Libur Nataru di Gunungkidul, Polisi Siapkan Rekayasa Lalu Lintas

Jelang libur Natal dan Tahun Baru 2024, Kabupaten Gunungkidul diprediksi akan mengalami peningkatan signifikan dalam arus wisatawan. Dimana akan terjadi lonjakan volume kendaraan akan meningkat mulai tanggal 23 Desember hingga 2 Januari.

oleh Hendro diperbarui 06 Des 2024, 22:00 WIB
Kasat Lantas Bersama jajaran menyiapkanstrategi untuk pengamanan khsusunya jalan jelang Libur Nataru 2024

Liputan6.com, Gunungkidul - Menjelang libur Natal dan Tahun Baru 2024, Kabupaten Gunungkidul diprediksi akan mengalami peningkatan signifikan dalam arus wisatawan. Hal ini tidak terlepas dari popularitas destinasi wisata alam di wilayah ini, seperti Pantai Indrayanti, Pantai Baron, Pantai Sundak, Goa Pindul, hingga Gunung Api Purba Nglanggeran.

Kasat Lantas Polres Gunungkidul, AKP Kevin Ibrahim, menyampaikan bahwa libur panjang akhir tahun menjadi momen favorit bagi wisatawan untuk berlibur bersama keluarga dan teman. “Kami memprediksi volume kendaraan akan meningkat mulai tanggal 23 Desember hingga 2 Januari, dengan puncaknya pada Natal dan malam Tahun Baru,” ujar AKP Kevin.

Lebih lanjut Kevin menjelaskan bahwa akses utama menuju Gunungkidul, seperti Jalan Wonosari-Yogyakarta, kemungkinan besar akan mengalami lonjakan arus kendaraan. Selain itu, jalur menuju destinasi pantai dan wisata alam diperkirakan akan padat, terutama di waktu puncak. “Potensi kemacetan sangat tinggi di jalur utama dan jalan sempit menuju lokasi wisata. Selain itu, keterbatasan lahan parkir menjadi tantangan lain yang harus kami antisipasi,” tambahnya.

Selain kemacetan, AKP Kevin juga menyoroti pentingnya keselamatan lalu lintas. “Dengan tingginya volume kendaraan, risiko kecelakaan juga meningkat. Oleh karena itu, kami mengimbau pengguna jalan untuk selalu berhati-hati dan mematuhi rambu-rambu lalu lintas,” ujarnya.

Guna mengatasi tantangan tersebut, Polres Gunungkidul telah menyiapkan sejumlah strategi pengelolaan lalu lintas. “Kami akan menerapkan rekayasa lalu lintas seperti sistem one-way di jalur tertentu dan menempatkan personel di titik rawan macet. Selain itu, kami juga bekerja sama dengan Dinas Perhubungan untuk menyediakan area parkir tambahan dan mengarahkan wisatawan melalui jalur alternatif. Koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk komunitas setempat, juga menjadi fokus utama. “Sinergi antara polisi, pemerintah daerah, dan masyarakat lokal sangat penting untuk memastikan kelancaran arus lalu lintas,” tegasnya.

Selain tantangan, lonjakan wisatawan juga membawa dampak positif bagi perekonomian lokal. “Lonjakan ini akan memberikan keuntungan bagi pelaku usaha lokal, seperti penginapan, restoran, hingga pedagang," pungkas Kevin.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya