BEI Perluas Saham saat Sesi Pre Opening

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Irvan Susandy menyampaikan, sejumlah pertimbangan untuk memperluas saham-saham dalam sesi pre opening.

oleh Agustina Melani diperbarui 02 Des 2024, 16:47 WIB
Bursa Efek Indonesia (BEI) memperluas saham-saham yang dapat ditransaksikan pada sesi pre opening. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) memperluas saham-saham yang dapat ditransaksikan pada sesi pre opening. BEI perluas saham yang ditransaksikan termasuk saham di papan utama, new economy dan pengembangan dari sebelumnya masuk LQ45.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa, Irvan Susandy menyampaikan, sejumlah pertimbangan untuk memperluas saham-saham dalam sesi pre opening. Pertama, memberikan kesempatan bagi kelompok saham di luar konstituen indeks LQ45 untuk melakukan price discovery sehingga harga pembukaan saham pada harga terbaik sesuai dengan informasi pasar sebelum sesi perdagangan dimulai.

Kedua, penerapan perluasan jumlah saham untuk masuk ke dalam sesi pre-opening diharapkan dapat membantu mendistribusikan jumlah order secara lebih merata terhadap jumlah order yang masuk ke dalam sistem perdagangan bursa (JATS) pada detik awal pembukaan sesi pertama perdagangan sehingga dapat mengurangi tekanan pada sistem di detik-detik awal sesi perdagangan.

"Menyelaraskan dengan praktik umum pembukaan perdagangan di bursa regional lainnya,” ia menambahkan.

Irvan menuturkan, pemilihan saham dari papan utama, papan pengembangan dan papan ekonomi baru adalah karena tiga papan itu merupakan papan yang sangat aktif ditransaksikan oleh investor dan berkontribusi terhadap 93 persen frekuensi transaksi terutama di sesi pertama.

Ini akan memberikan manfaat dalam pendistribusikan kapasitas order yang masuk ke dalam sistem JATS pada detik-detik awal sesi pertama perdagangan dan juga memberikan kesempatan bagi investor untuk melakukan price discovery terhadap saham lain di luar konstituten indeks LQ45.

"Sedangkan papan akselerasi merupakan papan pencatatan untuk mengakomodasi perusahaan tercatat dengan skala kecil dan menengah yang akan tercatat berdasarkan paying hukum POJK 53 & 54,” ujar dia.

 


Manfaat Sesi Pre Opening

Karyawan berjalan di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Indeks acuan bursa nasional tersebut turun 96 poin atau 1,5 persen ke 6.317,864. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Adapun jenis investor yang diharapkan melakukan transaksi atas saham akselerasi merupakan sophisticated investor yang memang telah mempelajari dan memiliki minat khusus atas emiten itu.

"Hal ini yang melatarbelakangi bursa tidak memasukkan saham-saham dalam papan akselerasi untuk masuk ke dalam sesi pre-opening," ujar dia.

Irvan mengatakan, salah satu manfaat sesi pre-opening adalah sebagai media price discovery terhadap informasi yang beredar di pasar sebelum perdagangan dimulai sehingga investor dapat bertransaksi di harga terbaik yang telah menggambarkan seluruh informasi yang ada sejak sesi pertama perdagangan.

"Sebelum adanya perluasan, sesi pre opening di bursa hanya dapat dilakukan oleh saham konstituen indeks LQ45. Dengan adanya, perluasan jumlah saham pada sesi pre opening, hal ini memberikan kesempatan bagi investor untuk melakukan price discovery terhadap saham lain di luar konstituen indeks LQ45,” kata dia.


25 Perusahaan Proses IPO di BEI, Sektor Ini Mendominasi

Karyawan memfoto layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat 25 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham perdana di BEI hingga kini. Dari 25 perusahaan yang sedang proses untuk menawarkan saham perdana atau initial public offering (IPO) lima perusahaan dari sektor konsumer nonsiklikal.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menuturkan, hingga 29 November 2024 telah tercatat 39 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI dengan dana dihimpun Rp 5,87 triliun.

Adapun klasisifikasi aset perusahaan yang saat ini berada dalam pipeline merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017  antara lain:

-2 perusahaan aset skala kecil ( aset di bawah Rp 50 miliar)

-6 perusahaan aset skala menengah (aset antara Rp 50 miliar-Rp 250 miliar)

-17 perusahaan aset skala besar (aset di atas Rp 250 miliar)

Rincian sektor perusahaan:

-1 perusahaan dari sektor basic materials

-3 perusahaan dari sektor consumer siklikal

-5 perusahaan dari sektor consumer nonsiklikal

-4 perusahaan dari sektor energi

-3 perusahaan dari sektor keuangan

-2 perusahaan dari sektor perawatan kesehatan

-3 perusahaan dari sektor industri

-0 perusahaan dari sektor infrastruktur

- 3 perusahaan dari sektor properti dan real estate

- 0 perusahaan dari sektor teknologi

- 1 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik

Sementara itu, dari penerbitan efek bersifat utang dan sukuk, tercatat ada 124 emisi dari 65 penerbit EBUS dengan dana yang dihimpun Rp 116,6 triliun.

“Sampai dengan 29 November 2024 terdapat 24 emisi dari 18 penerbit EBUS yang sedang berada dalam pipeline,” ujar Nyoman.

Adapun klasifikasi sektor perusahaan antara lain:

-2 perusahaan dari sektor basic materials

-1 perusahaan dari sektor consumer siklikal

-0 perusahaan dari sektor consumer non siklikal

-3 perusahaan dari sektor energi

-7 perusahaan dari sektor keuangan

-0 perusahaan dari sektor perawatan kesehatan

-2 perusahaan dari sektor industri

-1 perusahaan dari sektor infrastruktur

-1 perusahaan dari sektor properti dan real estate

-0 perusahaan dari sektor teknologi

-1 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik

 


Rights Issue

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 78,87 poin atau 1,03% ke level 7.563 pada sesi terakhir perdagangan pada Rabu (2/10/2024). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sedangkan dari rights issue, hingga 29 November 2024 telah terdapat 15 perusahaan tercatat yang telah menerbitkan rights issue dengan nilai Rp 34,42 triliun.

"Serta masih terdapat 8 perusahaan tercatat dalam pipeline rights issue BEI,"

Berikut sektornya:

-3 perusahaan dari sektor basic materials

-0 perusahaan dari sektor consumer siklikal

-0 perusahaan dari sektor consumer non siklikal

-2 perusahaan dari sektor energi

-0 perusahaan dari sektor keuangan

-2 perusahaan dari sektor perawatan kesehatan

-0 perusahaan dari sektor industri

-1 perusahaan dari sektor infrastruktur

-0 perusahaan dari sektor properti dan real estate

-0 perusahaan dari sektor teknologi

-0 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik.

 

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya