9 Ciri-Ciri Torsio Testis: Penyebab, Diagnosis, Penanganan, dan Komplikasi

Kenali ciri-ciri torsio testis seperti nyeri mendadak pada testis, pembengkakan skrotum, mual dan muntah. Pelajari penyebab, diagnosis dan pengobatannya.

oleh Liputan6 diperbarui 04 Des 2024, 20:22 WIB
Dokter melakukan pencatatan pemeriksaan (Foto: Pexels.com/Raw Pixel)

Liputan6.com, Jakarta - Torsio testis merupakan kondisi darurat medis yang terjadi ketika testis atau buah zakar mengalami puntiran abnormal pada porosnya. Hal ini menyebabkan aliran darah ke testis terhambat, yang dapat mengakibatkan nyeri hebat, pembengkakan, dan jika tidak segera ditangani dapat menyebabkan kerusakan permanen pada jaringan testis.

Kondisi ini terjadi ketika funikulus spermatikus (spermatic cord) yang membawa aliran darah ke testis mengalami puntiran. Akibatnya, suplai darah ke testis terganggu atau bahkan terhenti sama sekali. Torsio testis dapat terjadi pada pria di segala usia, namun paling sering dialami oleh remaja dan dewasa muda berusia 12-25 tahun.

Torsio testis merupakan keadaan gawat darurat yang memerlukan penanganan medis segera. Jika tidak ditangani dalam waktu 4-6 jam, risiko kerusakan permanen pada testis meningkat signifikan. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengenali gejala-gejala torsio testis dan segera mencari pertolongan medis jika dicurigai mengalami kondisi ini.


Ciri-Ciri dan Gejala Torsio Testis

Mengenali ciri-ciri dan gejala torsio testis sangat penting agar kondisi ini dapat segera ditangani. Berikut adalah beberapa gejala utama torsio testis yang perlu diwaspadai:

  1. Nyeri testis yang tiba-tiba dan sangat hebat, biasanya hanya pada satu sisi testis
  2. Pembengkakan pada skrotum, terutama di sisi testis yang terkena
  3. Perubahan posisi testis menjadi lebih tinggi dari biasanya
  4. Perubahan warna kulit skrotum menjadi kemerahan atau lebih gelap
  5. Mual dan muntah
  6. Nyeri perut bagian bawah
  7. Demam
  8. Sering buang air kecil
  9. Darah dalam air mani

Nyeri pada torsio testis biasanya muncul secara mendadak dan terasa sangat hebat. Intensitas nyeri dapat meningkat dalam beberapa jam pertama. Rasa nyeri ini sering disertai dengan mual dan muntah. Pada beberapa kasus, nyeri dapat menjalar hingga ke perut bagian bawah atau punggung.

Pembengkakan skrotum juga merupakan gejala yang umum terjadi. Skrotum di sisi testis yang mengalami torsio akan membengkak dan terasa keras saat diraba. Kulit skrotum juga dapat berubah warna menjadi kemerahan atau lebih gelap dari biasanya.

Perubahan posisi testis juga perlu diperhatikan. Pada kasus torsio testis, testis yang terkena biasanya berada pada posisi yang lebih tinggi dari biasanya atau memiliki sudut rotasi yang tidak normal. Hal ini terjadi karena puntiran pada funikulus spermatikus menarik testis ke posisi yang lebih tinggi.

Gejala-gejala ini biasanya muncul secara tiba-tiba dan dapat berkembang dengan cepat dalam beberapa jam. Penting untuk diingat bahwa intensitas gejala dapat bervariasi pada setiap individu. Beberapa orang mungkin mengalami semua gejala di atas, sementara yang lain hanya mengalami beberapa gejala saja.


Penyebab Torsio Testis

Meskipun penyebab pasti torsio testis belum sepenuhnya dipahami, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi ini:

  • Kelainan anatomi bawaan: Kondisi yang disebut "bell clapper deformity" di mana testis tidak melekat dengan baik pada skrotum, memungkinkan testis bergerak lebih bebas dan meningkatkan risiko terpuntir.
  • Trauma atau cedera: Benturan atau cedera pada area testis dapat memicu terjadinya torsio.
  • Aktivitas fisik yang berat: Olahraga atau aktivitas fisik yang intens dapat meningkatkan risiko torsio testis pada individu yang rentan.
  • Perubahan suhu mendadak: Paparan suhu dingin yang tiba-tiba dapat memicu kontraksi otot cremaster dan meningkatkan risiko torsio.
  • Pertumbuhan cepat selama masa pubertas: Lonjakan pertumbuhan testis selama pubertas dapat meningkatkan risiko torsio.
  • Riwayat keluarga: Terdapat indikasi bahwa faktor genetik dapat berperan dalam meningkatkan risiko torsio testis.

Penting untuk dicatat bahwa torsio testis dapat terjadi tanpa adanya faktor risiko yang jelas. Kondisi ini bisa muncul secara spontan, bahkan saat seseorang sedang tidur atau beristirahat. Oleh karena itu, setiap pria perlu waspada terhadap gejala-gejala torsio testis, terlepas dari ada tidaknya faktor risiko yang diketahui.

Pemahaman tentang penyebab dan faktor risiko torsio testis dapat membantu dalam upaya pencegahan dan deteksi dini. Namun, mengingat sifat darurat dari kondisi ini, pengenalan gejala dan tindakan cepat tetap menjadi kunci utama dalam penanganan torsio testis yang efektif.


Diagnosis Torsio Testis

Diagnosis torsio testis memerlukan tindakan cepat dan akurat mengingat sifat darurat dari kondisi ini. Dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan untuk memastikan diagnosis dan menentukan tindakan yang tepat. Berikut adalah langkah-langkah dalam proses diagnosis torsio testis:

1. Anamnesis (Wawancara Medis)

Dokter akan menanyakan tentang gejala yang dialami, kapan gejala mulai muncul, dan riwayat kesehatan pasien. Informasi tentang riwayat keluarga, cedera sebelumnya, atau aktivitas fisik yang baru dilakukan juga penting untuk disampaikan.

2. Pemeriksaan Fisik

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada area skrotum dan testis. Beberapa hal yang akan diperiksa meliputi:

  • Pembengkakan dan perubahan warna pada skrotum
  • Posisi dan orientasi testis
  • Adanya nyeri saat palpasi (perabaan)
  • Refleks kremaster (refleks yang menyebabkan testis tertarik ke atas saat bagian dalam paha dirangsang)

3. Pemeriksaan Penunjang

Untuk memastikan diagnosis, dokter mungkin akan melakukan beberapa pemeriksaan tambahan:

  • Ultrasonografi Doppler: Pemeriksaan ini dapat menunjukkan aliran darah ke testis. Pada kasus torsio testis, aliran darah akan berkurang atau terhenti.
  • Tes urine: Untuk menyingkirkan kemungkinan infeksi saluran kemih atau kondisi lain yang dapat menyebabkan gejala serupa.
  • Pemeriksaan darah: Untuk mengecek adanya tanda-tanda infeksi atau peradangan.

4. Eksplorasi Bedah

Dalam beberapa kasus, terutama jika diagnosis masih belum pasti namun kecurigaan torsio testis tinggi, dokter mungkin akan merekomendasikan eksplorasi bedah langsung. Tindakan ini sekaligus berfungsi sebagai diagnosis dan pengobatan.

Penting untuk diingat bahwa waktu adalah faktor kritis dalam diagnosis dan penanganan torsio testis. Semakin cepat diagnosis ditegakkan, semakin besar peluang untuk menyelamatkan testis. Oleh karena itu, jika ada kecurigaan torsio testis, pasien harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan darurat.


Pengobatan Torsio Testis

Pengobatan torsio testis merupakan tindakan darurat yang harus dilakukan secepat mungkin untuk menyelamatkan testis dan mencegah komplikasi jangka panjang. Berikut adalah langkah-langkah pengobatan torsio testis:

1. Detorsi Manual

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin mencoba melakukan detorsi manual sebagai tindakan awal. Prosedur ini melibatkan rotasi testis kembali ke posisi normal secara manual. Namun, tindakan ini hanya dilakukan oleh profesional medis yang berpengalaman dan biasanya hanya sebagai langkah sementara sebelum operasi.

2. Operasi Darurat (Orchiopexy)

Operasi merupakan pengobatan utama untuk torsio testis. Prosedur ini disebut orchiopexy dan biasanya dilakukan dalam waktu 4-6 jam setelah gejala muncul untuk hasil terbaik. Langkah-langkah dalam operasi ini meliputi:

  • Pemberian anestesi umum
  • Membuat sayatan pada skrotum
  • Memutar kembali testis ke posisi normal
  • Memeriksa viabilitas testis
  • Menjahit testis ke dinding skrotum untuk mencegah torsio di masa depan
  • Melakukan prosedur yang sama pada testis yang tidak terkena untuk pencegahan

3. Orchiectomy (Pengangkatan Testis)

Jika testis sudah mengalami kerusakan permanen akibat kurangnya aliran darah dalam waktu lama (biasanya lebih dari 6-8 jam), dokter mungkin perlu melakukan orchiectomy atau pengangkatan testis. Hal ini dilakukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

4. Perawatan Pasca Operasi

Setelah operasi, pasien akan mendapatkan perawatan lanjutan yang meliputi:

  • Pemberian obat pereda nyeri
  • Antibiotik untuk mencegah infeksi
  • Instruksi untuk istirahat dan membatasi aktivitas fisik
  • Penggunaan penyangga skrotum untuk mengurangi pembengkakan
  • Kompres es untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan

5. Pemeriksaan Lanjutan

Pasien akan dijadwalkan untuk pemeriksaan lanjutan beberapa minggu setelah operasi. Dokter akan mengevaluasi proses penyembuhan dan memastikan tidak ada komplikasi. Pada beberapa kasus, pemeriksaan kesuburan mungkin direkomendasikan di kemudian hari.

Keberhasilan pengobatan torsio testis sangat bergantung pada kecepatan penanganan. Semakin cepat tindakan dilakukan, semakin besar peluang untuk menyelamatkan testis dan mempertahankan fungsinya. Oleh karena itu, edukasi tentang pentingnya pengenalan gejala dan tindakan cepat sangat penting dalam manajemen torsio testis.


Komplikasi Torsio Testis

Torsio testis yang tidak segera ditangani atau terlambat mendapatkan penanganan dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius. Berikut adalah beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat torsio testis:

1. Kerusakan Jaringan Testis

Komplikasi paling serius dari torsio testis adalah kerusakan permanen pada jaringan testis. Ketika aliran darah ke testis terhambat, jaringan testis akan kekurangan oksigen dan nutrisi. Jika kondisi ini berlangsung lebih dari 6-8 jam, kerusakan jaringan dapat menjadi irreversibel, menyebabkan kematian sel-sel testis (nekrosis).

2. Infertilitas

Kerusakan pada testis akibat torsio dapat menyebabkan gangguan produksi sperma, yang pada akhirnya dapat mengakibatkan infertilitas atau penurunan kesuburan. Bahkan jika hanya satu testis yang terkena, risiko infertilitas tetap ada karena tubuh dapat menghasilkan antibodi terhadap sperma sendiri (antisperma antibodi), yang dapat mengganggu kesuburan.

3. Atrofi Testis

Setelah mengalami torsio, testis yang terkena mungkin mengalami pengecilan ukuran (atrofi) akibat kerusakan jaringan. Hal ini dapat mempengaruhi produksi hormon dan sperma.

4. Gangguan Hormonal

Testis berperan penting dalam produksi hormon testosteron. Kerusakan pada testis dapat menyebabkan gangguan produksi hormon ini, yang dapat berdampak pada perkembangan seksual sekunder, libido, dan kesehatan tulang.

5. Nyeri Kronis

Beberapa pasien mungkin mengalami nyeri kronis pada area skrotum setelah mengalami torsio testis, bahkan setelah penanganan berhasil dilakukan.

6. Risiko Torsio Berulang

Jika torsio testis tidak ditangani dengan fiksasi bedah (orchiopexy), risiko terjadinya torsio berulang pada testis yang sama atau testis lainnya meningkat.

7. Dampak Psikologis

Pengalaman torsio testis dan kemungkinan kehilangan testis dapat memiliki dampak psikologis yang signifikan, termasuk kecemasan, depresi, atau masalah citra diri.

8. Komplikasi Pasca Operasi

Meskipun jarang, prosedur pembedahan untuk menangani torsio testis dapat membawa risiko komplikasi seperti infeksi, perdarahan, atau pembentukan jaringan parut.

Mengingat potensi komplikasi yang serius ini, sangat penting untuk mengenali gejala torsio testis dan mencari pertolongan medis segera. Penanganan cepat dan tepat dapat secara signifikan mengurangi risiko komplikasi jangka panjang dan mempertahankan fungsi testis. Selain itu, pemeriksaan rutin pasca penanganan juga penting untuk memantau kemungkinan komplikasi yang muncul di kemudian hari.


Pencegahan Torsio Testis

Meskipun tidak semua kasus torsio testis dapat dicegah, terutama yang disebabkan oleh faktor anatomi bawaan, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko terjadinya kondisi ini:

1. Edukasi dan Kesadaran

Meningkatkan kesadaran tentang torsio testis, terutama di kalangan remaja dan dewasa muda, sangat penting. Edukasi tentang gejala dan pentingnya penanganan cepat dapat membantu dalam deteksi dan penanganan dini.

2. Pemeriksaan Rutin

Lakukan pemeriksaan testis secara rutin. Pria dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan mandiri setiap bulan untuk mendeteksi adanya perubahan atau kelainan pada testis.

3. Penggunaan Pelindung

Saat berolahraga atau melakukan aktivitas fisik yang berisiko, gunakan pelindung testis (athletic cup) untuk mengurangi risiko cedera yang dapat memicu torsio.

4. Penanganan Cepat Cedera

Jika mengalami cedera pada area genital, segera cari pertolongan medis untuk mengevaluasi kemungkinan komplikasi, termasuk torsio testis.

5. Operasi Pencegahan

Bagi individu yang diketahui memiliki faktor risiko anatomis (seperti "bell clapper deformity"), dokter mungkin merekomendasikan prosedur orchiopexy preventif untuk mencegah terjadinya torsio di masa depan.

6. Hindari Paparan Suhu Ekstrem

Perubahan suhu yang ekstrem, terutama paparan dingin yang tiba-tiba, dapat meningkatkan risiko torsio. Hindari paparan langsung area genital terhadap suhu yang sangat dingin.

7. Gaya Hidup Sehat

Menjaga gaya hidup sehat dengan diet seimbang, olahraga teratur, dan menghindari merokok dapat membantu menjaga kesehatan sistem reproduksi secara keseluruhan.

8. Konsultasi Medis Rutin

Bagi pria dengan riwayat keluarga torsio testis atau yang pernah mengalami gejala serupa, konsultasi rutin dengan dokter urologi dapat membantu dalam pemantauan dan pencegahan.

9. Penanganan Cepat Gejala

Jika merasakan gejala yang mencurigakan, seperti nyeri testis yang tiba-tiba, segera cari pertolongan medis. Tindakan cepat dapat mencegah komplikasi serius.

10. Edukasi Keluarga

Bagi keluarga dengan riwayat torsio testis, edukasi anggota keluarga laki-laki tentang risiko dan pentingnya kewaspadaan dapat membantu dalam pencegahan dan deteksi dini.

Meskipun tidak semua kasus torsio testis dapat dicegah, langkah-langkah pencegahan ini dapat membantu mengurangi risiko dan memastikan penanganan cepat jika kondisi ini terjadi. Kombinasi kesadaran, kewaspadaan, dan tindakan preventif dapat memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan testis dan sistem reproduksi pria secara keseluruhan.


Mitos dan Fakta Seputar Torsio Testis

Terdapat beberapa mitos dan kesalahpahaman seputar torsio testis yang perlu diluruskan. Berikut adalah beberapa mitos umum beserta faktanya:

Mitos 1: Torsio testis hanya terjadi pada remaja

Fakta: Meskipun torsio testis memang lebih sering terjadi pada remaja dan dewasa muda, kondisi ini dapat terjadi pada pria di segala usia, bahkan pada bayi baru lahir.

Mitos 2: Torsio testis selalu disebabkan oleh cedera atau aktivitas fisik berat

Fakta: Meskipun cedera atau aktivitas fisik dapat memicu torsio testis, banyak kasus terjadi secara spontan tanpa penyebab yang jelas, bahkan saat tidur atau beristirahat.

Mitos 3: Torsio testis akan sembuh sendiri jika dibiarkan

Fakta: Torsio testis adalah kondisi darurat medis yang memerlukan penanganan segera. Membiarkannya dapat menyebabkan kerusakan permanen pada testis.

Mitos 4: Jika satu testis diangkat akibat torsio, pria akan menjadi mandul

Fakta: Meskipun kehilangan satu testis dapat mempengaruhi kesuburan, banyak pria dengan satu testis masih dapat memiliki anak. Testis yang tersisa biasanya dapat mengkompensasi fungsi testis yang hilang.

Mitos 5: Torsio testis selalu menyebabkan nyeri yang sangat hebat

Fakta: Meskipun nyeri hebat adalah gejala umum, intensitas nyeri dapat bervariasi. Beberapa kasus mungkin hanya menimbulkan ketidaknyamanan ringan, terutama pada awalnya.

Mitos 6: Torsio testis hanya terjadi sekali seumur hidup

Fakta: Tanpa penanganan bedah yang tepat, torsio testis dapat terjadi berulang pada testis yang sama atau testis lainnya.

Mitos 7: Torsio testis dapat dicegah sepenuhnya dengan gaya hidup sehat

Fakta: Meskipun gaya hidup sehat penting, banyak kasus torsio testis terjadi karena faktor anatomi bawaan yang tidak dapat dicegah hanya dengan gaya hidup.

Mitos 8: Torsio testis selalu memerlukan pengangkatan testis

Fakta: Jika ditangani dengan cepat (dalam 6-8 jam), banyak kasus torsio testis dapat diselamatkan tanpa perlu pengangkatan testis.

Mitos 9: Torsio testis hanya mempengaruhi fungsi reproduksi

Fakta: Selain fungsi reproduksi, torsio testis juga dapat mempengaruhi produksi hormon dan memiliki dampak psikologis pada penderitanya.

Mitos 10: Setelah operasi torsio testis, tidak perlu pemeriksaan lanjutan

Fakta: Pemeriksaan lanjutan pasca operasi penting untuk memantau pemulihan, fungsi testis, dan mendeteksi kemungkinan komplikasi jangka panjang.

Memahami fakta-fakta ini penting untuk meningkatkan kesadaran dan memastikan penanganan yang tepat terhadap torsio testis. Edukasi yang benar dapat membantu mengurangi keterlambatan dalam mencari pertolongan medis dan meningkatkan hasil pengobatan.


Kapan Harus Ke Dokter?

Torsio testis merupakan kondisi darurat medis yang memerlukan penanganan segera. Penting untuk mengetahui kapan harus mencari pertolongan medis. Berikut adalah situasi-situasi di mana Anda harus segera ke dokter atau unit gawat darurat:

1. Nyeri Testis Mendadak

Jika Anda mengalami nyeri testis yang tiba-tiba dan intens, terutama jika hanya pada satu sisi, segera cari pertolongan medis. Nyeri ini bisa berkembang dengan cepat dan menjadi sangat parah dalam hitungan menit atau jam.

2. Pembengkakan atau Perubahan Ukuran Skrotum

Pembengkakan skrotum yang cepat, terutama jika disertai dengan nyeri, adalah tanda yang perlu diwaspadai. Perhatikan juga jika ada perbedaan ukuran antara kedua sisi skrotum.

3. Perubahan Posisi Testis

Jika Anda merasa salah satu testis berada pada posisi yang lebih tinggi atau memiliki orientasi yang berbeda dari biasanya, ini bisa menjadi tanda torsio testis.

4. Mual dan Muntah

Mual dan muntah yang muncul bersamaan dengan nyeri testis bisa menjadi indikasi torsio testis dan memerlukan evaluasi medis segera.

5. Perubahan Warna Kulit Skrotum

Jika kulit skrotum menjadi merah, ungu, atau lebih gelap dari biasanya, terutama jika disertai dengan gejala lain, segera cari pertolongan medis.

6. Nyeri Perut Bagian Bawah

Terkadang, torsio testis dapat menyebabkan nyeri yang menjalar ke perut bagian bawah. Jika ini terjadi bersamaan dengan gejala lain, jangan tunda untuk mencari bantuan.

7. Gejala yang Hilang Timbul

Bahkan jika gejala seperti nyeri atau pembengkakan hilang dengan sendirinya, tetap penting untuk mendapatkan evaluasi medis. Ini bisa menjadi tanda torsio intermiten yang masih memerlukan penanganan.

8. Riwayat Torsio Sebelumnya

Jika Anda pernah mengalami torsio testis sebelumnya dan merasakan gejala serupa, segera cari pertolongan medis. Risiko torsio berulang cukup tinggi tanpa penanganan bedah yang tepat.

9. Cedera pada Area Genital

Jika Anda mengalami cedera pada area genital yang diikuti oleh nyeri atau pembengkakan yang tidak mereda, segera konsultasikan ke dokter.

10. Keraguan atau Kecemasan

Jika Anda merasa ragu atau cemas tentang kondisi testis Anda, lebih baik segera mencari evaluasi medis. Dalam kasus torsio testis, lebih baik waspada berlebihan daripada terlambat mendapatkan penanganan.

Ingat, dalam kasus torsio testis, waktu adalah faktor kritis. Semakin cepat kondisi ini ditangani, semakin besar peluang untuk menyelamatkan testis dan mencegah komplikasi jangka panjang. Jangan ragu atau malu untuk mencari pertolongan medis jika Anda mengalami gejala-gejala di atas. Kesehatan dan fungsi reproduksi Anda jauh lebih penting daripada rasa malu atau ketidaknyamanan sementara.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya