Mengungkap Keanggunan Kebaya Lewat Peluncuran Buku 'Kebaya, Keanggunan yang Diwariskan'

Buku ini resmi diluncurkan di Jakarta sebagai hasil riset mendalam yang melibatkan tokoh budaya, pakar sejarah, antropologi, serta para pelestari tradisi kebaya.

oleh Sulung Lahitani diperbarui 28 Nov 2024, 19:05 WIB
Mengungkap Keanggunan Kebaya Lewat Peluncuran Buku 'Kebaya, Keanggunan yang Diwariskan' (doc: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya atas peluncuran buku berjudul Kebaya, Keanggunan yang Diwariskan. Buku ini menjadi tonggak penting dalam mendokumentasikan warisan budaya takbenda Indonesia, khususnya kebaya, yang telah lama menjadi simbol keindahan dan kekuatan perempuan Nusantara.

Dalam sambutannya, Fadli Zon menekankan, "Buku ini adalah langkah nyata untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan kita di tengah arus globalisasi. Saya sangat mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh Ibu Miranti Serad Ginanjar dan Ibu Emi Wiranto sebagai penyusun buku ini."

Buku ini resmi diluncurkan di Jakarta sebagai hasil riset mendalam yang melibatkan tokoh budaya, pakar sejarah, antropologi, serta para pelestari tradisi kebaya. Dilengkapi foto-foto berkualitas tinggi dan kode QR yang memberikan akses ke video pendukung, buku ini menawarkan pengalaman interaktif yang menyeluruh bagi pembacanya.

Miranti Serad, salah satu penyusun, menjelaskan bahwa kebaya adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan perempuan Indonesia. "Kebaya telah menjadi bagian dari keseharian masyarakat, baik dalam acara formal maupun informal," ujar Miranti. Ia juga menyoroti pentingnya pelestarian kebaya melalui dukungan berbagai pihak, termasuk aturan pemerintah yang mengatur busana nasional.

 


Kebaya: Ikon Budaya yang Hidup dan Menghidupi

Kebaya, menurut Miranti, tak hanya memiliki nilai estetika dan budaya, tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang signifikan. "Dengan semakin banyaknya perempuan yang mengenakan kebaya, ini turut menggerakkan roda perekonomian, mulai dari UMKM, pedagang, hingga jasa persewaan busana," jelasnya.

Kebaya juga terus beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa kehilangan akar tradisionalnya. Hal inilah yang membuat kebaya tetap relevan dan dihormati sebagai simbol budaya bangsa.

 


Langkah Menuju Pengakuan UNESCO

Buku ini awalnya disusun sebagai dokumen pendukung pengajuan kebaya ke UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia. Namun, karya ini berkembang menjadi dokumentasi komprehensif tentang kebaya dan kontribusi perempuan Indonesia dalam menjaga tradisi ini.

"Kami percaya kebaya akan terus hidup, berkembang, dan semakin membumi sebagai warisan budaya yang tak lekang oleh waktu," tutup Miranti dengan penuh harapan.

Infografis Tahap Pengajuan Kebaya Jadi Warisan Budaya Takbenda UNESCO. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya