Liputan6.com, Jakarta - Sosok besar di balik Pondok Pesantren Lirboyo, KH Mahrus Ali tak asing lagi bagi umat Islam, terutama di kalangan pesantren. Ulama kelahiran Cirebon tahun 1906 ini merupakan sosok karismatik yang banyak meninggalkan kisah luar biasa.
Sebagai generasi kedua penerus Pondok Pesantren Lirboyo bersama Kiai Marzuki Dahlan, kepemimpinan mereka membawa pesantren ini ke masa kejayaan. Tak terhitung santri dari berbagai penjuru negeri yang berguru di Lirboyo.
Salah satu kisah yang paling dikenang adalah peristiwa pada musim haji tahun 1974. Seperti dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @hdwtronik5764, peristiwa ini menunjukkan salah satu karomah Kiai Mahrus Ali yang mengundang decak kagum.
Pada tahun tersebut, Kiai Mahrus Ali, Nyai Zainab, dan putranya Gus Imam Yahya Mahrus tengah melaksanakan ibadah haji.
Mereka dijadwalkan menaiki pesawat yang sama dengan jemaah asal Kabupaten Blitar. Namun, beberapa saat sebelum pesawat lepas landas, Kiai Mahrus tiba-tiba meminta keluarganya turun dari pesawat. "Ayo mudun. Melu penerbangan sak emburin iki. Pesawat iki mambu gondo mayit," ujar Kiai Mahrus.
Mereka pun berganti penerbangan, dan selamat dari musibah tersebut.
Pesawat tersebut akhirnya mengalami kecelakaan tragis di Kolombo, Sri Lanka, dan seluruh penumpangnya meninggal dunia.
Baca Juga
Advertisement
Simak Video Pilihan Ini:
Kisah Lainnya, Santri Disuruh Wudhu
Selain kisah penyelamatan diri dari kecelakaan pesawat, terdapat kejadian lain yang menunjukkan karamah beliau. Dalam perjalanan ibadah haji yang sama, Gus Imam sempat jatuh dari atap bus ketika menuju Masjidil Haram.
Anehnya, Gus Imam merasa dirinya ditangkap dan diselamatkan oleh Kiai Marzuki Dahlan. Padahal, Kiai Marzuki tidak sedang melaksanakan ibadah haji saat itu.
Kisah serupa juga pernah terjadi di Kediri. Suatu ketika, mobil yang ditumpangi Kiai Mahrus bersama sopirnya tercebur ke sungai Bengawan Solo. Mobil tersebut tenggelam cukup lama, hingga harus ditarik menggunakan mobil derek. Namun, saat pintu mobil dibuka, Kiai Mahrus terlihat santai sedang merokok tanpa basah sedikit pun.
Ada pula cerita unik mengenai salah seorang santri beliau. Santri ini, meskipun sudah lama boyong, tiba-tiba diminta datang ke Lirboyo.
Sebelum berangkat, Kiai Mahrus memerintahkannya untuk berwudu. Ternyata, di perjalanan, terjadi kecelakaan. Berkat menjaga wudu, santri tersebut selamat tanpa cedera, begitu juga seorang perempuan tua yang duduk di depannya.
Kisah lain yang tak kalah menarik adalah ketika peresmian gedung Institut Agama Islam Tribakti di Kediri. Saat acara berlangsung, hujan deras mengguyur. Namun, Kiai Mahrus meminta semua santri berdoa bersama agar hujan berhenti. Ajaibnya, doa tersebut langsung dikabulkan. Hujan berhenti selama acara berlangsung, dan kembali turun setelah peresmian selesai.
Advertisement
Keajaiban Lain
Santri Lirboyo sering membicarakan keajaiban seperti ini. Salah seorang santri senior, Kiai Halimi, mengungkapkan bahwa peristiwa seperti itu bukan hal baru bagi Kiai Mahrus. "Itu sudah sering terjadi," ujarnya.
Tak hanya mampu memengaruhi alam, Kiai Mahrus juga dikenal mampu membaca hati santri. Kiai Fatoni Shihabuddin, salah satu santrinya, pernah mencoba mengintip kitab yang sedang dibaca Kiai Mahrus. Saat itu, Kiai Mahrus tiba-tiba menegurnya tanpa melihat, dan ucapan tersebut meninggalkan kesan mendalam bagi Fatoni muda.
Sebagai ulama besar, Kiai Mahrus Ali tak hanya dihormati karena kealimannya, tetapi juga karamahnya yang sering menjadi perbincangan. Kisah-kisah ini menjadi pelajaran berharga bagi santri dan masyarakat umum untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah.
Pesan yang terkandung dari setiap kejadian luar biasa ini adalah pentingnya menjaga wudu, memperbanyak selawat, dan selalu tawakal kepada Allah. Dalam perjalanan hidup, karamah seorang wali bukanlah sesuatu yang datang tiba-tiba, melainkan buah dari keimanan dan ketakwaan yang tinggi.
Kisah Kiai Mahrus Ali mengingatkan kita bahwa keberkahan dan keselamatan adalah hak mutlak milik Allah. Namun, melalui para wali-Nya, Allah sering menunjukkan kuasa-Nya untuk menginspirasi dan menguatkan iman hamba-hamba-Nya.
Semoga kisah-kisah ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk terus menjaga hubungan dengan Allah melalui doa, amal saleh, dan keikhlasan hati. Dengan demikian, hidup kita pun akan dipenuhi keberkahan.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul