Liputan6.com, Jakarta - Betapa pentingnya seorang murid berhubungan erat dengan gurunya dalam segala bidang, terutama dalam ilmu agama Islam. Soal guru, Imam Az-Zarnuji dalam kitab Ta'limul Muta'alim berkata,
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya seorang pelajar tidak akan bisa mendapatkan ilmu dan manfaat ilmu kecuali dengan menghormati ilmu dan orang yang berilmu, memuliakan guru dan menghormatinya. Dikatakan, tidak sukses orang yang telah sukses kecuali dengan hormat, dan tidak gagal orang yang gagal kecuali disebabkan tidak hormat.”
Banyak kisah yang menceritakan hubungan antara murid dengan guru yang menjadi motivasi untuk muslim. Habib Muhammad Muthohar menceritakan dua kisah di antaranya yang dapat dipetik hikmahnya.
Kisah pertama menceritakan seorang murid Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani. Selain menjadi muridnya, ia juga merupakan khadim atau pelayannya Syaikh Abdul Qadir.
Suatu hari, sang murid sedang bersih-bersih di rumahnya Syaikh Abdul Qadir. Tiba-tiba ada seseorang datang di depan rumah Syaikh Abdul Qadir.
"Kamu tahu siapa saya?" tanya orang itu seperti dituturkan Habib Muhammad Muthohar, mengutip dari YouTube NU Online, Sabtu (30/11/2024).
"Ya tahu, kamu kan Nabi Khidir," jawab murid tersebut sambil melanjutkan tugasnya.
Baca Juga
Advertisement
Saksikan Video Pilihan Ini:
Alasan Tidak Menemui Nabi Khidir
Murid Syaikh Abdul Qadir tersebut memang bukan sembarang murid. Ia merupakan wali, bukan sekadar tukang bersih-bersih saja, sehingga ia -atas izin Allah- tahu siapa yang ada di hadapannya.
"Lah orang-orang kalau tahu saya (Khidir) tuh rebutan ke saya, kamu kok gak menghampiri saya?" tanya Nabi Khidir keheranan.
"Saya sudah cukup sama guru saya, Syaikh Abdul Qadir. Ilmunya, sanadnya ke Rasulullah, nasabnya nyambung ke Rasulullah, darah dagingnya Rasulullah ada pada beliau. Sudah cukup, ngapunten," jawabnya.
Murid itu menambahkan bahwa Syaikh Abdul Qadir itulah yang membukakan ilmunya, wali sufi itu yang membuatnya mengenal Allah SWT.
Advertisement
Kisah Murid Pengarang Ratib Al-Attas
Selain kisah di atas, Habib Muhammad Muthohar menambahkan satu kisah lain. Yakni kisah Habib Umar bin Abdurrahman Al-Attas Shohibur Ratib Al-Attas dengan muridnya, yaitu Syekh Ali Baros.
"Syekh Ali Baros ini punya kitab Syarah Hikam. Syarah Hikam-nya beda dengan Syarah Hikam-nya Imam Ibnu Athoillah Assakandari," terang Habib Muhammad Muthohar.
Suatu ketika, Syekh Ali Baros tengah memijat gurunya, yaitu Habib Umar. Tak lama kemudian, datanglah Nabi Khidir.
"Itu ada Khidir, kamu gak nyamperin beliau?" tanya Habib Umar.
"Nggak guru, saya sudah cukup, saya sudah punya engkau, saya gak perlu sama yang lainnya lagi," jawab Syekh Ali Baros sembari memijat gurunya.
Hikmah Kisah
Habib Muhammad Muthohar menjelaskan bahwa hikmah dari kisah tersebut adalah terkait eratnya hubungan antara seorang murid terhadap gurunya.
"Ini bukan meremehkan Nabi Khidir, bukan. Tapi bagaimana ta'alluq, bagaiamana ikatan batin, ikatan hati, ikatan ruh yang kuat antara murid kepada gurunya. Jadi, beliau sudah fokus ke gurunya, luar biasa," jelas Habib Muhammad Muthohar.
Wallahu a’lam.