Pulau Pepaya, Pesona Bahari dan Sejarah Pulau di Gorontalo Utara

Pulau Pepaya memiliki luas sekitar 2,42 hektare dan berbentuk menyerupai buah pepaya. Lokasi ini dapat dijangkau dalam waktu 20 menit dari Desa Dunu, Kecamatan Monano.

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 02 Des 2024, 22:00 WIB
Pulau pepaya eksotis ini bisa dicapai sekitar 20 menit dari Desa Dunu, Kecamatan Monano, Kabupaten Gorontalo Utara. Foto: @@aldi.inaku (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Liputan6.com, Gorontalo - Jika Anda berkunjung ke Kabupaten Gorontalo Utara, jangan lewatkan destinasi wisata bahari yang memikat hati.

Daerah di ujung utara tanah Serambi Madinah ini, dikenal dengan keindahan laut dan pulau-pulau kecilnya yang eksotis.

Salah satu permatanya adalah Pulau Pepaya, sebuah pulau kecil berbentuk unik dengan keindahan alami yang menawan.

Pulau Pepaya memiliki luas sekitar 2,42 hektare dan berbentuk menyerupai buah pepaya. Lokasi ini dapat dijangkau dalam waktu 20 menit dari Desa Dunu, Kecamatan Monano, menggunakan perahu nelayan.

Biaya perjalanan menuju pulau sangat terjangkau, hanya Rp50 ribu per orang untuk pulang-pergi. Sesampainya di Pulau Pepaya, pengunjung akan disambut hamparan pasir putih bersih dan pepohonan rindang yang memberikan suasana sejuk.

Air laut yang jernih dengan ombak tenang membuat terumbu karang dan ikan-ikan berwarna-warni terlihat jelas dari atas perahu. Keindahan ini menjadikan Pulau Pepaya sebagai tujuan favorit wisatawan lokal maupun mancanegara.

Menurut Haikal, seorang wisatawan lokal, menikmati matahari terbit dan tenggelam di Pulau Pepaya terasa lebih lengkap dengan secangkir kopi khas Gorontalo.

"Selain itu, kami juga bisa memancing dan langsung membakar ikan hasil tangkapan. Ini tempat yang sangat cocok untuk bersantai," ujarnya.

Jejak Sejarah di Balik Keindahan

Selain keindahan alam, Pulau Pepaya juga menyimpan sejarah perlawanan warga Gorontalo terhadap penjajah Belanda.

Ismail Kalesi, warga Kecamatan Kwandang berusia 78 tahun, menceritakan bahwa pulau ini pernah menjadi basis kolonial Belanda yang menyusun strategi penjajahan. Namun, warga Gorontalo berhasil mengusir mereka dalam waktu singkat.

"Pulau ini pernah menjadi tempat penyimpanan hasil rampasan penjajah, tetapi mereka terusir berkat perlawanan warga," ungkap Ismail. Kini, Pulau Pepaya tidak hanya menjadi lokasi wisata, tetapi juga tempat istirahat bagi nelayan yang melaut.

Meskipun indah, Pulau Pepaya menghadapi tantangan dalam hal kebersihan. Banyak pengunjung yang kurang peduli lingkungan, meninggalkan sampah di sekitar pulau.

Sayangnya, belum ada manajemen pengelola yang bertanggung jawab terhadap kebersihan pulau ini.

"Pulau ini seharusnya menjadi destinasi wisata dunia. Harapan saya, pengunjung lebih sadar untuk membawa kembali sampah mereka," ujar Haikal.

Pulau Pepaya adalah bukti bahwa Gorontalo Utara memiliki potensi wisata bahari kelas dunia.

Dengan pengelolaan yang baik dan kesadaran lingkungan dari para pengunjung, pulau ini dapat terus memikat hati wisatawan sekaligus melestarikan sejarah dan keindahan alamnya.

Simak juga video pilihan berikut:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya