Liputan6.com, Jakarta Aksi Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan, Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah mengatai penjual es teh gob**k akhirnya sampai ke telinga para petinggi Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, Cholil Nafis, menyampaikan pernyataan sikap lewat akun Twitter maupun Instagram terverifikasi. Ia sampai istighfar mendengar kata gob**k keluar dari mulut seorang yang dilabeli pemuka agama.
Advertisement
“Ya meskipun sambil ketawa mungkin bercanda, ucapan itu tak baik dikatakan apalagi di depan publik oleh penceramah dan pejabat publik,” Cholil Nafis menulis pada 3 Desember 2024.
Menurutnya, seorang pemuka agama harus memiliki karakter matang sehingga tak perlu mengeluarkan kata-kata tidak penting dalam berdakwah. Insiden kata gob**k ala Gus Miftah harus jadi pembelajaran berbagai pihak.
Penceramah Rangkap Jabatan
Apalagi, Gus Miftah kini bukan hanya pemuka agama dan pesohor di Instagram. Ia dipercaya Presiden Prabowo Subianto sebagai Utusan Khusus Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan. Perilaku dan perkataannya menjadi sorotan publik.
“Perlu kematangan diri sang penceramah dlm menanggapi sesuatu sehingga tdk kontra produktif. Orang2 berharap kpd penceramah apalagi merangkap penjabat utk mendapat keteladanan. Itu tukang jual sdg berkasab mencari rezeki yg halal sesuai kemampuannya,” cuitnya.
Advertisement
Jangan Ditiru Ya Dek, Astaghfirullah
“Yang seperti itu jangan ditiru ya Dek. Astaghfirullah,” Cholil Nafis mengakhiri. Ia menyampaikan respons ini seraya mengunggah cuitan di akun Twitter berisi peringatan bahwa penjual es teh pun layak dihormati.
Mengingat, berdagang adalah pekerjaan halal. Pedagang mencari nafkah untuk menghidupi diri sendiri dan keluarga. Di sinilah pentingnya belajar adab atau etika agar mulut tak mudah merendahkan orang lain.
Kasab yang Halal
Dalam pernyataannya, Cholil Nafis menggarisbawahi tiap orang mencari rezeki dengan kapasitas masing-masing. Tak perlu menganggap pekerjaan orang lain hina apalagi menganggap (maaf) bodoh.
“Orang jualan teh itu sedang mencari rezeki dengan kasab yang halal. Tentu sesuai dg kapasitas masing2 orang mencari rezeki. Yg (ngustaz) kaya’ begitu jangan ditiru ya Dek. Goblok2-in orang jualan itu tanda tak belajar etika. Apalagi di depan umum saat pengajian. Astaghfirullah,” tutupnya.
Advertisement