Berdesakan, Pengungsi Palestina di Gaza Antre Demi Sekantong Tepung

Badan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mencatat lebih dari dua juta warga Palestina di Gaza. Jutaan pengungsi Palestina di Gaza kini menghadapi risiko kematian akibat kelaparan dan kehausan. Kondisi ini sangat memprihatinkan, terutama bagi anak-anak yang berpotensi mengalami akibat fatal imbas kurangnya kebutuhan dasar untuk bertahan hidup. Saat ini, akses bantuan kemanusiaan yang aman dan terjamin sangat dibutuhkan oleh warga Gaza.

oleh Helmi Fithriansyah diperbarui 04 Des 2024, 15:15 WIB
Berdesakan, Pengungsi Palestina di Gaza Antre Demi Sekantong Tepung
Badan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mencatat lebih dari dua juta warga Palestina di Gaza. Jutaan pengungsi Palestina di Gaza kini menghadapi risiko kematian akibat kelaparan dan kehausan. Kondisi ini sangat memprihatinkan, terutama bagi anak-anak yang berpotensi mengalami akibat fatal imbas kurangnya kebutuhan dasar untuk bertahan hidup. Saat ini, akses bantuan kemanusiaan yang aman dan terjamin sangat dibutuhkan oleh warga Gaza.
Warga Palestina menunggu giliran untuk menerima sekarung tepung bahan pangan di pusat distribusi di kota Khan Yunis, Jalur Gaza selatan, pada 3 Desember 2024. (BASHAR TALEB/AFP)
Badan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mencatat lebih dari dua juta warga Palestina di Gaza. (BASHAR TALEB/AFP)
Jutaan pengungsi Palestina di Gaza kini menghadapi risiko kematian akibat kelaparan dan kehausan. (BASHAR TALEB/AFP)
Kondisi ini sangat memprihatinkan, terutama bagi anak-anak yang berpotensi mengalami akibat fatal imbas kurangnya kebutuhan dasar untuk bertahan hidup. (BASHAR TALEB/AFP)
Krisis pangan di Gaza terjadi akibat pasokan yang terdampak invasi militer Israel. (BASHAR TALEB/AFP)
Saat ini, akses bantuan kemanusiaan yang aman dan terjamin sangat dibutuhkan oleh warga Gaza. (BASHAR TALEB/AFP)
Beragam krisis yang saat ini terjadi di Gaza mengancam kehidupan jutaan orang, terutama untuk wanita dan anak-anak. (BASHAR TALEB/AFP)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya