Dari Korupsi hingga Darurat Militer, Ini 5 Kontroversi Presiden Yoon Suk Yeol

Kondisi politik Korea Selatan saat ini mengalami ketegangan yang signifikan.

oleh Septika Shidqiyyah diperbarui 04 Des 2024, 10:15 WIB
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol. (KIM HONG-JI / POOL / AFP)

Liputan6.com, Jakarta Pada 3 Desember 2024, Presiden Yoon Suk Yeol mengumumkan darurat militer di Korea Selatan dengan alasan adanya pengaruh anti-negara dalam oposisi politik. Langkah ini memicu protes dan kekhawatiran tentang kemunduran demokrasi di negara tersebut. Ini bukan kali pertama presiden Yoon Suk Yeol memicu kontroversi di negeri Ginseng tersebut.

Presiden Yoon Suk Yeol menghadapi berbagai kontroversi yang menyebabkan ketidakpuasan masyarakat Korea Selatan yang meluas selama masa jabatannya.

Dari tuduhan korupsi hingga kebijakan yang tidak populer, berikut ini LIputan6.com rangkum dari berbagai sumber isu-isu utama yang memengaruhi citra dan kredibilitas Yoon Suk Yeol sebagai pemimpin Korea Selatan.


1. Skandal Korupsi dan Moral

Presiden Yoon Suk Yeol dituduh terlibat dalam skandal korupsi yang menghubungkannya dengan sejumlah tokoh bisnis berpengaruh. Tuduhan ini mencakup hubungan tidak pantas yang menimbulkan keraguan terhadap integritas moralnya sebagai seorang presiden. Hal ini memicu reaksi negatif dari masyarakat yang berharap pada transparansi dan kejujuran dari pemimpin negara.


2. Kebijakan Domestik yang Kontroversial

Sejak awal masa jabatannya, Yoon menerapkan kebijakan ekonomi yang dianggap berpihak pada kelompok elite, seperti penghapusan pajak bagi orang kaya. Selain itu, penanganannya terhadap isu-isu sosial, seperti fenomena "resesi seks" (penurunan tingkat kelahiran dan hubungan rumah tangga di Korea Selatan), dianggap tidak memadai dan gagal memberikan solusi yang komprehensif. Kebijakan-kebijakan ini memunculkan kritik tajam dari kelompok oposisi dan masyarakat umum.


3. Pendekatan Konfrontatif terhadap Korea Utara

Hubungan antar-Korea di bawah kepemimpinan Yoon semakin memburuk akibat pendekatan yang cenderung konfrontatif. Sikap keras Yoon terhadap Korea Utara, termasuk respons terhadap provokasi militer, meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea. Kekhawatiran masyarakat meningkat akan potensi konflik yang dapat mengguncang stabilitas kawasan.


4. Kontroversi yang Melibatkan Ibu Negara

Istri Presiden Yoon, Kim Keon-hee, juga menjadi sumber kontroversi, terutama terkait dugaan korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan. Hal ini menambah beban politik bagi Yoon, karena publik merasa bahwa anggota keluarganya tidak memberikan teladan yang baik dan turut mencoreng citra kepresidenan.


5. Deklarasi Darurat Militer

Pada 3 Desember 2024, Yoon Suk Yeol mengejutkan publik dengan mengumumkan darurat militer atas dasar adanya pengaruh "anti-negara" di kalangan oposisi. Langkah ini menuai protes luas dari masyarakat dan oposisi, yang menganggapnya sebagai ancaman terhadap demokrasi.

Beberapa jam setelah pengumuman tersebut, Majelis Nasional membatalkan keputusan ini, memaksa Yoon mencabut status darurat militer pada hari berikutnya. Insiden ini semakin merusak citranya di mata publik dan memperkuat tuduhan bahwa pemerintahannya anti-demokrasi.

 


Kesimpulan

Popularitas Presiden Yoon Suk Yeol terus menurun di tengah berbagai kontroversi yang melibatkan dirinya dan lingkaran terdekatnya. Banyak pihak menilai bahwa kebijakan dan tindakan Yoon tidak hanya gagal mengatasi tantangan domestik dan internasional, tetapi juga memperburuk kondisi politik di Korea Selatan. Petisi yang menyerukan pemakzulan presiden menjadi bukti ketidakpuasan masyarakat terhadap kepemimpinannya.

Dengan situasi yang semakin memanas, masa depan politik Yoon Suk Yeol sebagai presiden Korea Selatan tampaknya menghadapi tantangan besar.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya