620 Ribu Ton Beras Bakal Terkuras untuk Bansos, Stok Cukup Meski Tak Impor?

Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) bakal menggelontorkan 620 ribu ton bantuan pangan dalam bentuk beras, termasuk bansos beras pada awal 2025 mendatang.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 04 Des 2024, 12:30 WIB
Aktivitas pekerja saat melakukan bongkar muat beras impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (16/12/2022). Perum Bulog mendatangkan 5.000 ton beras impor asal Vietnam guna menambah cadangan beras pemerintah (CBP) yang akan digunakan untuk operasi pasar. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) bakal menggelontorkan 620 ribu ton bantuan pangan dalam bentuk beras, termasuk bansos beras pada awal 2025 mendatang. Untuk mengatasi adanya risiko penurunan tingkat produksi beras di dalam negeri (shortage) pada Januari-Februari 2025.

Secara hitungan, Zulhas menyebut angka produksi beras pada dua bulan awal tersebut akan berada di bawah kebutuhan yang ada.

"Jadi nanti Januari-Februari kita ada shortage produksi padi. Januari itu di bawah 2 juta (ton), 1,5 juta (ton). Februari di bawah 2 juta (ton), kebutuhan kita 2,6 juta (ton per bulan)," jelasnya di Jakarta, Selasa (3/12/2024).

Sehingga, pemerintah total akan menyalurkan 320 ribu ton bansos beras selama rentang Januari-Februari 2025, sebagai upaya untuk menjaga harga beras di tengah masa shortage. Masing-masing keluarga penerima manfaat (KPM) nantinya akan menerima bantuan pasokan beras 10 kg tiap bulan.

"Maka nanti ada bantuan pangan yang sudah ditentukan Ratas, dipimpin pak Presiden langsung, waktu itu saya mengajukan untuk 16 juta orang di Januari, 16 juta di Februari, berarti 160 ribu ton," jelasnya.

Selain itu, pemerintah pun akan mendistribusikan cadangan beras pemerintah (CBP) dalam program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sebanyak 300 ribu ton. Pasokannya berasal dari gudang Bulog di berbagai daerah.

"Juga nanti ada SPHP. Kalau harga naik, agar stabil bisa operasi pasar itu SPHP, 150 ribu ton dan 150 ribu ton. Jadi 300 ribu ton, tambah 320 ribu ton (bansos beras). Jadi ada 620 ribu ton yang harus keluar di Januari dan Februari," ujar Zulhas.

Zulhas pun percaya ketersediaan beras di gudang Bulog tetap mencukupi, seiring pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang komitmen tidak akan melakukan impor beras pada 2025 nanti.

"Tetapi Bulog harus menyerap lagi nanti karena ada panen raya di Maret, April, Mei. Itu kira-kira 1 juta ton lebih," pinta Zulhas.

 


Tak Impor Beras

Perum Bulog mengimpor beras dari beberapa negara total mencapai 500 ribu ton. Pada Jumat (16/12/2022), fase pertama impor telah tiba di pelabuhan Tanjung Priok.

Presiden Prabowo Subianto menginginkan tak ada lagi impor beras mulai 2025. Menteri BUMM Erick Thohir bersiap tingkatkan produktivitas dalam negeri.

Erick menyampaikan, cadangan pangan Indonesiaa dalam kondisi yang memadai. Bulog saat ini menguasai cadangan beras sebanyak 1,9 juta ton, angka yang cukup besar.

"Kita bersyukur, tadi Bapak Presiden Prabowo menyampaikan cadangan pangan Indonesia amat cukup sehingga tak perlu melakukan impor beras di tahun depan," kata Erick dalam keterangannya, Selasa (3/12/2024).

"Hal ini kian memotivasi kami di Kementerian BUMN dan BUMN pangan agar bekerja lebih keras untuk terus meningkatkan produktivitas pangan Indonesia," imbuhnya.

Dia memastikan Kementerian BUMN dan perusahaan pelat merah bakal mendukung program ketahanan pangan yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. Menurut Erick, keberhasilan Indonesia dalam meningkatkan produktivitas pertanian merupakan hasil dari kerja sama.

"Alhamdulillah, Kementerian BUMN dan seluruh BUMN yang terkait dengan pangan dapat mengimplementasikan arahan Presiden Prabowo Subianto," katanya.

Erick menegaskan BUMN sejak awal berkomitmen penuh mendukung seluruh program ketahanan dan kemandirian pangan yang telah menjadi fokus pemerintahan Presiden Prabowo. Erick juga menyoroti pentingnya sinergi dengan berbagai pihak untuk memastikan tercapainya swasembada pangan.

"BUMN mendukung penuh dan berkolaborasi dengan intensif dengan berbagai kementerian, badan, dan lembaga dalam mewujudkan program swasembada pangan," lanjut Erick.

 


Stop Impor Beras 2025

Ilustrasi bongkar muat beras impor (Istimewa)

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto optimistis Indonesia tak akan mengimpor beras lagi pada tahun 2025. Berdasarkan laporan yang diterima Prabowo, cadangan beras dalam negeri di Bulog saat ini mendekati 2 juta ton.

"Yang ada di gudang kita, saya kira mendekati 2 juta ton dan sangat besar. Kemungkinan dan keyakinan saya, tahun 2025 kita tidak akan impor beras lagi, bahkan cadangan kita cukup," jelas Prabowo saat memimpin sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (2/12/2024).

Menurut dia, produksi pangan Indonesia mengalami kenaikan. Bahkan, kata Prabowo, cadangan pangan di Indonesia saat ini terbesar selama beberapa tahun terakhir.

"Walaupun ini berita yang sangat baik dan ini sekali lagi akibat kerja keras saudara. Apresiasi saya juga kepada Menteri Pertanian dan timnya, Bulog, Badan Pangan Nasional, semua unsur Menteri BUMN dan BUMN yang berada di bawah pengawasan Menteri BUMN," tuturnya.

 


Peran Jokowi

Ilustrasi proses bongkar muat beras impor dari Vietnam (Istimewa)

Prabowo menyebut keberhasilan tersebut juga dukungan Presiden ketujuh RI, Joko Widodo atau Jokowi. Padahal, kata dia, Indonesia akan menghadapi El Nino dan La Nina yang dapat mempengaruhi cadangan pangan dalam negeri.

"Terima kasih langkah-langkah kita di akhir tahun 2024 juga karena dukungan Presiden Joko Widodo sebelumnya kita mampu mengatasi tahun ini yang tidak ringan karena kita hadapi El Nino sekaligus La Nina. musim kering tapi kita mampu mengatasi, mampu menghadapi," kata Prabowo.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya