Liputan6.com, Jakarta - KH Hamim Thohari Djazuli, akrab dipanggil Gus Miek merupakan sosok pendiri amalan dzikir Jama'ah Mujahadah Lailiyah, Dzikrul Ghofilin, dan sema'an (mendengarkan) al-Qur'an Jantiko Mantab.
Dalam kisahnya banyak kisah karomah yang melekat pada dirinya. Salah satunya ia memiliki kisah Ajaib, di mana ia menjadikan istri tercintanya menjadi penghafal Al-Qur'an hanya dalam sebulan.
Syahdan, dalam perjalanan dakwahnya yang penuh inspirasi, Gus Miek bertemu dengan sosok yang kelak menjadi istrinya, Lilik Suyati, seorang perempuan tangguh yang dikenal sebagai pemain tenis meja andal.
Namun, di balik kepiawaiannya, Lilik tidak memiliki latar belakang pendidikan agama yang mumpuni. Pertemuan ini menjadi awal dari kisah luar biasa yang akan mengubah jalan hidupnya.
Kisah ini menjadi sorotan ketika Gus Miek memutuskan untuk menikahi Lilik. Keputusan ini awalnya memunculkan keraguan, termasuk dari KH Ahmad Djazuli Utsman, ayah Gus Miek.
Sang ayah merasa kurang yakin dengan pilihan putranya, mengingat perbedaan dunia yang selama ini mereka jalani. Namun, Gus Miek meyakinkan bahwa ia akan mendidik Lilik hingga menjadi sosok yang memahami dan mengamalkan ilmu agama.
Baca Juga
Advertisement
Simak Video Pilihan Ini:
Dalam Waktu 30 Hari Hafal Al-Qur'an Dibimbing Gus Miek
Dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @Fakta_Bray, kisah ini memuat pelajaran berharga tentang keyakinan dan keteguhan hati. Gus Miek dengan sabar memandu Lilik dalam perjalanan transformasi spiritualnya.
Setelah pernikahan mereka, Gus Miek memberlakukan aturan khusus bagi Lilik. Selama 30 hari penuh, Lilik tidak diperkenankan keluar kamar dan hanya diperbolehkan berinteraksi dengan Gus Miek. Seluruh kebutuhan harian Lilik, mulai dari makanan hingga keperluan lainnya, dilayani langsung oleh Gus Miek.
Perilaku Gus Miek ini sempat mengundang tanda tanya dari orang-orang di sekitarnya. Namun, mereka memahami bahwa Gus Miek sedang menjalankan metode pembelajaran yang unik untuk istrinya. Dalam kesabaran dan keterasingan sementara itu, Lilik mulai menjalani proses mendalam untuk memahami ajaran agama.
Subhanallah, selama masa 30 hari tersebut, Lilik berhasil mengkhatamkan Al-Qur'an sebanyak 30 juz. Bahkan, ia mampu menghafalnya dengan sempurna. Perubahan ini tidak hanya mencengangkan, tetapi juga menunjukkan dedikasi Lilik dalam mempelajari agama.
Gus Miek tidak hanya membimbing istrinya dalam menghafal Al-Qur'an, tetapi juga dalam memahami ilmu agama yang lebih luas. Lambat laun, Lilik yang dulu dikenal sebagai atlet tenis meja, berubah menjadi seorang perempuan yang berilmu agama dan hafal Al-Qur'an.
Transformasi ini membuktikan bagaimana kasih sayang, bimbingan, dan kesabaran dapat mengubah seseorang secara mendalam. Dari seorang petenis meja, Lilik kini dikenal sebagai sosok yang religius dan berwawasan.
Pernikahan mereka juga dikaruniai enam anak, empat putra dan dua putri. Anak-anak ini tumbuh dalam lingkungan yang penuh dengan nilai-nilai keagamaan, mencerminkan dedikasi Gus Miek dan Lilik dalam membangun keluarga yang harmonis.
Metode Gus Miek dalam mendidik Lilik menjadi sorotan banyak pihak. Cara-cara yang tidak konvensional ini menunjukkan bagaimana pendekatan personal dapat memberikan hasil yang luar biasa.
Advertisement
Perjalanan yang Bisa Menjadi Teladan
Transformasi Lilik juga menjadi inspirasi bagi banyak perempuan. Ia membuktikan bahwa perubahan menuju kebaikan selalu mungkin terjadi, asalkan ada tekad dan bimbingan yang tepat.
Kisah ini menjadi pengingat tentang pentingnya peran pasangan dalam membentuk karakter dan spiritualitas satu sama lain. Gus Miek tidak hanya menjadi suami, tetapi juga guru dan pendamping yang setia.
Perjalanan hidup Lilik kini menjadi teladan bagi banyak orang. Ia adalah bukti nyata bahwa setiap individu memiliki potensi besar untuk berkembang, meski berasal dari latar belakang yang berbeda.
Dalam kehidupan rumah tangganya, Gus Miek dan Lilik terus menunjukkan kekompakan. Keduanya tidak hanya fokus pada keluarga, tetapi juga pada dakwah dan pengabdian kepada masyarakat.
Semangat yang ditunjukkan Gus Miek dan Lilik menginspirasi generasi muda untuk terus belajar, tidak hanya dalam ilmu duniawi tetapi juga dalam ilmu agama.
Kisah ini adalah bukti bahwa perubahan besar sering kali dimulai dari langkah kecil. Dedikasi Gus Miek dan ketekunan Lilik menjadi pelajaran berharga bagi siapa saja yang ingin memperbaiki diri.
Bagi masyarakat, pasangan ini menjadi simbol harmoni antara ilmu duniawi dan ukhrawi. Mereka tidak hanya hidup berdampingan, tetapi saling melengkapi dalam perjalanan menuju ridha Allah.
Dalam banyak kesempatan, kisah Gus Miek dan Lilik menjadi topik pembelajaran. Metode unik yang diterapkan Gus Miek tidak hanya diapresiasi oleh keluarga, tetapi juga menjadi inspirasi bagi umat Islam secara luas.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul