Kawasan Bogor Masih Jadi Lokasi Prospektif buat Beli Rumah

Bogor merupakan pemasok ketiga terbesar di Jabodetabek, posisi pertama pasokan rumah tapak ditempati oleh Tangerang, Banten yang menyumbang 46 persen.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 03 Des 2024, 20:09 WIB
Ilustrasi kredit rumah. Foto: Freepik

Liputan6.com, Jakarta Pasar properti di kawasan Bogor dinilai masih menjadi lokasi tempat tinggal yang prospektif. Ini terkait pasokan rumah di Bogor dan tingkat penjualannya pun juga terbilang tinggi.

Mengutip data riset Leads Property Service Indonesia (Leads Property), hingga akhir September 2024, kawasan Bogor memiliki pasokan rumah tapak sekitar 34.200 unit.

Jumlah itu setara dengan 19 persen dari total pasokan rumah tapak di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) yang mencapai 180 ribu unit.

Bogor merupakan pemasok ketiga terbesar di Jabodetabek, posisi pertama pasokan rumah tapak ditempati oleh Tangerang, Banten yang menyumbang 46 persen.

Namun, Bogor menjadi kawasan kedua terbesar dari sisi tingkat penjualan, yakni sebesar 94 persen. Posisi Bogor berbarengan dengan Bekasi yang juga sama-sama mencatat prosentase penjualan sebesar 94 persen.

“Penjualan rumah masih didukung dengan adanya PPN DTP oleh pemerintah hingga Desember 2024,” kata Head of Research & Consultancy Services PT Leads Property Services Indonesia Martin Hutapea.

Sementara VP Business Development Linktown, Handoyo Lim, menjelaskan, Bogor merupakan kota yang menarik di Jabodetabek untuk tempat tinggal.

“Selain sebagai tempat tinggal, Bogor juga sebagai tempat liburan. Sehingga kawasan ini juga menjadi tempat yang penuh berkah luar biasa bagi para orang yang tinggal di Bogor. Selain itu berbagai fasilitas mulai dari rumah sakit, pusat belanja dan lainnya juga telah berkembang dan lengkap,” jelas dia.

Selain itu, menurutnya, akses transportasi dari Jakarta ke Bogor sangat bagus. Karena itu, soal jarak tidak lagi menjadi masalah karena selain ada jalan tol, Bogor juga dilengkapi dengan kereta commuterline.

“Saya juga ingatkan keuntungan lain adalah kualitas udara di Bogor yang masih bagus, karena kualitas udaranya sejuk dan pemandangannya bagus,” kata Handoyo.

 

 


Kata Pengembang

PT Kesuma Agung Selaras (KAS Group), pengembang perumahan Graha Laras Sentul,

Sementara itu, PT Kesuma Agung Selaras (KAS Group), pengembang perumahan Graha Laras Sentul, berharap momentum akhir tahun ini bisa dimanfaatkan masyarakat untuk membeli rumah.

Terlebih, masyarakat masih bisa memanfaatkan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) yang berlaku hingga akhir Desember 2024.

megincar penjualan memberikan kado akhir tahun bagi para pencari rumah (home seekers). Pengembang tersebut mengungkapkan saat ini tersedia 55 unit rumah siap huni (ready stock) di Graha Laras Sentul.

“Semua unit mengusung konsep ramah lingkungan dan merupakan rumah tapak dua lantai dengan berbagai tipe,” kata I Wayan Madik Kesuma, Direktur Utama PT KAS Group.

Terkait kebijakan bebas PPN ini, pengembang ini juga memberikan banyak kemudahan lain kepada para konsumennya jelang penutupan tahun ini.

 

Wayan menambahkan, kawasan Bogor di mana lokasi Graha Laras Sentul dikembangkan menjadi semakin potensial seiring banyaknya pengembang menengah besar yang masuk ke kawasan tersebut.

“Kami lihat ada potensi pasar yan besar di kawasan ini, yang terlihat dari pemain-pemain besar properti yang masuk ke kawasan sini,” jelas dia yang meyakini unit ready stock akan terjual habis sebelum pergantian tahun.

Potensi pasar juga terindikasi dari tren harga rumah di Graha Laras Sentul. Wayan memberi contoh untuk Tipe Munich yang saat diluncurkan pada 2020 harganya Rp1,25 miliar, saat ini menjadi Rp1,8 miliar. "Begitu juga tipe lainnya di Graha Laras Sentul,” tegas Wayan.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya