PLN Bakal Wujudkan Kapasitas Listrik 100 GW di Era Prabowo, Caranya?

Dirut PLN mengatakan di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, Indonesia bergerak menuju transformasi besar dalam sektor energi

oleh Tira Santia diperbarui 29 Nov 2024, 15:00 WIB
Gedung PLN. Dengan kondisi efisiensi dan optimalisasi capital expenditure (Capex), PLN mampu memitigasi faktor eksternal yang berdampak pada keuangan PLN. Dari sisi pengelolaan utang, PLN mampu menurunkan utang dari Rp 451 triliun pada tahun 2020 menjadi Rp 417 triliun pada Juni 2022. PLN memprediksi bisa mengurangi beban utang Rp 5 triliun per tahun. (Dok. PLN)

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo, mengatakan di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, Indonesia bergerak menuju transformasi besar dalam sektor energi.

Salah satu caranya yakni beralih dari pembangunan berbasis bahan bakar fosil (fossil-based development) ke pengembangan energi terbarukan (renewable-based development). 

Darmawan menyebut, kebijakan ini mencerminkan tekad untuk menciptakan sistem energi yang lebih bersih, terjangkau, dan berkelanjutan.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Indonesia berencana untuk menambah kapasitas pembangkit listrik hingga 100 gigawatt (GW) pada tahun 2040.

Dari total tersebut, 75 GW akan berasal dari energi baru terbarukan (EBT), yang mencakup energi matahari, angin, hidro, dan biomassa. Selain itu, 5 GW akan berbasis nuklir, sementara sisanya, sekitar 20 GW, masih akan mengandalkan energi gas.

“Jadi, ke depan dari hari ini sampai 2040 kita akan membangun tambahan kapasitas pembangkit 100 gigawatt. Dan 75 gigawattnya adalah berbasis pada energi baru terbarukan, 5 gigawattnya itu berbasis pada nuklir, dan hanya 20 gigawattnya itu pun berbasis pada gas,” kata Darmawan dalam Dialog Interaktif seri kedua Program 3 Juta Rumah, di Menara BTN, Jakarta, Jumat (29/11/2024). 

Kurangi Emisi Karbon

Menurutnya, langkah besar ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang selama ini menjadi penyumbang utama emisi karbon.

Dengan demikian, Indonesia tidak hanya berupaya memenuhi kebutuhan energi dalam negeri, tetapi juga berperan aktif dalam upaya global mengurangi dampak perubahan iklim.

 


Terjangkau

Tampak Gedung PLN. Realisasi penjualan listrik PT PLN (Persero) pada semester satu 2023 tercatat sebesar 137,12 Terawatt hour (TWh). Foto: PLN

Selain itu, melalui kebijakan energi ini juga menekankan pada penyediaan energi yang tidak hanya bersih, tetapi juga terjangkau bagi masyarakat.

Dalam visi Presiden Prabowo Subianto, "affordable clean energy" menjadi kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif. 

Penyediaan energi yang terjangkau dan ramah lingkungan ini diyakini akan menarik investasi hijau (green investment) yang signifikan.

Investasi tersebut berpotensi menciptakan lapangan kerja baru, sekaligus memberikan kontribusi pada pengurangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

“Dari kepemimpinan dari Bapak Presiden Prabowo Subianto, kita harus bisa menyediakan affordable tetapi juga clean energy, affordable clean energy. Kenapa? Karena dari sini akan ada banyak sekali investasi yang berbasis pada green investment,” ujarnya.

Maka sebagai hasilnya diharapkan ekonomi Indonesia dapat tumbuh dengan angka 8% per tahun, sesuai dengan janji yang telah disampaikan oleh Presiden Prabowo Subianto.

“Dari adanya green investment ini akan tentu saja akan create more jobs, and of course in the process to bring down poverty, to give prosperity to the people and deliver 8% economic growth as promised by Presiden Prabowo Subianto,” pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya