Proyek 3 Juta Rumah Harus Ramah Lingkungan, Apa Alasannya?

Wakil Menteri Lingkungan Hidup, Diaz Hendropriyono menyoroti bahwa Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) akan mendukung percepatan proses perizinan proyek 3 juta rumah tersebut.

oleh Tira Santia diperbarui 03 Des 2024, 19:11 WIB
Bank Tabungan Negara (BTN) semakin kreatif dalam memfasilitasi masyarakat untuk memiliki rumah, termasuk ketika harga rumah bersubsidi diputuskan naik. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta Wakil Menteri Lingkungan Hidup, Diaz Hendropriyono, menekankan pentingnya pembangunan program 3 juta rumah yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto agar berjalan seiring dengan prinsip ramah lingkungan.

"Kami siap mendukung proyek 3 juta rumah ini," ujar Diaz saat ditemui di Jakarta, Selasa (3/12/2024).

Diaz menyoroti bahwa Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) akan mendukung percepatan proses perizinan proyek tersebut.

Selain itu, pihaknya akan memastikan setiap tahapan pembangunan tetap mengedepankan prinsip keberlanjutan dan kelestarian lingkungan.

Rumah Ramah Lingkungan dan Inovasi Material

Salah satu poin utama yang ditekankan Diaz adalah kontribusi sektor perumahan terhadap pengurangan dampak lingkungan. Hal ini mencakup pengelolaan sampah, penurunan emisi, hingga penggunaan material bangunan ramah lingkungan.

"Perlu kita pastikan bahwa rumah-rumah ini dibangun se-ramah lingkungan mungkin. As environmentally friendly as possible," kata Diaz.

Diaz juga mengusulkan inovasi untuk memanfaatkan sampah plastik sebagai bahan material bangunan. Teknologi ini memungkinkan pengolahan sampah plastik menjadi bahan baku semen yang lebih ramah lingkungan.

"Kita bisa menggunakan semen yang diproduksi dengan emisi lebih rendah. Bahkan, sampah plastik dapat dimanfaatkan dalam proses co-firing di pabrik semen," jelasnya.

 


Desain Perumahan Rendah Emisi

Aktivitas pekerja rumah subsidi di Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (16/2/2022). PT BTN (Persero) TBK terus berupaya memenuhi kebutuhan hunian layak terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah guna mempercepat sektor perumahan mendukung ekonomi berkelanjutan. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Selain inovasi material, Diaz menambahkan bahwa desain perumahan juga harus mendukung pengurangan emisi. Hal ini dapat dicapai melalui penggunaan teknologi seperti panel surya, sistem pengelolaan air hujan, dan desain rumah hemat energi.

Dia menegaskan bahwa sektor perumahan, seperti halnya sektor energi dan transportasi, harus mulai mengadopsi pendekatan pembangunan rendah emisi.

"Perumahan juga harus menjadi bagian dari solusi untuk perubahan iklim. Selain memenuhi kebutuhan masyarakat, kita bisa berkontribusi mengurangi masalah lingkungan seperti sampah dan emisi gas rumah kaca," ungkapnya.

Langkah Nyata untuk Masa Depan Berkelanjutan

Melalui program 3 juta rumah, Diaz berharap Indonesia dapat mengembangkan perumahan yang tidak hanya layak huni tetapi juga berkontribusi positif terhadap pelestarian lingkungan.

"Kita perlu bicara tentang pengembangan perumahan yang rendah emisi dan mampu menyelesaikan masalah sampah, sebagaimana sektor energi mulai fokus pada energi terbarukan seperti geotermal, angin, dan surya," pungkas Diaz.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya