Liputan6.com, Gaza - Tiga warga Palestina, termasuk dua anak perempuan dan seorang perempuan dewasa, tewas tergencet pada Jumat (29/11/2024) saat mereka antre di luar sebuah toko roti di Gaza Tengah, di tengah krisis pangan yang semakin memburuk di wilayah kantong Palestina tersebut.
Ayah salah satu korban, Osama Abu Al-Laban, mengatakan kepada CNN bahwa dia memberikan uang kepada putrinya yang berusia 17 tahun untuk membeli roti bersama saudarinya sebelum dia terjebak dalam kerumunan saat menunggu di antrean kelompok perempuan.
Advertisement
"Dia pergi kemana? Bagaimana dia bisa masuk? Bagaimana dia pergi? Saya tidak tahu. Saya baru menemukannya ketika mereka membawanya keluar dalam keadaan sudah meninggal. Saya tidak tahu apa yang terjadi," kata Al-Laban.
Rumah Sakit Al Aqsa di Deir al-Balah, Gaza Tengah, mengatakan mereka menerima tiga jenazah korban tersebut.
Kelaparan semakin meningkat di Jalur Gaza seiring memburuknya krisis pangan di tengah operasi militer Israel yang sedang berlangsung di Gaza Utara. Badan-badan bantuan telah memperingatkan bahwa warga Jalur Gaza berada di ambang kelaparan, bahkan ada yang mengatakan kepada CNN bahwa lalu lintas komersial ke Gaza "telah terhenti total."
Segera setelah peristiwa penindihan tersebut, Program Pangan Dunia (WFP) mengumumkan bahwa pada hari Jumat, semua toko roti di Gaza Tengah tutup karena kekurangan pasokan yang parah. WFP mengatakan roti sering kali menjadi satu-satunya makanan yang bisa diakses oleh keluarga-keluarga di Jalur Gaza, dan "sekarang, bahkan itu pun mulai sulit dijangkau."
"Penderitaan di sini tak terbayangkan. Saya sudah berdiri selama empat jam mencoba mendapatkan sepotong roti. Empat jam dan saya masih belum bisa membawa pulang roti," kata Karam Afali, seorang warga Jalur Gaza, kepada CNN di luar toko roti yang sama tempat tiga warga Palestina tersebut meninggal.
Pada awal pekan ini, tiga wanita tewas tertembak saat mereka antre di sebuah toko roti di Deir al-Balah. Hal itu diungkapkan pihak keluarga kepada kepada CNN.
Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB telah memperingatkan bahwa perampokan bersenjata – yang dipicu oleh keruntuhan ketertiban dan keamanan di Jalur Gaza – semakin terorganisir.
Badan tersebut juga menyatakan bahwa tantangan dalam mengirimkan bantuan ke Jalur Gaza semakin tak teratasi, dengan truk sering tertunda di berbagai titik pemeriksaan, sering dirampok, dan menjadi sasaran serangan yang semakin meningkat.