Dalam penerapan terapi ini, psikolog akan mendorong pasien untuk membangun keinginan kuat sembuh dari adiksi.

Dalam beberapa kasus, kata Ratih, terapi kelompok dapat membantu penyembuhan kecanduan. Pengalaman serta dukungan sosial dari orang-orang yang sudah sembuh bisa membantu individu atau pasien untuk lepas dari adiksi.

"Untuk judi online ini, terapi kelompok juga kami percaya bisa diterapkan. Jadi, yang bisa di situ siapapun juga yang terpapar termasuk keluarganya. Tapi, nanti sifat terapinya kan harus bisa dikondisikan dan harus ada consent dari si pasien-pasiennya untuk sembuh," kata Ratih.

 


Durasi Terapi Atasi Kecanduan Judi Online Selama 3-6 Bulan

 

Terapi untuk membantu pulih dari kecanduan judi online, jelas Ratih, umumnya dilakukan dengan intens dalam kurun waktu tiga hingga enam bulan, atau bahkan satu tahun, sesuai tingkat adiksi.

Meski demikin, kesembuhan pasien tidak bisa bertahan jika pasien yang bersangkutan tidak yakin pada diri sendiri bahwa dia bisa lepas dari jerat judi online.

Untuk membantu pasien menjauhkan diri dari praktik judi online, ia mengatakan, terapis biasanya akan membantu pasien memblokir aplikasi terkait judi online dan meminta pasien melakukan kegiatan lain yang bisa mengalihkan pikiran dari judi.

 


Lingkungan Pengaruhi Keberhasilan Terapi Kecanduan Judi Online

Adapun keberhasilan terapi peruahan perilaku sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitar pasien.

"Berat lho, ngelawan diri sendiri, itu susah banget. Baru senang sudah ada kemajuan, terus orangnya menyabotase dirinya dia sendiri," katanya.

"Atau kita sudah senang kelihatan ada perbaikannya, ternyata ketemu sama temannya, bisa balik lagi, terus malah judinya lebih kenceng," ia menambahkan.

Mencermati hal tersebut, Ratih mengatakan, pihak keluarga berperan penting membantu pasien menjalani terapi untuk lepas dari candu judol.

Hal yang bisa dilakukan keluarga yakni membantu memastikan pasien bisa mengalihkan perhatian, misalnya dengan melakukan kegiatan yang bermanfaat.

Orang yang pernah terjerat judi online disarankan untuk meninggalkan lingkungan pertemanan yang berpotensi membuatkan kembali terjerumus pada adiksi.

 


Peran Keluarga Bantu Pasien Lepas dari Kecanduan Judol

Mencermati hal tersebut, Ratih mengatakan, pihak keluarga berperan penting membantu pasien menjalani terapi untuk lepas dari candu judol.

Hal yang bisa dilakukan keluarga yakni membantu memastikan pasien bisa mengalihkan perhatian, misalnya dengan melakukan kegiatan yang bermanfaat.

Orang yang pernah terjerat judi online disarankan untuk meninggalkan lingkungan pertemanan yang berpotensi membuatkan kembali terjerumus pada adiksi.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya