IHSG Merosot ke 7.114, Investor Asing Kembali Jual Saham Rp 3,8 Triliun

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 1,13 persen ke posisi 7.114,2 pada 25-29 November 2024.

oleh Agustina Melani diperbarui 30 Nov 2024, 07:03 WIB
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok pada perdagangan 25-29 November 2024. Sektor saham energi dan basic materials membebani IHSG pada pekan ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok pada perdagangan 25-29 November 2024. Sektor saham energi dan basic materials membebani IHSG pada pekan ini.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (30/11/2024), IHSG merosot 1,13 persen ke posisi 7.114,2. Pada pekan lalu, IHSG naik 0,48 persen ke posisi 7.195,56. Kapitalisasi pasar terpangkas 0,43 persen menjadi Rp 12.000 triliun dari pekan lalu Rp 12.053 triliun.

Investor asing melepas saham Rp 3,89 triliun pada pekan ini. Jumlah ini lebih besar dari pekan lalu Rp 3,65 triliun. Sepanjang 2024, investor asing membukukan aksi beli saham Rp 21,56 triliun.

Selama sepekan ini, rata-rata nilai transaksi harian bursa meningkat 35,53 persen menjadi Rp 13,45 triliun dari Rp 9,93 triliun pada pekan lalu. Rata-rata volume transaksi harian bursa melonjak 31,23 persen menjadi 26,10 miliar saham dari 19,89 miliar saham pada pekan sebelumnya. Rata-rata frekuensi transaksi harian bursa naik 3,27 persen menjadi 1,14 juta kali transaksi dari 1,1 juta kali transaksi pada pekan lalu.

Sektor saham cenderung beragam pekan ini. Sektor saham energi turun 4,41 persen dan pimpin koreksi. Kemudian sektor saham teknologi susut 3,54 persen, sektor saham basic materials terpangkas 2,62 persen. Lalu sektor saham infrastruktur merosot 1,09 persen, sektor saham transportasi susut 1,01 persen.

Sementara itu, sektor saham industri naik 0,40 persen, sektor saham consumer nonsiklikal bertambah 0,65 persen, sektor saham consumer siklikal melejit 0,86 persen. Lalu sektor saham perawatan kesehatan melonjak 2,02 persen, sektor saham keuangan nak 0,16 persen dan sektor saham properti melambung 0,96 persen.


Sentimen Pekan Ini

Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Mengutip riset Ashmore Asset Management Indonesia, pada pekan ini, harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) alami reli 9,9 persen, berbalik dari penurunan pekan lalu seiring cuaca buruk akibatkan imbal hasil yang lebih buruk.

Sementara itu, bursa saham China mengali reli dengan indeks Shanghai naik 1,81 persen dan CSI 300 bertambah 1,32 persen. Hal ini seiring pelaku pasar berharap lebih banyak stimulus akan segera diumumkan.

Sementara itu, bitcoin alami koreksi 3,29 persen pada pekan ini, berbalik dari reli yang kuat. Batu bara susut 3,23 persen, minyak mentah melemah 3,11 persen. Hal ini terjadi di tengah meningkatnya kemungkinan penyelesaian konflik di Timur Tengah.

"Minggu ini, kita melihat pengukur inflasi pilihan the Federal Reserve (the Fed-red) mempertahankan tingkat bulanan yang sama dengan inflasi inti PCE bulanan sebesar 0,3 persen seperti yang diharapkan,"

Sementara itu, tingkat inflasi PCE tahunan mengalami kenaikan yang moderat. Di sisi lain, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) triwulanan melambat seperti yang diharapkan tetapi tetap tangguh.

"Di Jerman, kita melihat sentimen negative yang berkelanjutan dari sisi bisnis dan konsumen karena kekhawatiran terhadap pemerintah mereka selain tarif Trump,”

Tingkat inflasi tahunan mereka naik dibandingkan dengan bulan sebelumnya tetapi lebih rendah dari yang diharapkan. Jepang melihat peningkatan keyakinan konsumen seperti yang diharapkan, tetapi tingkat pengangguran mengalami kenaikan seiring dengan pertumbuhan penjualan ritel yang lebih rendah dari yang diharapkan.

Keuntungan industri Tiongkok tahun ini lebih lemah dari yang diharapkan dan tetap mengalami kontraksi dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Sementara itu, Indonesia mengalami pertumbuhan harga properti paling lambat sejak kuartal keempat 2021, selain pertumbuhan pasokan uang yang lebih rendah.


Penutupan IHSG pada 18-22 November 2024

Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada perdagangan 18-22 November 2024. Penguatan IHSG didorong sentimen nilai tukar rupiah dan harga komoditas.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (23/11/2024), IHSG ditutup naik 0,48 persen ke posisi 7.195,56. Pada pekan lalu, IHSG ditutup turun 1,7 persen di posisi 7.161,25.

Sementara itu, kapitalisasi pasar bursa terpangkas 0,08 persen menjadi Rp 12.053 triliun dari pekan lalu di posisi Rp 12.063 triliun. Rata-rata frekuensi transaksi juga merosot 13,80 persen menjadi 1,10 juta kali transaksi dari 1,28 juta kali transaksi pada pekan lalu.

Sementara itu, selama sepekan rata-rata nilai transaksi harian bursa anjlok 19,17 persen menjadi Rp 9,93 triliun dari Rp 12,28 triliun pada pekan sebelumnya.

Selain itu, rata-rata volume transaksi harian bursa selama sepekan susut 37,82 persen menjadi 19,89 miliar saham dari 31,99 miliar saham pada pekan lalu.

Investor asing menjual saham Rp 353,68 miliar pada Jumat, 22 November 2024. Namun,selama sepekan pada 18-22 November 2024, investor asing jual saham Rp 3,65 triliun. Sepanjang 2024, investor asing beli saham Rp 25,46 triliun.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, selama sepekan IHSG menguat didorong sejumlah hal. Pertama, pergerakan nilai tukar dolar Amerika Serikat terhadap rupiah. Dolar AS masih menguat terhadap rupiah seiring sikap hawkish the Federal Reserve atau the Fed yang akan tetap pertahankan suku bunga acuan 4,75 persen mengingat kondisi ekonomi AS yang masih baik.

 

 


Data Ekonomi AS

"Kedua, pergerakan harga komoditas dunia, khususnya emas dan minyak yang mengalami penguatan setelah memanasnya kembali konflik Rusia dengan Ukraina,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Ketiga, rilis suku bunga China dan Indonesia yang masih mempertahankan di levelnya masing-masing (China 3,1% dan 3,6%, Indonesia 6%).

Untuk sepekan ke depan, Herditya mengatakan, pihaknya perkirakan IHSG berpeluang melanjutkan penguatannya dengan area support di 7.118 dan resistance di 7.287.

"Adapun diperkirakan yang mempengaruhi IHSG antara lain  Rilis data makro AS, di mana akan ada data PCE dan personal income,” kata dia.

Kemudian, Investor diperkirakan mencermati kembali Rusia dan Ukraina yang kembali memanas, di mana akan mengakibatkan pergerakan pada harga komoditas dunia.

Infografis Jurus Pemerintahan Prabowo - Gibran Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya