Rupiah Loyo Jelang Nataru, Pemerintah Masih Pede Wisatawan Mampu Genjot Ekonomi

Rupiah terus mendekati level Rp.16.000 menjelang akhir bulan November dan musim libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru). Kurs rupiah sempat ditutup melemah 53,5 point terhadap Dolar AS (USD) ke kisaran Rp.15.900 pada Selasa (26/11).

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 28 Nov 2024, 17:30 WIB
Teller menghitung mata uang Rupiah di Jakarta, Kamis (16/7/2020). Secara rata-rata Rupiah mencatat depresiasi 4,53 persen akibat level yang masih lemah pada April 2020. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Rupiah terus mendekati level Rp.16.000 menjelang akhir bulan November dan musim libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru). Kurs rupiah sempat ditutup melemah 53,5 point terhadap Dolar AS (USD) ke kisaran Rp.15.900 pada Selasa (26/11).

Kemudian pada Kamis pagi (28/11), kurs Rupiah terus terapresiasi hingga mencapai 15.859 per dolar AS, naik 0,41% atau 66 poin dari posisi penutupan sebelumnya.

Selain pelemahan Rupiah, juga terjadi penurunan pada Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang tercatat sebesar 121,1 di bulan Oktober 2024, menurut data dari Bank Indonesia (BI).

Pada bulan September 2024, Indeks Keyakinan Konsumen mencapai 123,5 yang juga menandai penurunan dari 124,4 di bulan sebelumnya.

Dengan adanya pelemahan Rupiah dan keyakinan konsumen, apakah masyarakat akan khawatir pada biaya libur Nataru?

Meski dengan situasi ekonomi saat ini, Kementerian Pariwisata mengungkapkan bahwa pihaknya masih optimis Indonesia akan mencatat pergerakan yang besar pada periode libur Nataru, di mana 110,60 juta orang akan bepergian. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan kinerja ekonomi RI.

"Kami harus optimis, jadi justru dengan adanya data ini kami ingin memberikan kontribusi. Kami (optimis) justru pariwisata memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi," ujar Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata, Ni Made Ayu Marthini kepada Liputan6.com di Jakarta, dikutip Kamis (28/11/2024).

"Nataru ini bisa dibilang high season karena banyak yan traveling, oleh karena itu Pemerintah mengantisipasi belajar dari sebelum-sebelumnya," katanya.

Karena di periode Natal banyak masyarakat yang beribadah sekaligus berlibur, Ayu mengungkapkan, Kementerian Pariwisata paket-paket bekerja sama dengan sejumlah mitranya untuk menghadirkan paket diskon berlibur yang menarik.

 


Tarik Keyakinan Masyarakat

Hal tersebut turut berimbas pada biaya operasional maskapai yang berujung pada tingginya Harga tiket pesawat penerbangan domestik di Indonesia. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Paket ini pun diharapkan dapat menarik keyakinan masyarakat dalam negeri untuk berwisata.

"Misalnya tiket hinga liburan itu sudah kami publish di dalam website Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia kami lakukan," bebernya.

"Kedua, kami juga merupakan bagian dari satgas yang memastikan harga tiket murah itu juga kami sambut dengan baik, intinya diharapkan bisa memudahkan masyarakat untuk bergerak, sehingga ekonomi juga bergerak," imbuhnya.

Infografis Rupiah dan Bursa Saham Bergulat Melawan Corona (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya