Liputan6.com, Jakarta - Kinerja emiten ritel hingga kuartal III 2024 mayoritas tumbuh positif. Secara historis sektor ritel lebih bergairah pada kuartal IV, didorong sentimen Natal dan Tahun Baru 2025. Meski ada beberapa tantangan yang perlu diperhatikan.
Musim Natal dan Tahun Baru selalu menjadi momen penting bagi sektor ritel. Biasanya, penjualan sektor ritel akan meningkat, terutama untuk emiten yang berfokus pada perlengkapan rumah tangga dan produk gaya hidup. Peningkatan daya beli masyarakat, yang didorong oleh momentum liburan dan pemilu, diperkirakan akan mendorong konsumsi lebih tinggi pada akhir tahun.
Advertisement
"Prospek sektor ritel masih bagus. Dari sisi makro, Indeks Keyakinan Konsumen Indonesia hasilnya masih bertahan di atas level 100. Menggambarkan kondisi perekonomian Indonesia ke depannya Masih optimis. Ditambah kinerja sektor retail di tanah air juga masih berjalan dengan progresif," kata Senior Analyst Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta kepada Liputan6.com, Jumat (29/11/2024).
Meskipun sektor ini masih menghadapi tekanan dari kondisi makro ekonomi, termasuk suku bunga yang tinggi, prospek tetap optimis berkat faktor musiman dan peningkatan konsumsi.
Emiten dengan fokus pada kebutuhan gaya hidup dan produk konsumen berpotensi mendapatkan keuntungan signifikan. Terutama karena konsumen seringkali meningkatkan pengeluaran untuk barang-barang seperti pakaian, peralatan rumah tangga, dan elektronik selama musim liburan.
"Government spending dalam momentum pilkada maupun konsumsi masyarakat, serta potensi peningkatan konsumsi jelang periode natal tahun baru bisa memberikan katalis positif terhadap emiten yang bergerak di sektor retail. Apalagi juga wacana tertundanya PPN 12%, itu bisa menjadikan katalis positif tambahan untuk sektor ritel," imbuh Nafan.
Tantangan Eksternal
Secara keseluruhan, meskipun ada beberapa tantangan eksternal seperti inflasi dan fluktuasi nilai tukar, prospek sektor ritel untuk akhir tahun 2024 sangat positif, dengan kemungkinan pertumbuhan penjualan yang signifikan selama Natal dan Tahun Baru.
Untuk saat ini, secara teknikal Nafan jagokan dua saham, yakni ERAA dan AMRT. ERAA menunjukkan potensi pelemahan yang terbatas setelah mendekati area permintaan awal. Selain itu, terbentuk pola candlestick doji star yang memberikan indikasi kemungkinan pembalikan arah.
"Disarankan untuk melakukan pembelian saat harga melemah (buy on weakness). Target harga (TP) bertahap berada di level 432 (+2,86%), 444 (+5,71%), dan 585 (+39,29%) dengan support terdekat di 412," ulas Nafan.
Sementara, AMRT memiliki potensi pelemahan yang terbatas setelah kembali ke batas bawah pola wedge melebar yang meningkat (ascending broadening wedge). Selain itu, indikator RSI menunjukkan sinyal positif.
"Disarankan untuk membeli pada saat harga melemah (buy on weakness). Target harga (TP) bertahap berada di level 3040 (+5,92%), 3160 (+10,10%), dan 3900 (+35,89%) dengan support terdekat di 2.810," beber Nafan.
Advertisement
Prospek Sektor Ritel
Sebelumnya, Research Analyst Mirae Asset, Abyan Habib Yuntoharjo optimistis terhadap prospek sektor ritel yang didukung oleh urbanisasi, peningkatan adopsi teknologi digital, ekspektasi penurunan suku bunga, yang akan berdampak positif pada daya beli masyarakat.
Di samping itu, katalis sektor ritel pada sisa 2024 yakni sehubungan dengan adanya festive season di akhir tahun.
"Dengan latar belakang itu, Mirae Asset memberikan rekomendasi Overweight untuk sektor ritel, mengingat potensi pertumbuhan yang masih kuat pada kuartal IV 2024," kata Abyan.
Sektor ritel masih dapat membukukan pertumbuhan pendapatan double digit setelah COVID-19, menunjukkan resiliensi penjualan pada masa ekonomi yang berat. Dengan adanya ekspektasi penurunan suku bunga, efek festive season pada kuartal IV akan berimbas positif terhadap prospek sektor retail.