Tak Hanya Penjual Es Teh, Gus Miftah Pernah Hina Pemuda Pembawa Kopi Untuknya

Gus Miftah mengulurkan tangannya menyalami pemuda pembawa kopi untuknya. Namun Miftah melemparkan celetukan menggerutu terhadap pemuda itu.

oleh Henry diperbarui 05 Des 2024, 16:18 WIB
Tak Hanya Penjual Es The, Gus Miftah Pernah Hina Pemuda Pembawa Kopi Untuknya.  foto: Twitter (X) @mazzini_gsp

Liputan6.com, Jakarta - Usai meminta maaf terhadap penjual es teh yang ia hina ketika ceramah, hujatan terhadap pendakwah Miftah Maulana alias Gus Miftah belum kunjung reda. Sebaliknya, berbagai video lama Gus Miftah yang dinilai menghina orang lain justru semakin banyak tersebar.

Salah satunya adalah video Gus Miftah menyamakan seorang pemuda diduga pedagang kopi dengan najis. Penghinaan itu didiga dilontarkan di acara yang sama dalam pengajian di Magelang, Jawa Tengah.

Potongan videonya dibagikan oleh akun X @mazzini_gsp, yang diambil dari akun YouTube Mas Fadhil Channel.  Dalam acara yang sama di Magelang, Gus Miftah menerima suguhan kopi. Seorang pemuda datang menyajikan kopi untuknya di atas panggung.

"Makasih ya kang," kata Miftah menerima kopinya dalam cuitan pada 2 Desember 2024.. Pemuda itu ternyata ingin bersalaman pula dengannya. Miftah pun mengulurkan tangannya menyalami pemuda pembawa kopi tersebut. Namun, mulutnya tak henti berucap. Ia melemparkan celetukan menggerutu terhadap pemuda itu.

"Halah salaman barang. Aku golekke pasir nggo adus ping 7 bar disalami cah rajelas iku mau. (Makasih, pakai salaman segala. Aku dicarikan pasir dong, buat mandi 7 kali karena habis diajak salaman bocah nggak jelas itu)," kata Miftah diiringi gelak tawa orang-orang di sekitar dan para jemaah.

Potongan video ini lantas membuat Miftah dinilai merendahkan seorang manusia. Pasalnya dalam Islam, membasuh diri dengan pasir sebanyak tujuh kali merupakan cara bersuci dari najis berat atau najis mughalladhah. Sementara itu, najis tersebut didapat ketika bersentuhan dengan anjing, babi dan keturunannya.

Melansir kanal Hot Liputanb6.com, 30 Mei 2020, najis ini merupakan najis yang berat, maka untuk cara membersihkan diri dari najis ini perlu menggunakan bilasan air sebanyak tujuh kali. Hal ini dilakukan dengan salah satunya membersihkannya dengan menggunakan tanah agar najis tersebut benar-benar hilang. Ini sesuai dengan hadis yang berbunyi:

 

 


Isi Ceramah Gus Miftah

Gus Miftah (https://www.instagram.com/p/CckWOD7AT_D/)

"Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 'Sucinya bejana salah seorang di antara kalian ketika anjing menjilat dalam bejana tersebut, hendaklah mencucinya sebanyak tujuh kali dan yang pertama dengan menggunakan tanah'." (HR. Muslim).

Unggahan itu pun kembali ramai kecaman dari warganet. Sampai berita ini ditulis video tersebut sudah dilihat lebih dari 1,6 juta kali dan mendapatkan lebih dari 800 komentar.

"Ampun, ternyata lebih parah apa yg disampaikan waktu itu, gak hanya ke penjual Es. Ceramah model apa ini, gak ada isinya. Guyon tp sesuai porsinya," keluh seorang warganet.

"Oke Gondrong, sekarang lanjut minta maaf ke mas pembawa kopi yg minta salaman dengan kau, lalu setelah itu kau minta tanah untuk cuci tanganmu 7 X karena habis bersalaman dengan dia. Menyamakan manusia dengan najis besar tuh letak lucunya di mana coba?" komentar warganet lain.

"Gue udah tonton full walaupun sambil nahan muntah, isi “ceramah” si Gondrong: 10% materi cara memilih pemimpin 30% sholawatan 60% becanda cabul & merendahkan orang,” kata pemilik akun @mazzini_gsp.

"Setelah itu, silakan minta maaf ke pemilik nama Miftah sedunia. Karena gara-gara dia, banyak pemilik nama Miftah yang dimaki-maki orang secara ngawur,” tulis yang lain.

"Nunggu kabar dipecat & diboikot rame2.," ujar warganet lainnya.

 


Jabatan Utusan Khusus Presiden Jadi Sorotan

Potret Gus Miftah Temui Sonhaji Penjual Es Teh (Sumber: Instagram/magelang_raya)

Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah menjadi sorotan publik buntut pernyataannya yang dinilai mengolok-olok pedagang es teh. Banyak pihak yang meminta jabatannya dicopot.

Terkait hal itu, Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad angkat bicara soal desakan pencopotan Gus Miftah.  Dia menegaskan, itu sebenarnya bukan ranah DPR maupun partai politik tapi lebih ke ranah pemerintah pusat.

"Bahwa kemudian sebagai utusan khusus Presiden, tentunya dalam hal ini yang bisa memberikan jawaban itu adalah pemerintah. Karena jabatan tersebut adalah jabatan setara setingkat menteri," kata Dasco di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (5/12/2024), mengutip kanal News Liputan6.com.

Dia pun kembali menegaskan, bukan kewenangannya memberikan sanksi kepada Gus Miftah."Jadi, kalau mau nanya ke saya, apakah ada sanksi, enggak ada sanksi, itu saya enggak bisa jawab. Karena bukan kewenangan dari saya," ungkap Dasco.

Namun, sebagai wakil Ketua DPR ia memastikan pihaknya telah menyampaikan aspirasi masyarakat kepada pemerintah. Dan meminta Gus Miftah instropeksi diri."Kita DPR juga melihat aspirasi masyarakat juga sudah meminta kepada pemerintah, tidak hanya kepada Gus Miftah, tapi juga mengimbau untuk melakukan introspeksi, evaluasi-evaluasi terhadap kinerja masing-masing pembantu presiden maupun utusan khusus presiden," pungkas Dasco.


Teguran dari Presiden Prabowo

Rincian gaji dan tunangan Gus Miftah sebagai Utusan Khusus Presiden (credit: https://www.instagram.com/zitaanjani/).

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi memastikan, Presiden Prabowo Subianto sudah mengetahui tindakan dari utusan khususnya tersebut. Prabowo pun langsung menegur Gus Miftah melalui pesan yang disampaikan Sekretaris Kabinet (Seskab) Mayor Teddy Indra Wijaya.

"Presiden Prabowo sudah memberi teguran kepada yang bersangkutan melalui Sekretaris Kabinet untuk segera meminta maaf kepada Bapak Sunhaji yang mungkin saja dan sangat mungkin terluka perasaannya karena kejadian kemarin," ujar Hasan melalui siaran video diterima, Rabu, 4 Desember 2024. Hasan menegaskan, sikap Presiden Prabowo adalah sangat hormat terhadap rakyat, siapa pun dia dan apa pun profesinya.

"Prabowo Subianto sangat menghormati dan menjunjung tinggi adab terhadap siapa pun, terhadap rakyat kecil, terhadap pedagang kaki lima, terhadap nelayan, terhadap petani, terhadap siapa pun. Semua orang yang bekerja keras, mereka memeras keringat mencari rezeki yang halal untuk kebutuhan keluarga mereka," ucapnya.

Hasan pun memastikan, Presiden Prabowo terus bekerja setiap hari untuk meringankan beban rakyat Indonesia, termasuk mereka kelompok kecil agar memiliki kehidupan yang lebih baik.

 

Infografis Kenaikan Jumlah Pengguna Media Sosial di Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya