Liputan6.com, Jakarta Di era digital seperti sekarang, kejahatan siber semakin canggih dengan berbagai modus yang terus berkembang. Banyak kasus kejahatan digital sektor keuangan terjadi akibat kelalaian masyarakat dalam menjaga keamanan data pribadi, terutama dalam penggunaan password.
Menurut Bank Indonesia (BI), password sering menjadi target utama para peretas (hacker) untuk membobol data nasabah. Bahkan, hacker hanya membutuhkan kurang dari 1 detik untuk meretas password yang terlalu sederhana.
Advertisement
"Pernahkah terbayang jika password yang Anda buat bisa dibobol hanya dalam waktu kurang dari 1 detik? Berbahaya bukan?" tulis Bank Indonesia dalam laman resminya, dikutip Selasa (3/12/2024).
Password yang Mudah Dibobol Hacker
BI mencontohkan beberapa tipe password yang sangat mudah diretas karena sifatnya terlalu sederhana atau mudah ditebak, seperti:
- Urutan angka: 123456
- Kombinasi angka sederhana: 111111
- Informasi pribadi: tanggal lahir atau nama lengkap
Password seperti ini rentan terhadap serangan brute force, di mana hacker mencoba semua kombinasi kemungkinan hingga berhasil.
Tips Membuat Password yang Aman dan Sulit Ditebak
Untuk melindungi akun dari kejahatan siber, Bank Indonesia memberikan beberapa tips berikut:
- Gunakan Password yang Lebih Panjang
- Password dengan minimal 12 karakter lebih sulit untuk ditebak. Semakin panjang password Anda, semakin tinggi tingkat keamanannya.
- Hindari Password Berpola
- Jangan gunakan pola yang mudah ditebak, seperti 123456, abcd1234, atau qwerty. Hindari juga menggunakan kombinasi yang terlalu umum, seperti tanggal lahir atau nama.
- Satu Akun, Satu Password
- Usahakan untuk menggunakan password yang berbeda untuk setiap akun. Jika salah satu akun diretas, akun lainnya tetap aman.
- Tambahkan Karakter Khusus
- Gunakan karakter khusus seperti @, #, $, % dalam kombinasi password Anda. Penambahan karakter ini membuat password lebih kompleks dan lebih sulit diretas.
"Jangan sampai akun Anda dibobol hanya karena password yang mudah ditebak. Yuk, kita ubah kebiasaan dan gunakan password yang lebih kuat agar akun kita aman," imbau Bank Indonesia.
Mengenal Kejahatan Digital Quishing atau QR Code Phishing
Penipuan digital makin marak. Bahkan modus penipuan yang dilakukan sudah bermacam-macam dan semakin sulit dikenali. Oleh karena itu, kewaspadaan terhadap modus penipuan digital ini harus ditingkatkan.
PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon) mengajak nasabah menghadapi ancaman berbagai serangan siber yang semakin canggih khususnya penipuan berbasis rekayasa sosial (social engineering) yang dikenal sebagai "Quishing" atau QR Code Phishing.
Quishing merepresentasikan evolusi terbaru dalam serangan phishing, yang menggabungkan teknologi kode QR yang familiar dengan taktik penipuan untuk menipu korban yang lengah. Munculnya Quishing bertepatan dengan meningkatnya adopsi kode QR setelah pandemi COVID-19, ketika dunia mencari solusi tanpa kontak untuk berbagai transaksi finansial.
Meskipun kode QR menawarkan kenyamanan dalam konteks yang sah seperti menu restoran, pendaftaran membership, dan pembayaran QRIS, keberadaannya yang luas telah menciptakan peluang baru bagi para penipu.
Chief Digital Officer PT Bank Danamon Indonesia Tbk Andreas Kurniawan menjelaskan, kode QR memang merupakan solusi finansial yang inovatif, tetapi beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab menggunakan kode QR palsu untuk melakukan tindak kejahatan, seperti mengarahkan korban ke situs web berbahaya atau menipu korban untuk mengungkapkan informasi pribadi, termasuk detail perbankan.
"Mengingat dampak yang ditimbulkan cukup serius, maka kami mengimbau seluruh nasabah untuk terus waspada dan mengadopsi praktik keamanan yang kuat untuk melindungi diri dari ancaman Quishing," jelas dia dalam keterangan tertulis, Minggu (20/10/2024).
"Danamon lewat kampanye #JanganKasihCelah membekali nasabah dengan informasi dan edukasi untuk mengenali dan menghadapi metode penipuan yang semakin canggih dan beragam," tambah Andreas.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Advertisement