Liputan6.com, Jakarta - Utang seringkali menjadi persoalan yang kompleks dan membebani kehidupan seseorang. Namun, menurut KH Yahya Zainul Ma'arif atau yang akrab disapa Buya Yahya, akar masalah dari utang bukanlah kurangnya penghasilan, melainkan pola hidup.
Dalam sebuah ceramah yang diunggah di kanal YouTube @buyayahyaofficial, Buya Yahya menjelaskan bahwa menambah sumber penghasilan saja tidak cukup untuk menyelesaikan masalah utang. Ia menegaskan pentingnya memperbaiki cara hidup yang tidak seimbang.
“Problem-problem orang banyak utang dan sebagainya gak akan bisa terselesaikan dengan adanya sumber penghasilan lagi. Bukan itu, akan tetapi cara hidup yang perlu dibenahi, kesederhanaan,” ujar Buya Yahya.
Ia memberikan contoh sederhana bahwa seseorang dengan gaji kecil yang tidak menerapkan pola hidup sederhana akan tetap terjebak dalam masalah keuangan. Begitu pula dengan seseorang yang memiliki penghasilan besar tetapi gaya hidupnya tidak terkendali.
“Itu dia, punya gaji Rp1 juta punya utang, tapi caranya adalah enggak jelas. Cara hidupnya enggak benar. Dia punya Rp10 juta juga sama, cara hidupnya berubah. Di saat gajinya Rp25 juta per bulan sama, gaya hidupnya tetap saja nyungsep,” tambahnya.
Buya Yahya mengajak masyarakat untuk kembali kepada ajaran Nabi Muhammad SAW, yaitu menerapkan kesederhanaan dalam kehidupan sehari-hari. Ia menekankan bahwa kesederhanaan adalah kunci keindahan hidup dan solusi utama dalam mengatasi masalah ekonomi.
Baca Juga
Advertisement
Simak Video Pilihan Ini:
Jangan Gengsi dengan Baju Murah
“Jangan anda gengsi dengan baju murah, tapi anda harus malu jika anda membuka aurat. Ingat, problem ekonomi hari ini tidak bisa diselesaikan dengan banyaknya lapangan kerjaan dibuka. Akan tapi yang perlu dirubah adalah cara hidup,” tegasnya.
Dalam ceramahnya, Buya Yahya juga mengingatkan bahwa pola hidup sederhana tidak hanya membantu mengatasi masalah utang, tetapi juga membawa kedamaian batin. Hidup sederhana memungkinkan seseorang untuk lebih fokus pada hal-hal yang benar-benar penting.
Ia menjelaskan bahwa kesederhanaan bukan berarti hidup serba kekurangan, melainkan hidup sesuai dengan kemampuan dan menjauhi perilaku konsumtif yang berlebihan. Pola ini, menurutnya, selaras dengan prinsip-prinsip Islam.
“Kembali dengan kesederhanaan adalah keindahan dalam hidup,” ungkapnya dengan penuh keyakinan.
Buya Yahya juga menekankan pentingnya rasa syukur atas apa yang telah dimiliki. Ia menjelaskan bahwa rasa syukur akan membantu seseorang merasa cukup, sehingga tidak mudah tergoda untuk hidup melebihi kemampuan.
Ceramah ini menyiratkan bahwa solusi atas masalah keuangan bukanlah semata-mata persoalan materi. Lebih dari itu, masalah tersebut berkaitan dengan bagaimana seseorang mengelola penghasilan dan mengatur gaya hidup.
Advertisement
Selalu Masukkan Nilai Islam dalam Kehidupan
Buya Yahya juga mengingatkan pentingnya menanamkan nilai-nilai Islami dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW, seseorang dapat menjalani hidup yang lebih tenang dan berkah.
Pesan ini relevan di tengah masyarakat modern yang kerap terjebak dalam gaya hidup konsumtif. Banyak orang berusaha mengejar status sosial dengan mengorbankan stabilitas keuangan mereka.
Dengan mengubah pola pikir dan pola hidup, masalah utang bisa diminimalisir. Kesederhanaan, menurut Buya Yahya, adalah jalan terbaik untuk keluar dari lingkaran utang yang tak berujung.
Dalam ceramahnya, ia mengajak umat Muslim untuk lebih bijaksana dalam mengatur keuangan. Menjalani hidup sesuai ajaran agama akan membawa keberkahan dan menjauhkan dari masalah yang tak perlu.
Pesan Buya Yahya ini memberikan pencerahan bagi banyak orang yang sedang berjuang dengan masalah utang. Dengan menerapkan pola hidup sederhana, mereka dapat mengembalikan keseimbangan dalam hidup.
utang memang menjadi salah satu persoalan yang rumit, tetapi dengan memperbaiki pola hidup, masalah tersebut dapat diselesaikan. Mari mulai mengubah cara hidup kita menuju kesederhanaan seperti yang diajarkan Nabi Muhammad SAW.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul