Liputan6.com, Jakarta Sama seperti manusia yang kadang berbicara dengan tanaman atau hewan peliharaannya saat merasa kesepian, ternyata lumba-lumba juga menunjukkan perilaku serupa. Ketika rasa sepi melanda, mereka mulai berbicara pada dirinya sendiri.
Beberapa tahun lalu, seekor lumba-lumba soliter menetap di sekitar perairan pantai Denmark. Hal ini cukup aneh, mengingat lumba-lumba biasanya hidup dalam kelompok sosial dan tak ada kelompok lumba-lumba lain yang diketahui tinggal di wilayah tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Penasaran dengan hal itu, para ahli biologi laut memasang mikrofon di bawah laut untuk mempelajari apakah lumba-lumba itu mencoba berkomunikasi dengan penyelam manusia atau mungkin spesies lain seperti anjing laut di sekitarnya.
Hasilnya mengejutkan, lumba-lumba itu ternyata sering "ngobrol" dengan dirinya sendiri, menghasilkan berbagai vokalisasi yang mencerminkan beragam emosi lumba-lumba. Ia tertawa, menangis, marah, semuanya tanpa ada pendengar lain.
Dilansir Liputan6.com dari Oddee, Jumat (29/11/2024), peneliti belum dapat memastikan apakah vokalisasi ini adalah reaksi spontan terhadap lingkungannya atau sekadar caranya menghibur diri di tengah kesendiriannya yang tiada akhir.
Dengan perilaku unik itu, lumba-lumba tersebut dijuluki sebagai "lumba-lumba paling kesepian di dunia." Penemuan ini sekaligus mengingatkan kita akan pentingnya koneksi sosial, bahkan bagi makhluk laut yang hidup di tengah lautan luas.
Sang Pengelana Kesepian
Kisah lumba-lumba kesepian ini dimulai sekitar lima tahun lalu. Warga yang tinggal di sekitar Kanal Svendborgsund di Pulau Funen, Denmark, menyadari kehadiran seekor lumba-lumba hidung botol yang tiba-tiba muncul di perairan tersebut.
Kedatangan lumba-lumba ini menjadi berita besar, karena sejauh yang diketahui, tak ada lumba-lumba lain yang hidup di wilayah ini. Media lokal dan penduduk setempat kemudian memberi nama pada lumba-lumba jantan ini: Delle.
Semua orang terkejut ketika Delle tetap tinggal di Svendborgsund dari tahun ke tahun, tanpa pernah mendapatkan teman, berenang sendirian sepanjang waktu. Perilaku aneh ini menarik perhatian para ilmuwan laut.
Karena lumba-lumba dikenal sebagai makhluk yang sangat "cerewet" dalam bahasa khas mereka berupa derit, klik, dan siulan, para ilmuwan memutuskan untuk menurunkan mikrofon ke dalam air guna mendengarkan Delle.
Dan benar saja, Delle berbicara banyak. Namun, ia berbicara hanya pada dirinya sendiri.
Advertisement
Si Mulut Motorik Laut
Para ahli biologi menemukan bahwa Delle memang "berbicara" ketika ada anjing laut atau penyelam di sekitarnya. Namun, yang mengejutkan, ia berbicara dengan intensitas yang sama bahkan ketika dipastikan tidak ada siapa pun di sekelilingnya.
Antara Desember 2022 dan Februari 2023, peneliti merekam hampir 11.000 vokalisasi dari Delle. Suara-suara ini mencakup hampir semua jenis bunyi yang dikenal sebagai bagian dari komunikasi lumba-lumba.
Dalam "bahasanya" sendiri, Delle tampaknya mengekspresikan hampir semua emosi yang diketahui dimiliki oleh lumba-lumba. Kadang ia mengeluarkan suara yang menunjukkan kebahagiaan, di waktu lain ia terdengar sedih, dan ada juga saat-saat di mana ia mengeluarkan suara yang biasanya diasosiasikan dengan agresi.
Yang membuatnya lebih aneh, Delle menunjukkan tanda-tanda kemarahan meskipun tidak ada siapa pun di sekitarnya untuk menjadi objek kekesalannya. Fenomena ini semakin mempertegas keunikan perilaku lumba-lumba yang hidup dalam kesendirian.
Kesepian dan Bosan?
Mengapa Delle tetap sangat "cerewet" meskipun ia benar-benar sendirian? Para ahli biologi memiliki beberapa penjelasan. Pertama, sebagian suara yang dihasilkan Delle kemungkinan merupakan luapan emosi spontan.
Ini mirip dengan kita yang tertawa saat melihat sesuatu yang lucu meskipun sedang sendirian, atau mengumpat saat jari kaki terbentur meja.
Di Svendborgsund, tidak ada makhluk lain yang bisa diajak Delle berinteraksi. Akibatnya, ia berbicara pada dirinya sendiri untuk mengatasi rasa sepi dan bosannya. Mengapa Delle datang ke kanal ini seorang diri, atau mengapa ia tidak pergi mencari teman, masih menjadi misteri.
Mungkin ia tersesat tanpa harapan, atau mungkin ia hanya seekor penyendiri yang merasa cukup dengan dirinya sendiri. Sampai kita mampu memahami "bahasa lumba-lumba," alasan sebenarnya dari perilaku Delle mungkin akan tetap menjadi teka-teki.
Advertisement