Lippo Cikarang Rugi Rp 1,6 Triliun di Kuartal III 2024

PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2024. Pada periode tersebut, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 961,37 miliar atau naik 22,48 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 784,93 miliar.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 02 Des 2024, 20:19 WIB
Papan elektronik menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2024. Pada periode tersebut, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 961,37 miliar atau naik 22,48 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 784,93 miliar.

Bersamaan dengan itu, beban pokok pendapatan hingga kuartal III 2024 naik menjadi Rp 555,64 miliar dibandingkan beban pokok pada kuartal III 2023 yang tercatat sebesar Rp 415,25 miliar. Sehingga perseroan membukukan laba bruto Rp 405,73 miliar, masih naik dibandingkan laba bruto pada September 2023 yang tercatat sebesar Rp 369,67 miliar.

Pada periode ini, perseroan membukukan penurunan beban usaha menjadi Rp 182,55 miliar dibanding Rp 186,11 miliar pada September 2023. Bersamaan dengan itu, penghasilan lainnya naik menjadi Rp 15,3 miliar per September 2024 dibanding Rp 14,75 miliar pada September 2023.

Namun, perseroan mencatatkan pembengkakan dari sisi beban lainnya mencapai Rp 1,73 triliun per September 2024. Padahal, beban lainnya pada periode yang sama tahun lalu hanya tercatat sebesar Rp 18,87 miliar.

Alhasil, perseroan membukukan rugi usaha Rp 1,49 triliun. Setelah memperhitungkan beban pajak penghasilan, perseroan membukukan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,6 triliun. Kondisi ini berbalik, di mana perseroan masih membukukan laba Rp 106,3 miliar pada kuartal III tahun lalu.

Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa, Selasa (2/12/2024), perseroan membukukan aset Rp 13,37 triliun sampai dengan September 2024, naik dibanding posisi akhir tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 9,68 triliun.

Liabilitas sampai dengan akhir September 2024 naik signifikan menjadi Rp 8,15 triliun dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 2,89 triliun. Sementara ekuitas sampai dengan akhir September 2024 turun menjadi Rp 5,22 triliun dibandingkan Rp 6,79 triliun yang dicatatkan pada akhir tahun lalu.


Delta Giri Wacana IPO, Incar Dana hingga Rp 1,03 Triliun

Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, PT Delta Giri Wacana Tbk (DGWG) akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Dalam aksi tersebut, Delta Giri Wacana menawarkan sebanyak-banyaknya 1.666.666.700 lembar saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Besaran saham yang ditawarkan itu setara 25 persen dari modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Harga penawaran dipatok pada rentang Rp 420- Rp 620 per saham. Dengan demikian, perseroan berpotensi mengantongi sebanyak-banyaknya Rp 1,03 triliun dari IPO.

Sekitar 54,7% dana hasil IPO akan disetorkan perseroan kepada PT Fertilizer Inti Technology dalam bentuk penyertaan modal serta untuk pembayaran sebagian pokok utang kepada kreditur PT Fertilizer Inti Technology.

Lalu sekitar 8,9% akan disetorkan Perseroan kepada PT Dharma Guna Wibawa dalam bentuk penyertaan modal. Sekitar 33,1% akan digunakan perseroan untuk modal kerja, belanja modal, dan pembayaran sebagian pokok utang. Sisanya akan disetorkan Perseroan kepada PT Semesta Alam Sejati dalam bentuk penyertaan modal.

Setelah IPO, dengan memperhatikan keputusan para pemegang saham dalam RUPS, Direksi Perseroan berencana untuk membagikan dividen kepada pemegang saham Perseroan dengan nilai sebanyak-banyaknya 30% dari laba bersih tahun buku yang bersangkutan. Perseroan tidak memiliki negative covenants sehubungan dengan pembatasan pihak ketiga dalam rangka pembagian dividen.

Sebagai gambaran, pada Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan di bulan Agustus 2021, pemegang saham telah menyetujui pembagian total dividen kas sebesar Rp 75.000 juta. Dividen kas tersebut dibayarkan pada bulan September 2021. Kemudian pada Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan di bulan Agustus 2024, pemegang saham telah menyetujui pembagian total dividen kas sebesar Rp 302.000 juta. Dividen kas tersebut dibayarkan pada bulan Agustus 2024.

 


Jadwal

Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Melansir prospektus perseroan dari laman e-ipo, Senin(2/12/2024), berikut jadwal IPO Delta Giri Wacana Tbk:

  • Masa penawaran awal: 2-16 Desember 2024
  • Tanggal efektif: 27 Desember 2024
  • Masa penawaran umum perdana saham: 2-8 Januari 2024
  • Tanggal penjatahan: 8 Januari 2024
  • Tanggal distribusi saham secara elektronik: 9 Januari 2024
  • Tanggal pencatatan saham: 10 Januari 2024.
Untung Rugi BUMN Melantai di Bursa Saham (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya