Warga Rela Direlokasi ke Rusunawa Usai Puluhan Tahun Tinggal di Kolong Tol

Wasto menjelaskan bahwa dahulu kawasan itu adalah perkampungan. Warga ikut menggarap lahan hingga ada penggusuran untuk pembangunan jalan tol, yang membuat sebagian warga pindah.

oleh Tim News diperbarui 01 Des 2024, 15:31 WIB
Warga yang tinggal di kolong jembatan dan kolong tol mulai pindah ke Rumah Susun Rawa Buaya, Jakarta Barat. (Arief/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Warga mengaku telah rela direlokasi ke Rusunawa Tongkol, Pademangan, setelah puluhan tahun tinggal di rumah bedeng yang mereka bangun di kolong Tol Jembatan Tiga Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.

"Saya hidup di sini sejak 1993 hingga memiliki lima anak dan lima cucu di sini," ujar Wasto, salah satu warga kolong tol tersebut saat relokasi, Minggu (1/12/2024).

Dia menjelaskan bahwa dahulu kawasan itu adalah perkampungan. Warga ikut menggarap lahan hingga ada penggusuran untuk pembangunan jalan tol, yang membuat sebagian warga pindah.

"Setelah pembangunan selesai dan bisa ditempati, beberapa warga kembali ke sini," ungkapnya.

Dulu, dia datang ke lokasi dan membangun tempat tinggal menggunakan triplek bekas yang ditata hingga bisa dihuni.

"Anak saya lahir di sini semua, sekarang tiga anak sudah berumah tangga dan dua anak masih belum menikah. Mereka semua tinggal di sini," kata Wasto, yang mengaku berasal dari Brebes, Jawa Tengah.

Dia menjelaskan bahwa untuk kebutuhan listrik, ada warga yang menyalurkan dan dirinya membayar Rp20 ribu per bulan. Sementara untuk air, ada yang membuat sumur sendiri atau membeli melalui air gerobakan.

"Semua warga di sini berasal dari berbagai daerah, ada Brebes, Indramayu, Solo, dan lainnya. Beberapa di antaranya memiliki KTP Jakarta," tambahnya. dilansir dari Antara.

 


Senang dengan Program Pemerintah

Warga Demak terdampak banjir yang bertahan di kolong jembatan Tanggulangin Kudus siap mengikuti Pemilu Susulan. (Liputan6.com/Arief Pramono)

Wasto mengaku senang dengan program pemerintah yang merelokasi dirinya dan warga ke rumah susun. Ia juga menyebutkan bahwa dirinya mendapat satu unit kamar di rumah susun, sementara anak-anaknya yang sudah menikah juga mendapat tempat tinggal.

"Sejauh ini tidak ada biaya, tapi nanti akan ada biaya bulanan. Nanti juga akan dipikirkan," ujarnya.

Siti Aminah, warga lainnya, mengaku telah tinggal di bawah kolong tol tersebut sejak 2002.

Awalnya, ia mengontrak rumah dan berjualan. Ketika memiliki uang, ia membeli bahan untuk membangun hunian seperti kayu dan triplek.

"Ada uang sejutaan, dibeli bahan untuk hunian di sini dan sudah hampir 20 tahun tinggal di sini," kata Siti.

Ia mengaku rela dipindahkan ke rumah susun agar bisa mendapatkan hunian yang lebih layak.

"Saya di sini berjualan, nanti bisa jualan di sana juga untuk bayar sewa," ujar Siti.

 


500 KK Tinggal di Kolong Jembatan

Sebelumnya, Lurah Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, Tommy Haryanto, mengatakan bahwa ada 500 kepala keluarga (KK) yang memiliki KTP Jakarta di kolong tol Jembatan Tiga ini.

"Mereka direlokasi secara bertahap ke rusun yang sudah disiapkan pemerintah. Mereka yang bisa masuk rusun adalah yang memiliki KTP DKI Jakarta," jelasnya.

Tommy mengatakan bahwa pemindahan ini dilakukan secara bertahap, dan pada hari ini, 34 KK telah direlokasi. "Besok kita akan lakukan lagi relokasi, dan datanya sudah ada," tambahnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya