Liputan6.com, Jakarta - Viral di sosial media peristiwa kertas suara yang sudah tercoblos di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 028 Pinang Ranti, Jakarta Timur. Diduga, surat suara itu tercoblos secara tidak sah oleh Ketua KPPS setempat terhadap pasangan calon nomor urut 3, Pramono-Rano.
Saat ditanya terkait hal itu, Anggota Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia (Bawaslu RI) Lolly Suhenty mengaku hal tersebut masih dalam proses. Dia pun tidak mau menyampaikan temuan sementara karena menghindari adanya intervensi investigasi.
Advertisement
“Kalau sedang berproses, kami tentu nggak bisa menyampaikan karena tidak boleh sebuah proses itu kemudian dipengaruhi oleh situasi yang lain,” kata Lolly kata Lolly kepada awak media di Kepulauan Bintan, Rabu (4/12/2024).
Namun Lolly memastikan, Bawaslu akan bekerja profesional. Pihaknya bakal menindaklanjuti jika terbukti ada pelanggaran.
“Dalam konteks ini tentu Bawaslu akan sesuai dengan norma, sesuai dengan aturan,” jelas dia.
Dikonfirmasi terpisah, Komisioner KPU Jakarta Astri Megatari mengatakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jakarta Timur memberhentikan Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) TPS 028 Pinang Ranti, Makasar, Jakarta Timur.
Dia membenarkan, pemberhentian dilakukan sebagai buntut dugaan temuan surat suara tercoblos untuk pasangan calon gubernur-calon wakil gubernur nomor urut 3.
"Yang diberhentikan adalah ketua KPPS," ujar Komisioner KPU Jakarta Astri Megatari saat dikonfirmasi, Minggu (1/12/2024).
Astri membantah informasi, Ketua Bawaslu juga ikut dipecat imbas kasus tersebut. "Tidak benar (ketua Bawaslu Jakarta ikut dipecat)," Astri menandasi.
TPS Pinang Ranti
Viral di sosial media peristiwa kertas suara yang sudah tercoblos di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 028 Pinang Ranti, Jakarta Timur. Warga pun merasa tercoreng nama baiknya atas ulah oknum penyelenggara Pilkada Jakarta itu.
TPS 028 Pinang Ranti sendiri terletak di sebuah tempat bertuliskan Sanggar Oplet Robet. Bangunan bercat hijau itu berada di sekitaran tempat penampungan sampah warga.
Meski begitu, lingkungan TPS 028 tidak terlihat kumuh. Masyarakat setempat menjaga dengan serius kondisi kampungnya, termasuk urusan Kamtibmas.
Gedung tempat TPS 028 Pinang Ranti nyatanya biasa digunakan untuk berbagai acara warga, mulai dari hajatan, pernikahan, atau sekedar kumpul bermasyarakat.
Tokoh masyarakat setempat, Tarigan mengaku tidak mengetahui kalau peristiwa yang terjadi di TPS 028 Pinang Ranti itu viral di sosial media. Beberapa warga yang ditemui turut mengkonfirmasi, bahwa peristiwa itu tidak sepenuhnya didengar, dan malah mengira terjadi di TPS lainnya.
"Intinya warga di sini semua baik, semua jujur. Saya tahu betul warga di sini semuanya. Mereka itu bukan orang yang bisa diajak melakukan coblos-coblos seperti itu. Nggak mungkin itu terjadi," tutur Tarigan saat berbincang dengan Liputan6.com di kediamannya, Jalan Nirbaya Raya, Pinang Ranti, Jakarta Timur, Selasa (3/12/2024).
Menurut Tarigan, peristiwa apapun yang terjadi di kampungnya pasti akan heboh. Sementara soal surat suara tercoblos duluan, dia pun tidak percaya hal itu bisa terjadi.
"Orang di sini baik-baik. Itu memang penyelenggara pemungutan suara kan dari luar. Di sini itu bisa dibilang paling ketat, handphone saja saat pencoblosan tidak boleh masuk. Tidak boleh bawa tas. Di sini polos-polos, lihat saja itu sibuk urus sampahan," jelas dia.
Advertisement
Rugikan Nama Baik Masyarakat
Tarigan pun emosi dengan adanya ulah petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang mencoblos surat suara di TPS 028 Pinang Ranti. Hal itu tentu saja merugikan nama baik masyarakat yang dikenal baik selama ini.
"Petugas-petugas itu pada main merugikan masyarakat. Di sini petugas jaga sudah sangat ketat. Polisi, ABRI (TNI), semua siaga, nggak main-main. Ini mungkin lingkungan Vegas, tapi untuk urusan Pemilu dari Pilpres kemarin pun nggak ada begitu (kecurangan)," ungkapnya.
Infografis
Advertisement