Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin telah menembus angka USD 99.000 per koin pada pekan lalu. Bitcoin memang mengalami lonjakan yang sangat signifikan sepanjang November 2024 terutama setelah Donald Trump menang melawan Kamala Harris dalam pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS).
Selain itu, momentum kenaikan harga Bitcoin juga tercipta di tengah rilis data ekonomi makro AS yang sesuai dengan ekspektasi, seperti klaim pengangguran dan data inflasi Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE), yang menjadi indikator inflasi favorit Federal Reserve (The Fed).
Advertisement
Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, mencermati dinamika pasar ini sebagai kesempatan besar bagi investor untuk memanfaatkan momentum jangka pendek dan jangka panjang.
“Kenaikan harga Bitcoin yang signifikan dalam bulan ini menunjukkan bahwa sentimen investor terhadap aset kripto masih sangat kuat, terutama setelah kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS. Akumulasi BTC yang dilakukan oleh investor besar mencerminkan optimisme terhadap potensi apresiasi nilai Bitcoin di masa depan.” jelas dia dalam keterangan tertulis, Jumat (29/11/2024).
Analisis Teknikal
Secara teknikal, Bitcoin mempertahankan dukungan kuat di sekitar USD 90.250, yang meliputi level Fibonacci retracement 0,236 dan Exponential Moving Average (EMA) 100 hari. Pergerakan indikator RSI menunjukkan pemulihan dari zona jenuh jual, memperkuat potensi kenaikan harga.
“Bitcoin berhasil melakukan pengujian ulang di level USD 91.000, mengonfirmasi bahwa level resistensi lama kini berubah menjadi level support baru. Dengan penembusan di atas USD 94.500, BTC memiliki peluang besar untuk mencapai angka psikologis USD 100.000 atau kurang lebih Rp 1,58 miliar pada akhir Desember 2024,” analisa Fyqieh.
Fyqieh menambahkan, meski harga Bitcoin saat ini masih menghadapi koreksi, tren bullish tetap dominan. Indikator teknikal menunjukkan potensi yang menjanjikan, sementara akumulasi oleh institusi besar seperti perusahaan China, SOS Limited, yang berencana membeli Bitcoin senilai USD 50 juta, memberikan sinyal positif terhadap kekuatan fundamental pasar.
Prospek Jangka Panjang
Dengan data inflasi yang stabil dan kebijakan moneter The Fed yang diperkirakan melonggar, prospek Bitcoin menuju tonggak sejarah USD 100.000 semakin terbuka. Meskipun volatilitas tetap menjadi tantangan, banyak analis percaya bahwa siklus bull market kali ini belum mencapai puncaknya.
Optimisme ini menjadi katalis bagi investor untuk mempertimbangkan diversifikasi portofolio mereka ke dalam aset digital, di tengah perubahan kebijakan ekonomi global yang semakin mendukung perkembangan pasar kripto.
Advertisement