Liputan6.com, Jakarta - Dakwah Islam di Indonesia hingga menyasar pelosok-pelosok negeri tidak lepas dari perjuangan para wali Allah. Salah satu waliyullah yang masyhur di Nusantara adalah Syaikhona Muhammad Kholil bin Abdul Latif atau lebih dikenal Mbah Kholil Bangkalan.
Mbah Kholil merupakan ulama kharismatik yang berasal dari Pulau Madura. Berkat jasanya mengajarkan ilmu agama, banyak santri yang pernah berguru kepadanya menjadi kiai dan ulama yang tersebar di berbagai daerah.
Sejatinya, kewalian Mbah Kholil tidak diragukan lagi. Terlebih kewaliannya sudah diakui oleh pengarang kitab maulid Simthudduror, Habib Ali bin Muhammad bin Husein Al-Habsy.
Baca Juga
Advertisement
“Ini adalah seorang waliyullah dari Indonesia,” kata Habib Ali yang mengenalkan Mbah Kholil ketika silaturahmi ke kediamannya, dinukil dari laman Pesantren Syaichona Moch Cholil.
Kendati demikian, ada satu kisah yang meragukan kewalian Mbah Kholil. Adalah teman pondoknya sendiri yang meragukan kewalian ulama asal Bangkalan tersebut. Apa penyebabnya dan bagaimana kisahnya?
Saksikan Video Pilihan Ini:
Ketika Mbah Kholil Kedatangan Teman Pondoknya
Suatu ketika, Mbah Kholil kedatangan salah satu teman pondoknya dan menginap di rumahnya. Temannya tersebut berkunjung karena mendengar kekeramatan dan kewalian Mbah Kholil.
Setelah sholat Isya berjemaah, Mbah Kholil mengajak temannya ke salah satu rumah orang kaya di sebelah utara dari Desa Tonjung, tepatnya di Desa Ghubeng.
Teman Mbah Kholil enggan masuk ke rumah orang kaya itu. Ia malah mengira Mbah Kholil memiliki niatan mencuri harta-harta rumah itu. Ia juga heran mengapa seseorang yang tingkatannya wali tapi memiliki niatan yang tidak patut ditiru.
“Kak padahal saya mendengar dari orang-orang bahwa kamu adalah seorang waliyullah besar, tapi kenapa kamu mencuri,” kata temannya, dikutip dari syaichona.net.
“Sudahlah ayo ikut saja,” ajak Mbah Kholil.
Advertisement
Kini Mengakui Kewalian Mbah Kholil
Akhirnya temannya Mbah Kholil ikut masuk. Ia melihat Mbah Kholil mengambil sebuah peti yang berisi dinar banyak sekali dan membawanya keluar. Temannya tak bisa lagi memengaruhi Mbah Kholil. Ia mengikuti saja dengan perasaan gelisah.
Setelah sekitar satu jam di luar, Mbah Kholil mengajak temannya untuk masuk ke dalam rumah yang dimasukinya tadi, tapi temannya masih tetap tidak mau.
“Sudahlah kak kamu jangan mencuri lagi,” pintanya yang dihiraukan Mbah Kholil.
Setelah kembali masuk rumah orang kaya tadi, Mbah Kholil lalu menjelaskan apa maksud dari yang dilakukannya. Alasannya itulah membuat temannya mengakui kewalian dan kekeramatan Mbah Kholil.
“Saya di sini bukan untuk mencuri. Jadi begini, tadi itu ada maling yang mau mencuri emas di sini, sebelum emasnya dicuri maka saya amankan terlebih dahulu. Coba lihat di sebelah utara itu ada lubang di sana (menunjukkan ada lubang maling), pemilik rumah ini adalah tetanggaku terhitung 40 rumah dari Demangan rumahku. Jadi, saya ingin menyelamatkannya karena ada haqqul jar bagiku,” jelasnya.
Masya Allah, Mbah Kholil mengetahui bahwa rumah orang kaya itu akan menjadi target pencurian. Dengan kejadian ini kewalian Mbah Kholil semakin terbukti. Semoga dari kisah ini terdapat hikmah yang dapat kita petik. Wallahu a'lam.