Pneumonia pada Lansia Datang Tanpa Tanda Jelas, Jangan Sampai Terlambat

Gejala pneumonia pada anak dan orang dewasa jelas, tapi tidak dengan lansia. Jangan sampai terlewatkan tanda-tanda halus tersebut.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 28 Nov 2024, 17:04 WIB
Gejala Pneumonia pada Lansia Kerap Tidak Jelas Foto: Freepik.

Liputan6.com, Jakarta Pneumonia adalah peradangan pada paru akibat bakteri, jamur, ataupun virus. Pada anak-anak dan orang dewasa gejala pneumonia terlihat jelas. Namun tidak selalu jelas pada oranga lanjut usia (lansia).

"Pada lansia belum tentu batuk, belum tentu sesak napas. Belum tentu juga demam, bahkan kadang tidak demam atau suhu di bawah normal," kata dokter spesialis paru Desilia Atikawati menjawab pertanyaan Health-Liputan6.com dalam wawancara eksklusif secara daring.

Gejala pneumonia lainnya adalah lemas dan tidak bersemangat. Namun, pada orang lansia sudah mengalami penurunan status fungsional tersebut sehingga tidak diketahui dengan jelas sedang sakit atau tidak.

Ketidakjelasan gejala lansia pada lansia membuat orang di sekitarnya tidak sadar bahwa kakek atau nenek atau orangtua mereka tengah sakit pneumonia.

Datang ke RS karena Lansia Jatuh, Setelah Dicek Pneumonia

Desi juga mengungkapkan bahwa banyak lansia yang datang ke rumah sakit lantaran jatuh. Banyak awam menduga hal tersebut terjadi karena stroke atau penyakit lainnya. Setelah dicek, ternyata lansia tersebut lemas hingga terjatuh karena pneumonia.

"Jadi, kalau dokter mendapati ada lansia masuk rumah sakit, dokter akan memastikan pasien tersebut mengalami infeksi paru atau enggak," kata dokter yang sehari-hari praktik di Rumah Sakit Pondok Indah - Puri Indah Jakarta ini.

Mengingat gejala pneumonia pada orang lanjut usia tidak jelas, Desi pun mengingatkan agar lebih memperhatikan lagi kondisi orang tua. Apalagi mereka adalah kelompok yang berisiko kena pneumonia.


Gejala Pneumonia pada Umumnya

 Desi mengungkapkan gejala pneumonia pada orang dewasa dan anak-anak biasanya terlihat jelas. Gejala pneumonia pada orang dewasa diantaranya:

- Batuk yang produktif

- Biasanya batuk berdahak

- Sesak napas

- Nyeri dada

- Demam

- Lemas


Gejala Pneumonia pada Anak

Di kesempatan berbeda, dokter spesialis anak konsultan Wahyuni Indawati dari Unit Kerja Koordinasi Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengungkapkan gejala pneumonia pada anak.

1. Infeksi

Muncul gejala infeksi pada tubuh anak diantaranya:

  • Demam
  • Lemah
  • Letih
  • Lesu
  • Nafsu makan turun
  • Pada bayi, akan menjadi tidak spesifik gejala pneumonia seperti lemah, lesu, rewel atau kita menyebutnya not doing well.

2. Gejala Respiratori

Gejala yang muncul pada sistem pernapasan ditandai dengan:

  • Batuk
  • Pilek
  • Bernapas lebih cepat 
  • Saat napas perlu usaha bernapas ditandai dengan penarikan dinding dada ke dalam

Pneumonia Bisa Mematikan, Segera Dibawa ke Dokter Bila Ada Gejala

Dokter spesialis paru dari RS Pondok Indah - Puri Indah, Desilia Atikawati berbicara tentang pneumonia.

Desi mengungkapkan bahwa pneumonia merupakan penyakit yang bisa mengenai semua usia. Namun anak di bawah dua tahun dan lansia lebih berisiko terkena pneumonia.

"Pneumonia ini salah satu penyebab kematian yang tinggi baik pada anak dan lansia,"

Maka dari itu, Desi mengingatkan bila mendapati gejala pneumonia untuk segera membawa pasien ke rumah sakit atau dokter untuk mendapatkan diagnosis.

"Bila pneumonia semakin berat lalu tidak didiagnosis dan tidak mendapat tata laksana dengan baik bisa menyebabkan berbagai komplikasi yang mengancam nyawa," katanya. 


Masa Penyembuhan Pneumonia Hitungan Hari hingga Minggu

Desi mengungkapkan pengobatan pasien pneumonia berbeda-beda tergantung keparahan serta ada tidaknya komorbid.

"Pada orang dewasa yang sebelumnya sehat dan punya gaya hidup sehat, biasanya 5-7 juga sudah baik ya kondisinya,"kata Desi.

Untuk batuk, memang gejala bisa sampai lebih dari satu minggu. Batuk merupakan upaya tubuh membersihkan saluran napas. 

Sementara itu pada orang lanjut usia dan punya komorbid, Desi mengingatkan kembali soal angka kematian yang tinggi. Maka dari itu, pada kelompok tersebut biasanya penyembuhan dilakukan dengan pemantauan di rumah sakit. 

"Bisa sampai beberapa minggu. Namum, memang beda-beda ya tiap orang penyembuhannya," lanjut Desi menerangkan. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya