Liputan6.com, Jakarta Indonesia kembali menjadi perhatian dalam forum internasional yang diinisiasi oleh Reanda International yang merupakan sebuah jaringan firma akuntansi internasional asal Tiongkok. Forum tahunan yang memasuki tahun ke-VIII ini mengangkat tema “Menyongsong Pertumbuhan Masa Depan Indonesia Sambil Mengelola Risiko Global”, dengan fokus pada peluang investasi dan strategi menghadapi tantangan ekonomi global.
Advertisement
CEO Reanda Internasional Huang Jinhui menyoroti posisi strategis Indonesia dalam inisiatif Belt and Road Initiative (BRI).
“Indonesia adalah mitra penting dalam pembangunan ekonomi global. Melalui BRI, kita dapat menciptakan sinergi untuk mempercepat pertumbuhan infrastruktur dan investasi strategis di kawasan ini,” ujar Huang Jinhui dikutip Jumat (29/11/2024).
Sementara itu, Michelle Bernardi, Ketua Panitia forum yang juga adalah CEO Reanda Indonesia menyampaikan bahwa forum ini dirancang sebagai wadah diskusi bagi berbagai pihak untuk memahami potensi dan tantangan ekonomi Indonesia.
“Kami berharap forum ini dapat memperkuat kolaborasi antara pemerintah, pelaku bisnis dan investor dalam menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan di tengah dinamika global,” ujar Michelle.
Salah satu sorotan utama dalam forum ini adalah dampak positif investasi Tiongkok terhadap perekonomian Indonesia. Berdasarkan data, investasi Tiongkok meningkat tajam dari USD 3,2 miliar pada 2021 menjadi USD 8,2 miliar pada 2022.
Meskipun mengalami penurunan tipis menjadi USD 7,4 miliar pada 2023, Tiongkok tetap menjadi sumber investasi asing terbesar kedua di Indonesia. Para pakar ekonomi menilai diskusi dalam forum ini memberikan pandangan strategis mengenai bagaimana memanfaatkan investasi asing secara efektif, khususnya dalam sektor infrastruktur dan industri yang menjadi kunci pertumbuhan ekonomi nasional.
Selain itu, forum ini juga menekankan pentingnya manajemen risiko global dalam menjaga stabilitas ekonomi. Acara ini diharapkan dapat mempererat hubungan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Tiongkok, sekaligus memperkuat peran Indonesia dalam percaturan ekonomi global.
China Bergerak Pindahkan Investasi ke Indonesia, Apa Saja?
Sebelumnya, Indonesia dan Tiongkok akan terus meningkatkan kerjasama industri di berbagai bidang. Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza, saat menerima Delegasi Pengusaha Guangxi yang dipimpin Gubernur Guangxi, Lan Tianli, Kamis (28/11) di Kantor Kementerian Perindustrian.
"Gubernur Guangxi menyampaikan bahwa para pengusaha Guangxi berminat untuk memperbesar investasi Tiongkok di Indonesia di banyak sektor. Perusahaan otomotif wuling yang sudah berinvestasi sejak 2017, akan terus memperbesar kapasitas produksinya dengan tujuan ekspor," jelas Wamenperin yang didampingi sejumlah pejabat eselon I dan II.
Riza menambahkan bahwa pihak Guangxi juga menyampaikan minatnya untuk berinvestasi di sektor tekstil, elektronik, kayu dan logam. "Mereka ingin membangun pabrik dan sedang menjajaki kerjasama dengan para penguasaha kawasan industri. Kebetulan para pengusaha kawasan juga hadir dalam pertemuan," tambah Faisol.
Tawaran kerjasama itu tentu disambut baik untuk dilanjutkan nantinya dalam pertemuan antar pengusaha. Namun, Riza menambahkan bahwa pemerintah tetap mengingatkan perlunya mematuhi ketentuan TKDN (tingkat komponen dalam negeri) dalam setiap produk yang dihasilkan agar bisa mendapatkan insentif dari pemerintah.
"Mereka juga bertanya tentang insentif pajak untuk EV dan HEV. Pemerintah sedang mereview. Apalagi kalau memenuhi TKDN," kata Riza kembali.
Selain itu juga, Wamenperin juga mengingatkan kewajiban untuk terus merekrut tenaga kerja dalam negeri yang telah menjadi komitmen pemerintahan Prabowo Subianto.
Perluasan investasi Tiongkok di Indonesia tampaknya menjadi pilihan setelah gonjang ganjing isu ketidakpastian nasib perdagangan Tiongkok dan Amerika Serikat menyusul terpilihnya Trump sebagai Presiden Amerika Serikat.
Advertisement
Prabowo Gelar Sidang Kabinet, Bahas soal Hasil Kunjungan ke China hingga Amerika
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto akan mengumpulkan jajaran kabinet Merah Putih dalam rangka sidang kabinet paripurna, Jumat (29/11/2024). Sidang kabinet paripurna rencananya akan digelar di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat sore.
"Rencananya begitu (sidang kabinet paripurna). Sore," kata Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi kepada wartawan, Jumat (29/11/2024).
Dia mengatakan salah satu agenda yang akan dibahas dalam sidang kabinet yakni, soal hasil kunjungan Prabowo ke enam negara. Prabowo diketahui melakukan kunjungan kenegaraan ke China, Amerika Serikat, Peru, Brasil, Inggris, hingga Uni Emirate Arab selama dua pekan.
"Ya tentunya selain dari hasil lawatan Bapak Presiden ada pentunjuk lain dari update dari seriap kemenko dan kementerian itu rutin kan ya itu," jelas Prasetyo.
Saat ditanya apakah sidang kabinet nanti akan membaha soal wacana kenaikan PPN 12 persen, Prasetyo menampik. Menurut dia, kenaikan PPN masih dikalkulasi.
"Tunggu tanggal mainnya. Lagi dihitung," ujar dia.
Sebelumnya, Presiden RI Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa komitmen investasi senilai total 18,5 miliar dolar AS yang diperoleh dari lawatannya ke sejumlah negara pada 8-21 November 2024, berhasil melampaui ekspektasi.
"Agak-agak melebihi. Jadi, saya pulang bawa komitmen total 18,5 miliar dolar AS, saya kira ini cukup bagus," kata Presiden Prabowo Subianto di Inggris, Kamis (21/11), diikuti via siaran dalam jaringan (daring) Sekretariat Presiden di Jakarta, Jumat pagi.