Lokasi dan Pembiayaan Jadi Kunci Sukses Program 3 Juta Rumah Prabowo

Ekonom menegaskan bahwa kelompok masyarakat dengan pendapatan menengah ke bawah adalah pihak yang paling membutuhkan program 3 juta rumah

oleh Tira Santia diperbarui 03 Des 2024, 18:28 WIB
Pasar perumahan kelas menengah makin kompetitif dengan hadirnya developer pendatang baru di kawasan Cibuburm Jawa Barat. Harga yang ditawarkan mulai dari Rp 350 juta per unitnya, menjadikan perumahan baru ini cocok untuk gen Z atau milenial yang ingin memulai keluarga baru.

Liputan6.com, Jakarta Ekonom dan Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE), Mohammad Faisal, memberikan pandangan kritis terkait program pembangunan 3 juta rumah yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto.

Ia menekankan pentingnya memperhatikan aspek pembiayaan dan lokasi perumahan untuk memastikan keberhasilan program tersebut.

Menurut Faisal, skema pembiayaan yang memungkinkan masyarakat kelas menengah ke bawah untuk membeli rumah dengan harga terjangkau adalah kunci keberhasilan.

"Keberhasilan program ini harus memperhatikan beberapa hal, yang pertama dari sisi pembiayaan. Skema pembiayaan yang memungkinkan harga rumah terjangkau oleh kalangan menengah ke bawah, terutama yang mengalami backlog perumahan," ujar Faisal kepada Liputan6.com, Selasa (3/12/2024).

Faisal menegaskan bahwa kelompok masyarakat dengan pendapatan menengah ke bawah adalah pihak yang paling membutuhkan rumah. Oleh karena itu, diperlukan mekanisme pembiayaan yang fleksibel agar mereka mampu dan berminat untuk memiliki rumah.

"Masalah harga menjadi sangat penting. Mekanisme pembiayaan yang memungkinkan mereka tertarik membeli rumah ini sangat diperlukan," tambahnya.

Pentingnya Lokasi yang Strategis

Selain pembiayaan, Faisal juga menyoroti pentingnya lokasi perumahan yang strategis dan sesuai kebutuhan masyarakat. Pemerintah, kata Faisal, tidak hanya perlu fokus pada pembangunan rumah, tetapi juga mempertimbangkan jarak dengan pusat aktivitas warga, seperti tempat kerja.

Ia mencontohkan kasus di Karawang, di mana banyak rumah yang telah dibangun namun tidak dihuni karena lokasinya terlalu jauh dari tempat kerja masyarakat. Akibatnya, banyak rumah kosong yang akhirnya dijual kepada pihak lain, sehingga tujuan program tidak tercapai.

"Lokasi sangat menentukan. Pemerintah perlu mengatur skema perumahan ini dengan memperhatikan ketersediaan lahan yang sesuai kebutuhan masyarakat yang akan menempatinya," jelas Faisal.

 


Rumah untuk yang Membutuhkan

Suasana dan kondisi pembangunan salah satu perumahan bersubsidi di kawasan Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (19/2/2024). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Faisal menegaskan bahwa keberhasilan program ini sangat bergantung pada kesesuaian lokasi rumah dengan kebutuhan masyarakat. Rumah yang dibangun harus benar-benar dapat dihuni dan memberikan manfaat bagi yang membutuhkannya.

"Rumah yang dibangun harus memperhatikan lokasi kerja dan aktivitas sehari-hari masyarakat. Jika tidak, rumah itu tidak akan dihuni dan malah dijual ke orang lain, sehingga program ini tidak tepat sasaran," tutupnya.

Dengan demikian, menurut Faisal, program 3 juta rumah harus memperhatikan aspek pembiayaan yang terjangkau dan lokasi yang strategis agar tujuan utamanya, yaitu memenuhi kebutuhan perumahan rakyat yang layak, dapat tercapai.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya