Taktik Bursa Genjot Emiten Penuhi Aspek ESG

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan, Bursa mendorong perusahaan-perusahaan yang tercatat dalam penerapan ESG.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 05 Des 2024, 19:00 WIB
Bursa Efek Indonesia (BEI) berupaya menekan perusahaan tercatat agar senantiasa memenuhi prinsip Environmental (Lingkungan), Social (Sosial), dan Governance (Tata Kelola) atau ESG.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) berupaya menekan perusahaan tercatat agar senantiasa memenuhi prinsip Environmental (Lingkungan), Social (Sosial), dan Governance (Tata Kelola) atau ESG.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan, Bursa mendorong perusahaan-perusahaan yang tercatat dalam penerapan ESG dengan menyediakan regulasi dan panduan, mengacu dan mengadopsi standar yang berlaku secara internasional.

Kemudian yang kedua, Nyoman mengatakan tugas utama BEI untuk memantau dan menegakkan regulasi terhadap perusahaan-perusahaan tercatat. Termasuk bagi perusahaan-perusahaan tercatat yang tidak patuh utamanya dalam penerapan ESG.

"Yang sudah kami lakukan saat ini adalah, yang pertama, kami memberlakukan unit monitoring. Bukan hanya itu, kami melakukan pengungkapan di website kami. Jadi, ini yang kami sebut social pressure untuk memberikan sanksi sosial," kata Nyoman dalam IGCN Responsible Business Forum 2024, Kamis (5/11/2024).

Menurut Nyoman, tekanan sosial itu akan berdampak pada reputasi. Bukan hanya sanksi atau tekanan sosial, Nyoman mengatakan Bursa juga tak segan memberikan apresiasi bagi emiten yang telah menerapkan ESG.

"Kami tidak hanya memberikan sanksi, kami juga memberikan penghargaan bagi perusahaan tercatat atau emiten yang menerapkan ESG. Ini bagian dari dorongan kami," kaya Nyoman.

Nyoman menambahkan, Bursa saat ini bergerak maju untuk mengadopsi standar pelaporan keuangan internasional. Berdasarkan informasi yang diumumkan oleh Institute of Indonesia Chartered Accountants (Ikatan Akuntan Indonesia/IAI), adopsi akan terus berlanjut secara penuh mulai Januari 2027.

"Ini adalah bagian dari gerakan kita untuk menciptakan apa yang kita sebut pelaporan integratif," lanjut Nyoman.

 


Pertimbangkan Aspek Keberlanjutan

Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Perusahaan, terutama yang terdaftar di pasar modal, kini berada di bawah pengawasan ketat dari para investor. Mereka tidak hanya diminta menyediakan laporan keuangan tetapi juga informasi keberlanjutan yang relevan dengan kondisi dan kinerja perusahaan.

Tren global menunjukkan bahwa investor domestik dan asing, terutama institusi, semakin mempertimbangkan aspek keberlanjutan dalam pengambilan keputusan investasi mereka. Hal tersebut antara lain menjadi faktor pendorong Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) meluncurkan Peta Jalan Standar Pengungkapan Keberlanjutan (SPK) sebagai langkah awal sebelum penyusunan laporan dan penerapan SPK.

Peta Jalan SPK ini akan menjadi arah dan panduan strategis dalam menjalankan komitmen untuk menyusun dan menerapkan SPK yang merujuk pada standar keberlanjutan yang diterbitkan International Sustainability Standard Board (ISSB).

 


BEI Bakal Luncurkan IDX-ESG Disclosure Guidance Kuartal I 2025

Karyawan mengamati pergerakan harga saham di MNC Sekuritas, Jakarta, Selasa (19/11/2024). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana menerbitkan IDX-ESG Disclosure Guidance. IDX ESG Disclosure Guidance adalah panduan untuk membantu perusahaan tercatat dalam mengungkapkan informasi terkait Environmental, Social, and Governance (ESG) secara transparan dan terstruktur.

Kepala Divisi Pengembangan Bisnis 2 BEI, Ignatius Denny Wicaksono, CFA menjelaskan, rencana penerbitan IDX ESG Disclosure Guidance adalah untuk membantu perusahaan tercatat dalam perjalanan keberlanjutan mereka. Panduan ini akan diluncurkan bersama dengan implementasi platform pelaporan metrik ESG pada tahun 2024.

"BEI berencana meluncurkan ESG Metric Platform pada awal kuartal I tahun 2025 untuk penyampaian laporan keberlanjutan tahun buku 2024 oleh perusahaan-perusahaan tercatat," kata Denny, Rabu (20/11/2024).

Tujuan dari panduan ini adalah untuk membantu perusahaan dalam beberapa aspek. Antara lain memahami konsep ESG, melaporkan emisi Gas Rumah Kaca (GHG), memahami masing-masing metrik ESG, dan menyelesaikan pelaporan metrik ESG melalui platform pelaporan IDX.

"Jadi untuk penghitungan 2024, berakhirnya di April 2025. Semoga antara Januari-April, sebelum itu kita sudah terapkan (IDX ESG Disclosure Guidance) yang baru," imbuh Denny.

Pada tahun yang akan datang, BEI berencana menyelenggarakan kelanjutan program IDX Net Zero Incubator bagi perusahaan tercatat, yang akan meliputi topik terkait Setting Net Zero Target & Trajectory serta penyusunan roadmap dan strategi dekarbonisasi perusahaan tercatat. Program ini juga akan diperluas dengan mengikutsertakan perusahaan-perusahaan tercatat lainnya yang belum memperoleh kesempatan untuk mengikuti pelatihan pada 2024.


Kinerja Penurunan Emisi

Adapun untuk tahun ini, program IDX Net Zero Incubator diselenggarakan sejak 1 Agustus 2024 (Modul 1) sampai dengan 6 November 2024 (modul 5) yang diikuti oleh 117 perusahaan tercatat.

Pelatihan diselenggarakan secara offline dan online, yang terdiri dari 8 kali pertemuan dengan total waktu pelatihan selama 27 jam.

Diharapkan setelah mengikuti rangkaian pelatihan ini, perusahaan tercatat dapat mengaplikasikannya dalam penyusunan pelaporan aspek-aspek ESG perusahaan, khususnya dalam penyampaian kinerja penurunan emisi, secara transparan dan akurat pada Laporan Keberlanjutan oleh perusahaan tercatat.

Ke depannya, diharapkan juga semakin banyak perusahaan yang peduli terhadap perubahan iklim dan dapat memulai perjalanan dekarbonisasi guna berkontribusi terhadap pengurangan efek emisi gas rumah kaca secara keseluruhan.

 

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya