Liputan6.com, Yogyakarta - Sebuah penemuan mendalam oleh tim peneliti mengungkapkan detail baru tentang kematian Plato melalui teknologi analisis canggih pada gulungan papirus kuno. Penelitian tersebut berhasil membaca fragmen teks yang sebelumnya dianggap tidak terbaca, memberikan wawasan unik tentang momen-momen terakhir kehidupan filsuf besar tersebut.
Mengutip berbagai sumber, para ilmuwan dari Universitas of Pisa di Italia berhasil membaca isi gulungan papirus yang hangus akibat letusan Gunung Vesuvius hampir 2.000 tahun lalu. Gulungan papirus yang ditemukan di Herculaneum, kota Romawi kuno yang tertimbun letusan Gunung Vesuvius. Peristiwa ini mengandung informasi rinci tentang kehidupan Plato hingga akhir hayatnya.
Teknologi inframerah dan algoritma AI memungkinkan para peneliti untuk menggabungkan dan membaca fragmen-fragmen teks yang rusak. Teknologi ini menghasilkan temuan yang memberikan perspektif baru tentang salah satu pemikir paling berpengaruh dalam sejarah filsafat.
Baca Juga
Advertisement
Dokumen bersejarah tersebut mengungkapkan bahwa Plato wafat pada usia 81 tahun di dekat Akademinya (Platonic Acadeemy), dalam suasana yang dikelilingi musik seruling dari seorang budak wanita asal Thracia. Bahkan dalam kondisi sekarat, catatan tersebut menunjukkan bahwa Plato masih memperlihatkan ketelitiannya dengan menegur musikus muda tersebut karena ketidakakuratan ritme musiknya.
Teknologi AI yang digunakan dalam penelitian ini, seperti algoritma Itacha dari Deep Mind, telah meningkatkan kemampuan penelusuran dan rekonstruksi teks kuno dari sebelumnya yang hanya 25% menjadi 72% akurasi. Metode ini membuka kemungkinan baru dalam mengeksplorasi dan memahami dokumen sejarah yang sebelumnya dianggap tidak dapat diselamatkan.
Penemuan ini tidak hanya memberikan gambaran mendalam tentang momen terakhir Plato, tetapi juga menunjukkan potensi luar biasa teknologi dalam membongkar misteri sejarah. Kemampuan AI untuk menganalisis dan merekonstruksi fragmen-fragmen kuno memberikan para peneliti alat baru untuk memahami peradaban masa lalu dengan cara yang sebelumnya tidak terbayangkan.
Penulis: Ade Yofi Faidzun