Liputan6.com, Washington, DC - Amerika Serikat (AS) telah menyetujui penjualan suku cadang untuk pesawat tempur dan sistem radar, serta peralatan komunikasi ke Taiwan, dengan total nilai transaksi mencapai USD 385 juta atau sekitar Rp6 triliun (1 USD = 15,838.9 IDR).
Meskipun AS tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan, AS tetap menjadi pendukung terpenting dan pemasok senjata terbesarnya.
Advertisement
Penjualan yang diusulkan untuk suku cadang pesawat F-16 dan sistem radar mencakup peralatan dari stok militer AS yang ada dan diperkirakan bernilai sekitar USD 320 juta, demikian pernyataan dari Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan (DSCA), dengan pengiriman diperkirakan dimulai pada tahun 2025.
"Penjualan yang diusulkan ini mendukung kepentingan nasional, ekonomi, dan keamanan AS dengan mendukung upaya penerima untuk memodernisasi angkatan bersenjatanya dan menjaga kemampuan pertahanan yang kredibel," kata DSCA seperti dikutip dari CNA, Minggu (1/12/2024).
"Penjualan ini akan meningkatkan kemampuan penerima untuk menghadapi ancaman saat ini dan yang akan datang dengan menjaga kesiapan operasional armada pesawat F-16 penerima."
Penjualan terpisah, kata DSCA, terkait dengan dukungan lanjutan dan peralatan untuk sistem komunikasi taktis bernilai USD 65 juta.
Kesepakatan ini disetujui oleh Kementerian Luar Negeri AS, dengan DSCA memberikan pemberitahuan yang diperlukan kepada Kongres pada hari Jumat (29/11).
China bersikeras bahwa Taiwan yang memerintah sendiri adalah bagian dari wilayahnya dan telah lama menentang penjualan senjata AS ke pulau tersebut.
Kementerian Pertahanan Taiwan pada hari Sabtu menyampaikan rasa terima kasih atas penjualan senjata terbaru ini.
"Peralatan tersebut akan membantu mempertahankan kesiapan tempur peralatan pesawat F-16 Angkatan Udara dan memperkuat pertahanan udara kami," kata Kementerian Pertahanan Taiwan.
"Kami akan terus mengonsolidasikan kemitraan keamanan antara Taiwan dan AS."
Kementerian Luar Negeri Taiwan mengatakan ini adalah kali ke-18 pemerintahan Presiden Joe Biden mengumumkan penjualan senjata ke pulau tersebut.
Taiwan bertekad memperkuat pertahanannya menghadapi tekanan militer China dan "perundungan zona abu-abu", merujuk pada taktik yang berada di luar tindakan perang.
China telah meningkatkan tekanan militer terhadap Taiwan dalam beberapa tahun terakhir dengan pengerahan pesawat tempur dan kapal perang hampir setiap hari di sekitar pulau tersebut.
Pada hari Sabtu, Kementerian Pertahanan Taiwan melaporkan bahwa 18 pesawat militer China, tujuh kapal perang, dan dua balon terdeteksi dalam 24 jam hingga pukul 06.00 waktu setempat.