180 Ribu Penumpang Bakal Padati Bandara Soetta Setiap Hari pada Libur Natal dan Tahun Baru 2025

Peningkatan jumlah pergerakan penumpang di Bandara Soekarno Hatta disumbang dari peak season libur Natal dan Tahun Baru 2025. Selain itu juga karena adanya penurunan tiket penumpang pesawat.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 04 Des 2024, 18:30 WIB
Pada masa angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025, Bandara Internasional Soekarno Hatta diprediksi bakal dipenuhi oleh lebih dari 175 ribu pergerakan penumpang perharinya.

Liputan6.com, Jakarta - Pada masa angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025, Bandara Internasional Soekarno Hatta diprediksi bakal dipenuhi oleh lebih dari 175 ribu pergerakan penumpang per hari. Jumlah tersebut bertambah dari periode sebelumnya lantaran turunnya harga tiket pesawat selama Nataru ini, Rabu (4/11/2024).

"Seperti di Cengkareng (Bandara Soekarno Hatta), rata-rata mobilisasinya 150 ribu, nanti kita proyeksikan 170 sampai 180 ribu perharinya,"ujar Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi, saat ditemui awak media, di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta.

Peningkatan jumlah pergerakan penumpang ini disumbang dari peak season libur Natal dan Tahun Baru 2025, juga karena adanya penurunan tiket penumpang pesawat. Bila ditotal potongan harganya sekitar Rp 75 ribu per penumpang.

"Penurunan tiket ini berlaku mulai 1 Desember 2024, untuk keberangkatan tanggal 19 Desember 2024 hingga 3 Januari 2025,"ujar Faik Fahmi.

Seperti diketahui sebelumnya, PT Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airports, menetapkan penurunan tarif jasa kebandarudaraan. Penurunan tarif ini berlaku bagi penumpang pesawat dan maskapai penerbangan, sehingga memberikan dampak langsung dalam penurunan harga tiket pesawat.

 

Hal ini sejalan dengan Surat Menteri Perhubungan Nomor PR.303/1/20/MHB/2024 perihal Pengenaan Potongan Harga Tarif Jasa Kebandarudaraan. 

"Penurunan tarif bagi penumpang pesawat berupa potongan harga tarif sebesar 50 persen atas Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) atau juga dikenal dengan Passenger Service Charge (PSC),"ungkap Faik Fahmi.

Dan ini berlaku untuk penerbangan domestik dan juga penerbangan ekstra yang diajukan oleh masing-masing maskapai selama periode Nataru.


Jelang Nataru, Bandara Soetta Latihan Prosedur Kedaruratan

Pemandangan pesawat Garuda Indonesia yang bisa dilihat dari bourding lounge Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Senin (24/04). Terminal ini mampu 25 juta calon penumpang per tahun. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Sebelumnya, Bandara Soekarno-Hatta (CGK) menggelar Airport Emergency Exercise (AEE) 2024, kegiatan latihan penanggulangan keadaan darurat yang menjadi bagian dari upaya memastikan kesiapan prosedur dalam dokumen Airport Emergency Plan (AEP), Kamis (28/11/2024).

Kegiatan ini dilakukan untuk mengevaluasi kemampuan seluruh pemangku kepentingan dalam menghadapi skenario keadaan darurat di lingkungan Bandara Soekarno Hatta.

Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini bertujuan untuk melatih pola koordinasi antarunit, baik internal maupun eksternal, serta memastikan pelaksanaan prosedur operasional standar (SOP) berjalan sesuai rencana. Selain itu, evaluasi terhadap dokumen AEP diharapkan dapat mengidentifikasi peluang perbaikan dan penyesuaian guna meningkatkan kesiapan operasional di masa mendatang.  

"Dalam pelaksanaanya, latihan ini menitikberatkan pada komando, koordinasi, dan komunikasi yang efektif, baik di tingkat taktis melalui Mobile Command Post (MCP) maupun strategis melalui Emergency Operation Center (EOC),"ujar Dwi Ananda Wicaksana, General Manager Bandara Soekarno-Hatta.

Lalu, Bandara Soekarno-Hatta menggandeng berbagai pihak, seperti BNPB, Polres Bandara Soetta, TNI, JATSC, OTBAN, BMKG, KKP, Imigrasi Soetta, Pertamina, maskapai penerbangan, dan instansi terkait lainnya, untuk memastikan sinergi dalam menangani keadaan darurat.  

Dalam simulasi kali ini, sebuah pesawat Airbus A330-300 milik maskapai SUPER PREMIUM Air dengan rute Hongkong (HKG) menuju Jakarta (CGK) mengalami kerusakan sistem hidrolik atau dikenal hydraulic failure - main landing gear, saat mendekati fase pendaratan. Pilot memutuskan untuk tetap mendarat di Runway 2 (07L). 

Namun, kerusakan tersebut berdampak pada sistem pengereman yang tidak berfungsi, menyebabkan roda terkunci dan memicu kebakaran akibat gesekan dengan landasan. Pesawat akhirnya berhenti di posisi GRID B8, memblokir landasan pacu. 


Sarana Evaluasi

Petugas Aircraft Rescue and Fire Fighting atau ARFF, langsung bergerak cepat untuk memadamkan api dan mengevakuasi penumpang dengan dukungan unit-unit terkait yang bekerja sesuai prosedur.  

"Latihan ini bertujuan untuk menguji pola koordinasi, prosedur, dan dokumen AEP yang kami miliki. Selain memastikan setiap unit dapat menjalankan perannya dengan baik, latihan ini juga menjadi sarana evaluasi guna meningkatkan efektivitas dalam menghadapi situasi serupa di masa depan,"kata Dwi.

Selain itu, dia juga menekankan pentingnya sinergi antarunit di lingkungan bandara. Sebab, sebagai bandara dengan banyak pemangku kepentingan, koordinasi eksternal adalah tantangan tersendiri. 

"Latihan ini membantu memastikan komunikasi dan kolaborasi antarlembaga berjalan tanpa tumpang tindih, sehingga menghasilkan kinerja yang lebih baik dalam penanganan keadaan darurat,"katanya.

Bandara Soekarno-Hatta terus berkomitmen untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan operasionalnya. Dengan persiapan yang matang dan evaluasi berkelanjutan, bandara siap menghadapi berbagai tantangan, termasuk periode padat seperti Angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025 yang akan segera tiba.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya