Israel Peringatkan Warga Lebanon untuk Tidak Kembali ke 60 Desa di Selatan

Lebih dari satu juta warga Lebanon telah mengungsi akibat pertempuran Hizbullah Vs Israel, sebagian besar dari daerah selatan. Selain itu, puluhan ribu warga Israel juga mengungsi.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 30 Nov 2024, 08:00 WIB
Tim penyelamat memilah-milah reruntuhan bangunan dan mencari korban setelah serangan udara Israel semalam yang menghantam kawasan Basta di Beirut, Lebanon pada 23 November 2024. (Fadel ITANI/AFP)

Liputan6.com, Tel Aviv - Militer Israel memperingatkan warga Lebanon untuk tidak kembali ke 60 desa di selatan negara tersebut. Peringatan ini dikeluarkan tiga hari setelah dimulainya gencatan senjata, yang terjadi setelah lebih dari setahun pertempuran antara Israel dan Hizbullah.

Angkatan Pertahanan Israel (IDF) merilis peta yang menunjukkan wilayah yang harus dihindari oleh warga Lebanon. Mereka memperingatkan siapapun yang kembali ke area itu akan membahayakan diri sendiri. Demikian seperti dilansir BBC, Sabtu (30/11/2024).

Gencatan senjata mulai diberlakukan pada Rabu (27/11) pagi. Namun, baik pejabat Israel maupun Lebanon saling menuduh satu sama lain telah melanggar gencatan senjata.

Pada Kamis (28/11), IDF melaporkan bahwa pasukannya telah menembakkan artileri dan melakukan serangan udara terhadap sasaran di Lebanon selatan. Serangan ini dilakukan setelah IDF melihat aktivitas di fasilitas senjata Hizbullah dan kendaraan yang tiba di beberapa lokasi yang dianggap melanggar gencatan senjata.

Lebanon menuduh Israel telah melanggar kesepakatan ini "beberapa kali" dan mengatakan mereka sedang memantau situasi.

Sebagai bagian dari gencatan senjata, dibentuk sebuah kelompok pemantau multinasional yang melibatkan perwakilan dari Amerika Serikat (AS), Prancis, dan Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL). Kelompok ini bertugas memastikan bahwa kedua pihak mematuhi kesepakatan.

Dalam wawancara pertamanya sejak gencatan senjata diumumkan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dia telah memerintahkan IDF untuk melakukan "perang intensif" jika Hizbullah melanggar gencatan senjata secara "besar-besaran". Netanyahu juga menyatakan bahwa gencatan senjata ini "bisa berakhir dengan cepat" jika pelanggaran besar terjadi.

Berdasarkan kesepakatan yang dimediasi oleh AS dan Prancis, pasukan Israel akan mundur dari Lebanon selatan. Sementara itu, tentara Lebanon akan menggantikan posisi pasukan Israel, dengan larangan bagi kelompok bersenjata lain untuk beroperasi di wilayah tersebut. Proses ini diharapkan selesai dalam waktu 60 hari setelah gencatan senjata dimulai.

Wilayah yang harus dihindari oleh warga, menurut IDF, membentang dari Mansouri di pesisir hingga Shebaa di timur.

Pada hari Rabu, tentara Lebanon juga memperingatkan warga untuk tidak kembali ke daerah-daerah yang sebelumnya dikuasai oleh pasukan Israel, sebelum mereka sepenuhnya menarik diri.

Israel memulai serangannya ke selatan Lebanon pada awal bulan lalu setelah IDF meningkatkan serangan terhadap Hizbullah.

Konflik terbaru antara Hizbullah dan Israel dimulai pada 8 Oktober 2023. Hizbullah menembakkan roket ke wilayah utara Israel sebagai bentuk dukungan terhadap Hamas yang sedang berperang di Jalur Gaza.

Sejak 8 Oktober, Israel dan Hizbullah telah saling bertempur dengan intensitas yang semakin meningkat. Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan bahwa serangan Israel telah menewaskan sedikitnya 3.961 orang dan melukai lebih dari 16.500 orang lainnya.

Menurut pihak berwenang Israel, serangan Hizbullah telah menewaskan 31 tentara dan 45 warga sipil di Israel. Selain itu, sebanyak 45 tentara Israel juga tewas dalam pertempuran di selatan Lebanon.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya