Syarat Target Pertumbuhan Ekonomi 8% Prabowo Tercapai, Ini Salah Satunya

Target pertumbuhan 8% yang dicanangkan pemerintahan Prabowo Subianto harus ditopang ketahanan energi, dan salah satu kunci ketahanan energi adalah pengangkutan energi yang andal dan efisien.

oleh Septian Deny diperbarui 05 Des 2024, 16:40 WIB
Deretan gedung perkantoran di Jakarta, Senin (27/7/2020). Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta mengalami penurunan sekitar 5,6 persen akibat wabah Covid-19. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Target pertumbuhan ekonomi 8% yang dicanangkan pemerintahan Prabowo Subianto harus ditopang ketahanan energi, dan salah satu kunci ketahanan energi adalah pengangkutan energi yang andal dan efisien.

Pengamat ekonomi energi FEB Universitas Padjadjaran, Bandung, Yayan Satyakti menilai peran kunci pengangkutan energi telah dijalankan dengan baik oleh Pertamina International Shipping (PIS) yang mengangkut Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquified Petroleum Gas (LPG) ke seluruh Indonesia melalui jalur laut.

“Mengingat kondisi negara kita sebagai negara kepulauan, keandalan pengangkutan energi akan menstabilkan ketersediaan energi dalam negeri, khususnya BBM dan LPG. Di sini peran penting PIS sebagai ‘pembuluh darah’ penyalur energi,” ujar Yayan.

Yayan menambahkan, kestabilan pasokan BBM dan LPG sangat penting untuk menggerakkan roda perekonomian lokal, baik sektor-sektor industri manufaktur, transportasi, UMKM, maupun ekonomi rumah tangga. Stabilnya sektor industri hingga rumah tangga akan memicu akselerasi pertumbuhan ekonomi.

“Dari data aliran input dan output ekonomi yang diterbitkan BPS, bisa kita simulasikan, bahwa untuk mengejar pertumbuhan 8% pada 2026 dengan skenario Net Zero Emission 2060, maka Indonesia membutuhkan investasi 2,7 kali lipat dari 2016 sebagai patokan. Jika kita turunkan ke sektor energi, maka untuk mencapai target 8% pada 2026, kita membutuhkan tambahan pembangkit gas 1,82 kali, tambahan geotermal 1,25 kali, dan pembangkit diesel 0,5 kali lipat dari 2016. Target ini, membutuhkan penyangga yang kuat berupa logistik energi yang andal dan efisien, seperti yang telah dijalankan PIS selama ini,” tambah Yayan.

 


Dukungan Sistem Logistik

PT Pertamina International Shipping (PIS) terus memperkuat ketahanan energi nasional, untuk memastikan kelancaran distribusi dan pasokan bahan bakar minyak (BBM) ke penjuru negeri. Sebagai urat nadi virtual energi Indonesia, PIS kembali memperkuat armadanya dengan kehadiran PIS Rokan dan PIS Natuna. (Dok. PIS)

PIS, sebagai bagian dari Pertamina, memiliki peran penting dalam mendukung sistem logistik energi nasional. Setiap tahunnya, PIS mengelola lebih dari 20 ribu call/voyage untuk kebutuhan energi dalam negeri. Yayan menilai, PIS adalah kunci dalam menjawab tantangan geografis Indonesia.

“Sebagai pemain utama dalam logistik energi, PIS harus mampu mengantisipasi peningkatan kebutuhan energi hingga dua kali lipat pada 2030, terutama untuk mendukung pertumbuhan ekonomi 8%. Kapabilitas ini akan menjadi tulang punggung dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Yayan mengungkapkan bahwa pembangunan infrastruktur logistik yang merata mulai dari wilayah barat, tengah, hingga timur Indonesia akan meningkatkan efisiensi distribusi energi dan memperkuat ketahanan energi nasional.

“Energi adalah penggerak roda perekonomian. Jika logistik energi tidak berjalan lancar, maka dampaknya dapat berlipat ganda ke sektor ekonomi yang lain. Dengan memperkuat buffer stock, meningkatkan efisiensi logistik energi, dan membangun infrastruktur yang memadai, Indonesia dapat memastikan terwujudnya kestabilan pasokan energi untuk seluruh wilayah Indonesia. Ketahanan energi yang solid ini akan menjadi kunci tercapainya target pertumbuhan ekonomi,” tutup Yayan.


Indonesia Bakal Catat Pertumbuhan Ekonomi 5,1% pada 2025

Kendati perekonomian Indonesia relatif masih resilien, Menkeu tetap menyampaikan bahwa pemerintah tetap mewaspadai adanya turbulensi global yang terjadi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Permata Bank memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh sebesar 5,15% pada 2025. Proyeksi itu diungkapkan Permata melalui Bank Permata Institute for Economic Research (PIER) dalam laporan 2025 Economic Outlook yang diluncurkan pada Selasa, 3 Desember 2024.

"Dari sisi pertumbuhan ekonomi, PDB (Indonesia) di Tahun 2025 diperkirakan mencapai 5,15%. (Angka ini) masih di kisaran 5,1%-5,2%," ujar Chief Economist Permata Bank, Josua Pardede dalam konferensi pers di St Regis Jakarta, Selasa (3/12/2024).

PIER juga memproyeksikan, konsumsi rumah tangga Indonesia akan mencapai kisaran 5% dari tahun ini, pergerakan investasi berkisar di 5%.

Hal itu didukung oleh momentum pemilihan umum (pemilu) dan Pilkada di Indonesia yang sudah berakhir, yang mendorong kepercayaan diri investor untuk bergerak. "Karena post-election, tentunya optimisme dari investor juga akan rebound dan diharapkan akan pulih," papar Josua.

Namun, dengan adanya kebijakan pajak baru, yaitu tarif cukai hingga PPN 12%, PIER memperkirakan ada potensi kenaikan inflasi.

"Jadi kami perkirakan tahun ini inflasi masih berkisar 2%, atau mungkin di bawahnya. Tetapi tahun depan akan berkisar di 3%," tutur Josua

Dari sisi fiskal, pihaknya juga melihat yang menjadi PR Pemerintah adalah dalam hal skala prioritas. "Karena banyaknya program prioritas, terutama dalam efisiensi belanja pemerintah. Meskipun tahun depan kita melihat ada potensi pelebaran defisit fiskal, namun masih tetap di bawah 3% terhadap PDB," bebernya.

Sementara terkait Rupiah, dengan masih adanya potensi Penurunan suku bunga The Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS) dan Bank Indonesia, PIER melihat terdapat ruang penguatan dari nilai tukar Rupiah.

"Nilai tukar Rupiah secara rata-rata tahun ini diperkirakan berdiri di Rp.15.865 dan tahun depan Rp.15.627,” ungkap Josua.


Perusahaan AS Beri Dampak Ekonomi USD 130 Miliar ke Ekonomi Indonesia

Pernyataan tersebut menanggapi pandangan fraksi terhadap asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen hingga 5,7 persen dalam Kebijakan Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) RAPBN Tahun 2024. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, investasi perusahaan-perusahaan swasta Amerika Serikat (AS) telah menghasilkan dampak ekonomi senilai USD 130 miliar atau setara Rp 2 kuadriliun, selama tahun 2014 dan 2023.

Dampak ini berasal dari investasi langsung perusahaan AS dengan total USD 67 miliar atau Rp 1 kuadriliun. Hal itu diungkapkan dalam laporan yang diterbitkan hari ini oleh Kamar Dagang Amerika di Indonesia (AmCham Indonesia), bermitra dengan EY Indonesia.

Laporan berjudul "Investasi AS: Mitra Inovasi bagi Indonesia" itu disusun dengan pendanaan dari Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID), dilaksanakan oleh PT Ernst & Young Indonesia serta telah dilakukan peer review oleh Sampoerna University.

Temuan ini diluncurkan pada momentum pertemuan tingkat tinggi Investasi AS-Indonesia, yang mempertemukan para menteri Indonesia dan pemimpin bisnis dari AS untuk membahas bidang-bidang penting termasuk pengembangan energi terbarukan, transformasi digital, dan sektor kesehatan saat Indonesia melakukan transisi sejalan dengan prioritas baru Presiden Prabowo Subianto yaitu digitalisasi dan ketahanan energi.

"Pertemuan ini dan peluncuran 'Laporan Investasi AS-Indonesia 2024,' menyoroti peran signifikan investasi Amerika dalam perekonomian Indonesia," kata Duta Besar AS, Kamala Shirin Lakhdhir dalam keterangan resmi di Jakarta, dikutip Rabu (27/11/2024).

"Laporan ini menunjukkan dampak positif terhadap ekonomi sebesar 130 miliar dolar yang berasal dari investasi AS dan menekankan hubungan kuat antara investasi berkualitas tinggi dari sektor swasta AS dengan pertumbuhan berkelanjutan ekonomi Indonesia," lanjutnya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya