Garuda Indonesia Mau Tambah 20 Pesawat, Memang Punya Duit?

Direktur Utama Garuda Indonesia mengatakan, pembiayaan untuk menambah pesawat akan dibahas lebih lanjut dengan Kementerian BUMN dan Kementerian Perhubungan.

oleh Arief Rahman H diperbarui 06 Des 2024, 18:30 WIB
Ilustrasi pesawat Garuda Indonesia (Foto: PT Garuda Indonesia Tbk/GIAA)

Liputan6.com, Jakarta - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk akan menambah 20 pesawat di 2025. Lantas, darimana sumber dana penambahan armada pesawat tersebut mengingat saat ini kemampuan keuangan Garuda tengah menghadapi tekanan yang besar.

Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani mengatakan, Garuda sedang gencar bertemu para produsen pesawat seperti Boeing dan Airbus. Di sisi lain, dia juga menjajaki para penyedia jasa sewa pesawat.

"Jadi saya sampaikan, mungkin juga bisa melihat sibuknya saya enggak dengan beberapa dari vendor, dari Airbus, dari Boeing, dari beberapa lessor," kata Wamildan dalam Konferensi Pers di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (6/12/2024).

Langkah tersebut membuka peluang kepada para penyedia armada tadi untuk mendukung rencana penambahan pesawat Garuda Indonesia. Kendati begitu, dia belum mau mengungkapkan berapa nilai investasi untuk penambahan pesawat tadi.

"Artinya kita membuka luas-luasnya komunikasi bahkan dengan beberapa airline besar untuk menambah pesawat tadi," ucap dia.

"Tentunya kalau kita bicara angka masih sangat jauh sekali. Masih sangat jauh sekali. Berapa nanti satu pesawatnya itu, itu masih sangat jauh sekali. Sehingga untuk pertanyaan berapa dana yang dibutuhkan, itu masih sangat jauh," sambungnya.

Wamildan mengatakan, pembiayaan untuk menambah pesawat itu akan dibahas lebih lanjut dengan Kementerian BUMN dan Kementerian Perhubungan.

"Tapi nanti kalau sudah ada angkanya akan kita sampaikan. Sumber dananya tentunya akan kita komunikasikan nanti dengan Kementerian BUMN, dengan Kementerian Perhubungan, akan kita komunikasi lebih lanjut," tutur dia.

Dia menegaskan, pembiayaan itu tidak selalu bersumber dari penyertaan modal negara (PMN). Namun, ada sebagian yang memang menggunakan kas perusahaan.

"Tetapi kita juga punya operational cash. Nah jadi ada gambaran ya, bukan semuanya kita akan minta gitu. Tentunya akan kita kolaborasikan, kita koordinasikan dengan seluruh Kementerian terkait," pungkas Wamildan.

 

 

2 Armada Datang Tahun Ini

Pesawat Garuda terparkir di landasan pacu Terminal 3, Bandara Soekarno Hatta, Banten, Rabu (17/11/2021). Maskapai Garuda Indonesia akan menutup 97 rute penerbangannya secara bertahap hingga 2022 mendatang bersamaan dengan proses restrukturisasi yang tengah dilakukan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani mengungkap rencana penambahan armada pesawat pada 2025. Rencana itu didahului dengan 2 unit armada yang tiba akhir tahun ini.

Dia mengatakan, penambahan pesawat diperlukan untuk menunjang operasional maskapai pelat merah tersebut kedepannya. Bahkan, sudah ada satu unit pesawat yang sudah masuk hanggar maskapai.

"Kita memang perlu untuk penambahan jumlah pesawat dan kami sampaikan kabar gembira bahwa di Garuda Indonesia nanti satu pesawat sudah datang, saat ini sedang dalam proses painting dan juga refurbishment interior pesawat," ujar Wamildan di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (6/12/2024).

Rencananya, akan ada satu unit pesawat lagi yang tiba pada akhir Desember 2024 ini. Berikutnya, 2 unit pesawat dijadwalkan tiba pada Januari 2025.

"Kemudian direncanakan nanti di akhir bulan ini juga datang satu pesawat lagi dan dua pesawat nanti di Januari," kata dia.

 


20 Unit Tahun Depan

Peluncuran pesawat kolaborasi Garuda Indonesia x Pocari Sweat di hanggar GMF, Tangerang. (dok. Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Wamildan mengatakan, pada 2025 nanti Garuda Indonesia akan menambah pesawat lagi sebanyak 15-20 unit.

"Ya itu yang sudah pasti dan kemudian sudah ada tanggal delivery date-nya dan target kami nanti di tahun 2025 kita akan menambah pesawat lagi, 15-20 pesawat lagi," ucapnya.

"Tentunya ini membutuhkan kerjasama, komunikasi dan koordinasi dengan kementerian-kementerian terkait," imbuh Wamildan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya