Liputan6.com, Jakarta - Pembina DPP Perempuan Bangsa Nihayatul Wafiroh mengajak perempuan untuk tak khawatir berkiprah dalam dunia politik. Menurut dia, hal itu diperlukan demi mengupayakan hak-hak perempuan yang lebih baik.
"Sebenarnya terkadang urusan politik ini sebagai banyak orang mengatakan (perempuan) jangan di politik, politik itu adalah daerah yang kotor sehingga perempuan tidak bisa di situ. Padahal ada efek di politik, jika berbuat baik hingga berdampak jangka panjang," kata perempuan karib disapa Ninik seperti dikutip dari keterangan diterima, Sabtu (30/11/2024).
Advertisement
“Jadi sebetulnya politik ini baik," yakin Ninik.
Sebagai Wakil Ketua Komisi IX DPR RI dari Fraksi PKB, Ninik menyoroti budaya patriarki yang turut memperburuk posisi perempuan di sejumlah lini. Akibatnya kesetaraan pun sulit dicapai.
"Soal budaya yang di mana-mana selalu bapak duluan, kaum ibu belakangan. Ini harus diseimbangkan, bahwa hakikatnya baik laki-laki dan perempuan itu punya kedudukan yang sama," tegasnya.
Ninik menilai, salah satu cara yang bisa digunakan untuk menyetarakan pandangan itu adalah dengan menggandeng pemuka agama. Dengan begitu, suara kesetaraan bisa lebih maksimal.
“Jadi kita tidak bisa jalan sendiri, kita perlu menggandeng pemuka agama agar menyuarakan kesetaraan bisa lebih maksimal," yakin dia.
Serukan Perempuan Bersuara
Senada dengan itu, aktivis perempuan Chiki Fauwzi menyerukan seluruh perempuan Indonesia untuk bersuara setiap persoalan yang dialami dengan aksi nyata. Dia percaya, dengan begitu akan ada dampak yang lebih luasx
“Aku sebagai bagian dari anak muda ya, kalau kita melihat keresahan harus bisa menyuarakannya dan dibarengi real action," ungkapnya.
Chiki optimis, pemberdayaan perempuan adalah hal mutlak dilakukan di semua lini kehidupan. Karena perempuan yang berdaya merupakan utama bersama.
"Kita (perempuan harus) berdaya dulu, perempuan harus punya skill," harap putri dari publik figur Ikang Fawzi ini.
Advertisement
Ujung Tombak Permsalahan Ekonomi
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Veronica Tan menyatakan sedang menginventarisir berbagai macam persoalan yang menimpa kaum perempuan dan anak di Indonesia. Menurut dia, ada banyak masalah yang perlu segera dicari akarnya dan bakal segera ditangani.
“Setelah menggali semua persoalan tersebut, ditemukan sejumlah penyebab. Satu di antaranya adalah karena banyak kaum perempuan tidak berani speak up akan masalahnya dan tidak ada keberanian,” ungkap Vero.
Vero menyatakan, ujung tombak dari persoalan tersebut adalah ekonomi. Ia menilai kaum perempuan Indonesia banyak sangat lemah dari sisi ekonomi, sehingga mereka bergantung kepada orang-orang terdekat, khususnya suami.
"Jadi permasalahan itu bagaimana membuat ekonomi perempuan itu harus ada dulu. Kalau ekonomi perempuan ada, berdaya, dia mandiri sendiri saya yakin dia akan berani speak up," Vero memungkasi.
Sebagai informasi, pernyataan mereka disampaikan saat menghadiri Empowerment Talk bertajuk Perempuan Berdaya, Bangsa Berjaya: Menuju Indonesia Emas 2045 yang digelar DPP Perempuan Bangsa dalam rangkaian Musyawarah Nasional (Munas) ke-V di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (30/11/2024).