Liputan6.com, Jakarta Negara tetangga Indonesia, Australia mencatat pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat dari perkiraan pada kuartal ketiga 2024. Perlambatan ekonomi ini terjadi karena biaya pinjaman yang tinggi dan lonjakan inflasi yang terus membebani ekonomi Australia.
Melansir CNBC International, Rabu (4/12/2024) Australia mencatat pertumbuhan produk domestik bruto riil sebesar 0,3% pada kuartal III 2024, menurut Biro Statistik Australia.
Advertisement
Capaian ini sedikit lebih besar dibandingkan dengan 0,2% pada kuartal sebelumnya. Namun, angka tersebut meleset dari perkiraan jajak pendapat Reuters sebesar 0,4%.
Pada basis tahunan, perekonomian Australia tumbuh 0,8%, juga meleset dari perkiraan pertumbuhan sebesar 1,1%.
"Kami memperkirakan pertumbuhan PDB akan perlahan meningkat pada kuartal mendatang," kata Sean Langcake, kepala perkiraan ekonomi makro di Oxford Economics, dalam sebuah catatan.
“Meskipun peningkatan konsumsi akan menguntungkan, pemulihan apa pun kemungkinan tidak terlalu besar," tambah Langcake.
Sudah Melambat 2 Tahun Terakhir
Dilaporkan, perekonomian Australia mengalami tren perlambatan selama dua tahun terakhir, karena Bank Sentral Australia memulai pengetatan kebijakan yang mengakibatkan kenaikan suku bunga sebesar 425 basis poin sejak Mei 2022.
Kebijakan Bank Sentral AS
RBA mempertahankan suku bunga acuannya pada level tertinggi dalam 13 tahun sebesar 4,35% sejak akhir tahun lalu.
Gubernur RBA Michele Bullock mengatakan pekan lalu bahwa inflasi inti Australia masih tterlalu tinggi untuk mempertimbangkan pemotongan suku bunga dalam waktu dekat.
Ia menegaskan kembali bahwa kebijakan moneter akan tetap ketat sampai bank sentral “yakin” inflasi berada pada jalur yang tepat untuk mendekati titik tengah kisaran target, yaitu 2,5%.
Advertisement