Liputan6.com, Jakarta - Menyambut musim libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), KAI Wisata mempersiapkan kejutan menarik bagi calon penumpang. Anak perusahaan PT KAI itu menyiapkan rangkaian khusus yang terdiri beberapa gerbong kereta wisata dan beroperasi terpisah dari rangkaian kereta reguler.
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat pengumumannya keluar. Kita langsung siap operasikan... Itu kereta api satu rangkaian utuh punya KAI Wisata semua. Kalau sekarang kan selama ini, kita nempel di kereta api reguler ya," ujar Direktur Utama PT KAI Wisata Hendy Helmy di sela jumpar pers Sinergi Kreatif KAI Wisata dan LRT Jabodebek di Jakarta, Kamis, 28 November 2024.
Advertisement
Ia menyebutkan dua tipe kereta wisata yang akan dirangkaikan terdiri dari kereta priority dan imperial. Pihaknya juga berencana mengoperasikan layanan dining on train yang disambungkan dengan gerbong kereta wisata lain untuk memberi sensasi pelayanan seperti di kereta makan Orient.
Rute perjalanan yang tersedia adalah dari Stasiun Gambir, Jakarta, ke Stasiun Tugu, Yogyakarta, pulang pergi. "Kita coba satu trayek dulu dan (rute Gambir-Tugu) adalah trayek paling optimal, paling maksimal, karena memang paling banyak perjalanan kereta yang dipesan untuk liburan itu adalah Jakarta-Jogja," Hendy menjelaskan.
Layanan direncanakan mulai tersedia pada 19 Desember 2024 hingga 5 Januari 2025, sesuai periode musim libur akhir tahun. "(Pemesanan tiketnya) per individu, akan dijual seperti (kereta) umum," katanya seraya menyebut harga tiket yang akan dijual masih difinalisasi. Rencananya, tiket akan dijual via aplikasi Access by KAI.
Rancang Perjalanan Lebih Santai
Berbeda dari kereta reguler, pihaknya memastikan layanan untuk penumpang kereta tersebut akan lebih premium. Mereka akan disiapkan makanan di sepanjang perjalanan yang sudah termasuk harga tiket. Khusus untuk layanan dining on train, penumpang akan dikenakan biaya terpisah.
"Jadi, semua orang yang menggunakan kereta api itu dapat layanan semuanya tanpa bayar, kecuali masuk ke ruangan ada kita punya bawa satu rangkaian kereta api dining on train," ucapnya.
Layanan dining on train merupakan inovasi terbaru yang dihadirkan KAI Wisata. Interior gerbong kereta berwarna merah marun bertuliskan retro di badan luar terasa berbeda. Pada masing-masing jendela besar, sepasang arm chair berwarna biru safir dengan punggung tinggi dan bangku yang empuk diletakkan berhadapan di antara meja bertaplak putih.
Pada Lifestyle Liputan6.com, beberapa waktu lalu, Hendy menyebut dua target utama pasar kereta makan premium adalah pebisnis atau pasangan yang ingin memiliki waktu pribadi.
Menurut dia, "Kan kalau di hotel kadang-kadang kita bisa diganggu orang-orang akhirnya pergi ke mana-mana, tapi kalau di sini, mau enggak mau, perjalanan tiga jam saja, bisa berdua ngobrol. Akhirnya, konsentrasi orang untuk bisnis memang akan lebih fokus."
Advertisement
Jadwal dan Kapasitas Kereta Wisata
Pihaknya merencanakan perjalanan kereta wisata dari Jakarta dimulai pada pukul 12.00 WIB, sedangkan keberangkatan kereta dari Yogyakarta adalah pada pukul 23.00 WIB. Jadwal itu sengaja dirancang untuk mengakomodasi penumpang yang ingin lebih santai di perjalanan.
"Mengantisipasi orang yang berangkatnya agak siang. Kalau orang Sunda bilang riweuh, repot karena mereka bawa anak kecil dan lain-lain. Kita bisa undurkan agar mereka bisa bangun agak siang sedikit," jelas Hendy.
"Nanti kembalinya kadang-kadang orang tuh pengen lama-lama di Jogja. Mereka bisa berangkat jam 23, jadi lebih tidak terburu-buru, bisa santai-santai," imbuhnya.
Menurut Hendy, kapasitas total rangkaian gerbong kereta wisata nantinya sekitar 190 kursi per sekali berangkat. Pengoperasian di masa Nataru ini adalah bagian dari uji coba layanan sebelum diputuskan apakah akan dijalankan secara reguler atau tidak.
"Tidak menutup kemungkinan (buka) rute Jakarta-Semarang," responsnya.
Melengkapi layanan, pihaknya akan segera mengintegrasikan layanan pemesanan porter di stasiun ke dalam aplikasi Access by KAI di musim libur Nataru. Lewat daring, penumpang bisa memesan jasa porter dengan biaya yang transparan.
"Mereka (penumpang) enggak akan nanya-nanya lagi sih. Nanti kita juga harapkan (porter) enggak asal naik," katanya. Para porter juga akan didata identitasnya sehingga lebih aman bagi penumpang dan terpantau.
Kolaborasi dengan LRT Jabodebek
Sebelumnya, PT Kereta Api Indonesia (Persero) terus mengembangkan lini pendapatan non-farebox, salah satunya melalui bisnis periklanan di moda transportasi LRT Jabodebek. Fasilitas ini ditargetkan menjadi sarana strategis bagi merek-merek ternama untuk memperluas jangkauan pemasaran, mengingat tingginya jumlah pengguna LRT yang terus meningkat.
Bisnis periklanan ini dikelola oleh PT Kereta Api Pariwisata (KAI Wisata) berkolaborasi dengan LRT Jabodebek. VP PMO Risk Management, Finance and Legal Divisi LRT Jabodebek, Ana Diana menjelaskan bahwa seluruh fasilitas LRT Jabodebek, mulai dari stasiun hingga rangkaian kereta, dapat dimanfaatkan sebagai media periklanan.
"Iklan dapat ditempatkan di dinding stasiun, dalam rangkaian kereta, hingga lantai," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, kemarin.
Ana menambahkan, peningkatan jumlah pengguna LRT Jabodebek menjadi peluang besar untuk menyediakan solusi pemasaran yang efektif. "Pertumbuhan penumpang harian membuka kesempatan bagi kami untuk menawarkan platform iklan yang menarik bagi merek yang ingin memperkuat kehadiran mereka di pasar," jelasnya.
Advertisement