Kontaminasi Bakteri Hancurkan Misi Asteroid Ryugu

Sampel dari asteroid Ryugu mendarat di Bumi pada 2020 lalu. Setelah pesawat ruang angkasa itu kembali ke bumi, para peneliti membuka batu tersebut di ruang vakum.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 30 Nov 2024, 01:00 WIB
Visual permukaan asteroid Ryugu berhasil ditangkap oleh robot jelajah Hayagusa2 milik badan antariksa Jepang, JAXA (AFP/JAXA)

Liputan6.com, Jakarta - Ilmuwan Jepang menemukan makhluk hidup pada sampel yang diambil dari asteroid bernama Ryugu. Melansir laman Live Science pada Jumat (29/11/2024), mikroorganisme tersebut ditemukan pada bagian dari batu seberat 5,4 gram yang dikumpulkan oleh pesawat luar angkasa Hayabusa2 milik Jepang.

Sampel dari asteroid Ryugu mendarat di Bumi pada 2020 lalu. Setelah pesawat ruang angkasa itu kembali ke bumi, para peneliti membuka batu tersebut di ruang vakum.

Ruang vakum merupakan di ruangan yang diisi dengan nitrogen bertekanan untuk mencegah kontaminasi. Kemudian, sampel asteroid Ryugu ditempatkan di dalam wadah yang diisi nitrogen untuk dikirim ke seluruh dunia guna dianalisis.

Mulanya, keberadaan mikroorganisme dalam meteorit tersebut digunakan sebagai bukti kehidupan luar angkasa. Sayangnya, kontaminasi dari bumi mematahkan teori ini.

Setelah menerima sampel yang dikirim dari Jepang ke Inggris di dalam wadah, para peneliti memindai batu luar angkasa tersebut menggunakan sinar-X. Mereka tidak menemukan tanda-tanda keberadaan bakteri di permukaannya.

Kemudian, mereka memindahkan sampel itu ke dalam resin setelah tiga minggu. Setelah dipelajari lebih rinci 1 pekan kemudian menggunakan mikroskop elektron pemindai.

Secara mengejutkan, hasil penelitian mereka mengungkapkan adanya batang dan filamen materi organik yang berlimpah di permukaan sampel. Hal yang mengecewakan bagi para peneliti adalah tingkat pertumbuhan, bentuk, dan kemunculan mendadak bakteri tersebut sangat mirip dengan mikroba yang ditemukan di Bumi.

Hal ini menunjukkan bahwa sampel tersebut kemungkinan terkontaminasi setelah ditempatkan di dalam resin. Penemuan ini menekankan bahwa organisme bumi dapat dengan cepat menjajah spesimen luar angkasa.

Meskipun para peneliti telah dilakukan langkah-langkah pengendalian untuk mencegah kontaminasi. Selain menunjukkan pentingnya prosedur dekontaminasi yang sangat ketat untuk sampel dari luar angkasa, para peneliti juga menyatakan studi mereka menyoroti kemampuan adaptasi luar biasa mikroba.

Entitas yang dengan cepat mengonsumsi materi organik dari mana saja, tanpa memandang planet asalnya.

 


Tentang Asteroid Ryugu

Asteroid Ryugu atau dikenal juga dengan nama 162173 Ryugu merupakan sebuah asteroid berpotensi berbahaya bagi bumi. Asteroid ini diklasifikasikan sebagai kelompok Apollo.

Melansir laman Space pada Jumat (29/11/2024), diameternya berkisar sekitar 900 meter (3.000 kaki) dan merupakan objek gelap dengan tipe spektral langka Cb. Asteroid ini memiliki ciri-ciri gabungan asteroid tipe C dan tipe B.

Ryugu pertama kali ditemukan pada 10 Mei 1999 dan menjadi target misi luar angkasa ambisius oleh Badan Antariksa Jepang (JAXA), Misi bernama Hayabusa2 ini diluncurkan pada 3 Desember 2014 dan berhasil mencapai Ryugu pada 27 Juni 2018. Selama di Ryugu, Hayabusa2 melakukan berbagai pengamatan dan pengambilan sampel.

Pesawat luar angkasa ini berhasil memetakan permukaan asteroid secara detail, mempelajari komposisi batuannya. Bahkan menciptakan kawah kecil dengan menembakkan peluru tembaga.

Pada November 2019, Hayabusa2 meninggalkan Ryugu dan kembali ke Bumi dengan membawa kapsul berisi sampel asteroid. Misi ini membawa material berharga dari luar angkasa untuk pertama kalinya dalam 11 tahun.

Meski teori mengenai keberadaan makhluk hidup asteroid ini gagal ditemukan, para astronom menemukan bahwa Ryugu kaya akan senyawa organik, termasuk asam amino, yang merupakan bahan penyusun protein. Hal ini menunjukkan bahwa asteroid mungkin telah memainkan peran penting dalam membawa bahan-bahan pembangun kehidupan ke bumi.

(Tifani)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya