Liputan6.com, Lampung - Sepanjang tahun 2024, empat gajah ditemukan mati di kawasan Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Lampung Timur, Lampung. Kasus kematian ini melibatkan tiga gajah liar dan satu gajah binaan dari Pusat Latihan Gajah (PLG).
Humas Balai TNWK, Sukatmoko mengatakan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan, kematian empat gajah itu disebabkan oleh berbagai penyakit.
Advertisement
"Tiga gajah yang ditemukan mati merupakan gajah liar. Sementara, satu gajah bernama Rubado merupakan gajah jinak. Sudah ada hasil pemeriksaan laboratorium dari Balai Veteriner Bandar Lampung," kata Sukat, Jumat (6/12/2024).
Berikut ini detail setiap gajah yang ditemukan mati di TNWK :
1. Gajah Bunga
Gajah betina bernama Bunga, penghuni Pusat Latihan Gajah, mati pada 29 Agustus 2024. Berdasarkan pemeriksaan laboratorium patologi BVET Bandar Lampung, Bunga didiagnosis mengalami suspect hepatitis dan fibroma (tumor jaringan ikat).
Secara makroskopis, ditemukan penumpukan cairan di perut, yang mengindikasikan gangguan pada hati (pra-hepatik, hepatik, atau post-hepatik). Organ hati Bunga menunjukkan adanya pigmen empedu dalam sitoplasma hepatosit.
2. Gajah Liar di Resort Susukan Baru
Seekor gajah liar ditemukan mati pada 31 Agustus 2024 di Resort Susukan Baru, Seksi PTN Wilayah I Way Kanan.
Jenis kelamin tidak dapat diidentifikasi karena kondisi tubuh yang sudah membusuk selama 2–3 minggu. Berdasarkan struktur gigi dan kerangka, diperkirakan gajah berusia 10–15 tahun. Karena jaringan tubuh rusak parah, penyebab kematian tidak bisa diidentifikasi.
3. Gajah Liar di Resort Toto Projo
Seekor gajah betina liar ditemukan mati pada 6 Oktober 2024 di Resort Toto Projo, Seksi PTN Wilayah II Bungur.
Hasil pemeriksaan histopatologi menunjukkan autolisis (kerusakan jaringan akibat enzim internal) hampir di seluruh organ. Organ yang terdampak meliputi liver, lambung, jantung, usus halus, paru-paru, dan limpa. Meski demikian, ditemukan proliferasi jaringan ikat pada limpa dan infiltrasi sel radang pada paru-paru.
4. Anak Gajah Jantan Rubado
Anak gajah jantan bernama Rubado ditemukan mati pada 1 Desember 2024 di Elephant Response Unit (ERU) Braja Harjosari.
Hasil nekropsi menunjukkan beberapa temuan:
Pendarahan di anus dan kemerahan pada konjungtiva. Krepitasi pada paru-paru, disertai warna kehitaman. Cairan kemerahan pada abdomen. Dugaan kematian akibat shock hipovolemik akibat kecacingan (Paramphistomum dan Hookworm). Usia kematian diperkirakan 3–5 jam sebelum ditemukan.